TSK-38

60.3K 3.9K 363
                                    

Vote duluuuuuu (kalo mau triple up kalian baca syarat dibawah nanti)

Selamat membaca

Keheningan itu tak berlangsung lama.
Aliran darah dari kepala pemimpin Obsidian Cartel membanjiri lantai, memicu amukan dari anak buahnya. Satu per satu, mereka bergerak maju dengan tatapan penuh kebencian dan dendam. Mata mereka merah, dipenuhi emosi yang meledak-ledak. Di tengah kegaduhan, Liona dan Arion saling memberi isyarat, bersiap menghadapi serangan yang datang dari berbagai arah.

Liona bergerak dengan kecepatan dan kelincahan seperti seorang penari di atas panggung berbahaya, menghindari setiap serangan yang diarahkan padanya dengan cekatan. Baginya, pertarungan ini adalah permainan yang telah lama dinantikannya. Setiap pukulan dan tendangan yang dilayangkannya tepat mengenai sasaran, menjatuhkan musuh-musuhnya satu per satu.

Arion, di sisi lain, menunjukkan gerakan yang sangat terlatih, memadukan teknik bertarung yang mematikan dengan ketepatan yang tak tertandingi. Dia sesekali melirik ke arah Liona, memastikan gadis itu tetap aman di tengah kekacauan ini.

Di tengah hiruk-pikuk pertempuran, seorang pria dari Obsidian Cartel berteriak ke arah Liona, "Kau pikir kau bisa melawan kami semua sendirian, Liona? Kau hanya seorang pengkhianat yang tidak tahu tempatnya!"

Liona berhenti sejenak, memutar tubuhnya dengan lincah dan menatap pria itu dengan dingin. "Pengkhianat?" tanyanya dengan nada mengejek. "Pengkhianat adalah mereka yang tunduk pada tirani dan mengkhianati prinsip mereka sendiri demi kekuasaan. Aku tidak akan pernah tunduk pada kalian."

Pria itu mendengus, marah. "Kau akan membayar untuk apa yang telah kau lakukan. Kami akan memastikan kau menyesal."

Liona mengangkat alisnya, seringai sinis menghiasi wajahnya. "Menyesal? Kalian bahkan tidak tahu apa arti penyesalan. Aku tidak menyesali apapun. Jika ada yang harus menyesal, itu adalah kalian yang memilih untuk mengabdi pada sesuatu yang tidak berharga."

Sebelum pria itu sempat merespon, Liona bergerak cepat, menghindari serangan dari belakang dan melancarkan tendangan keras yang menghantam pria tersebut, membuatnya terlempar ke belakang.

Sementara itu, Arion menghadapi tiga pria sekaligus, bergerak dengan kecepatan dan ketepatan yang memukau. Dia memblokir serangan dari kiri, melompat ke samping untuk menghindari serangan lainnya, dan kemudian menghantamkan tinjunya ke dagu musuh di depannya, menjatuhkannya dengan satu pukulan.

Seorang pria lain dari Obsidian Cartel berteriak ke arah Arion, "Mengapa kau mengkhianati kami, Arion? Kau adalah salah satu dari kami!"

Arion tidak menjawab langsung, dia menghindari serangan lain dan menangkap lengan musuh, memutarnya ke belakang dengan cepat hingga terdengar suara tulang yang patah. "Aku tidak pernah menjadi bagian dari kalian," katanya dengan tenang, melemparkan pria itu ke tanah. "Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk menghentikan kebodohan ini."

***

Di sudut lain ruangan, seorang wanita anggota Obsidian Cartel menatap Liona dengan mata penuh kebencian. "Kau pikir kau bisa pergi begitu saja setelah membunuh pemimpin kami?"

Liona mengangkat bahu dengan acuh tak acuh. "Kenapa tidak? Kalau pemimpin kalian bahkan tidak bisa melindungi dirinya sendiri, bagaimana dia bisa melindungi kalian semua? Ini adalah seleksi alami, dan kalian jelas ada di sisi yang salah."

Wanita itu berteriak marah dan menyerang dengan ganas, tapi Liona dengan mudah menghindar dan menjatuhkannya dengan pukulan keras ke perut.

Arion bergabung kembali dengan Liona, keduanya berdiri berdampingan, punggung ke punggung, bersiap menghadapi gelombang musuh berikutnya yang mendekat.

TRANSMIGRASI SANG KETUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang