TSK-27

70.5K 3.9K 73
                                    

Vote duluuuuuu

Malam semakin larut. Acaranya pun semakin ramai dengan beberapa teman Alden yang baru saja sampai beberapa waktu yang lalu.

Liona duduk didekat Alden yang bermain kartu dengan teman-temannya yang lain. Gadis itu bersandar dikepala sofa dengan nafas panjang yang terdengar. Dia menatap langit-langit rumah dengan mata sayu. Dia mengantuk.

"Bang, ini kapan selesainya?" tanya Liona tanpa menatap Alden.

"Mungkin subuh, mengantuk ya? kamu naik aja ke kamar tidur."

"Mana bisa tidur..." gumam Liona pelan dan tidak ada yang mendengarnya.

"Eh kita main truth and dare gimana?" ucap Dani dengan nada girangnya.

"Siapa takut?" sahut Alden.

"Gimana Liona?"

Lho? Kok nanya gue.. rasa ngantuk Liona seketika lenyap mendengar itu.

"Gimana dek? mau ikut nggak?" Alden menatap Liona. Wajahnya berharap penuh.

"Ok."

"Guys! Mendekat!" seorang perempuan memanggil teman-temannya untuk mendekat kearah meja yang dikelilingi oleh mereka. Walau beberapa dari mereka ada yang tidak ikut bermain. Arion contohnya.

"Jadi gini, aturan permainannya itu jika ujung botol ini nunjuk kalian, kalian harus pilih antara truth dan dare. Kalian harus pilih salah satunya, dan kalau kalian pilih truth artinya kalian harus jawab pertanyaan yang di lontarkan si penanya, sebaliknya kalau kalian milih dare kalian harus melakukan tantangan yang diberikan pemain lain." jelas Dani hingga semua temannya mengangguk, kecuali Liona. Gadis itu benar-benar bosan.

"Kalian paham?"

"Paham!"

"Gue putar botolnya ya!" Dani mulai memutar botol alkohol kosong.

Ujung botol berhenti kemudian menunjuk Dani sandiri membuat beberapa dari mereka tertawa. Dani sendiri tampak kecewa.

"Truth or Dare?" tanya Alden.

"Truth!" kata Dani dengan lantang.

"Cowok kok milih truth? lemah!" sahut Fajar. "Oke! denger, lo punya crush disini nggak?"

Dani tampak terkejut. "Harus banget gue jawab?"

"Harus lah!"

"Adaa,"

Mereka tampak bersorak membuat wajah Dani memerah. Fajar kemudian bertanya. "Siapa?"

"Heh, bertanya cuma satu kali ya!" jawab Dani sinis.

"Oke, tunggu aja lo nanti kalau botol ini nunjuk lo lagi." kata Fajar kembali memutar botol itu.

Permainan 'truth or dare' berjalan dengan penuh canda tawa. Beberapa dari mereka sudah menjalani tantangan-tantangan aneh dan lucu yang membuat suasana semakin hangat meski di luar hujan masih mengguyur deras.

Ketika giliran Liona tiba, semua mata tertuju padanya. Mereka menunggu dengan antusias saat dia akhirnya memilih "dare."

Sejenak suasana menjadi hening, seolah semua orang menahan napas, menunggu tantangan apa yang akan diberikan padanya.

Dani, yang sejak tadi memimpin permainan, tersenyum lebar dan menatap Liona dengan mata jahil. "Oke, Liona. Dare untuk lo... Cium seseorang di ruangan Ini kecuali kakak lo."

Suasana langsung riuh dengan sorakan dan tawa, beberapa teman Alden bahkan bertepuk tangan, menunggu reaksi Liona. Gadis itu tersenyum tipis, menahan perasaan campur aduk yang tiba-tiba menyeruak dalam dirinya. Matanya melirik sekeliling ruangan, melewati beberapa wajah yang menantikan apa yang akan dia lakukan.

TRANSMIGRASI SANG KETUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang