TSK-06

116K 6.2K 29
                                    

Di vote dulu ya?

Arion berbalik ketika mendengar langkah gadis yang ia jumpai tadi semakin menjauh. Lelaki itu menatapnya sayu.

"Alan," panggil Kevin yang baru saja datang.

Arion berbalik meliriknya sekilas. "Ya?"

Kevin mengangguk kemudian tersenyum. "Sorry, udah mau balik ya?"

Lelaki itu mengangguk. "Kenapa?"

"Boleh nebeng nggak bos?" Arion mengangguk menanggapi. "Yaudah, gue mau pamit dulu sama Alden."

Di waktu yang sama.

Sampai di gerbang rumah sakit, Liona melihat sebuah bangku kosong dan memutuskan untuk duduk sejenak. Ia menundukkan kepala, menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Suara langkah kaki yang mendekat membuatnya sedikit waspada, tetapi ia tidak bergerak.

"Liona," suara itu memanggilnya pelan.

Liona mengenali suara itu. Ia mengangkat kepala dan melihat Alden berdiri di depannya dengan wajah khawatir. Cowok itu menghampirinya dengan impus yang dibawa. Jalannya pun sedikit pincang.

"Kenapa sendirian?" tanya Alden lembut.

Liona meliriknya sekilas. "Gue cuma butuh waktu sendiri."

Alden duduk di sampingnya, berusaha menenangkan. "Lo nggak sendirian, Li. Kita semua di sini buat lo."

Liona tersenyum tipis—tapi bukan senyum penuh rasa terima kasih, melainkan senyum tajam penuh ironi. "Kalian? Dimana saat gue paling butuh?"

Alden terdiam, tetapi tidak menyerah. "Kita selalu ada, cuma lo yang nggak pernah lihat."

Mata Liona menyipit, menatap jauh ke depan. "Mungkin gue emang nggak butuh. Gue udah belajar bertahan sendiri, Bang."

Ada kebisuan antara mereka, sampai akhirnya Alden berbisik, "Lo nggak perlu bertahan sendiri lagi."

Liona menoleh, menatapnya tajam. "Gue nggak pernah butuh siapapun buat bantuin gue bertahan."

***

Setelah beberapa menit, Liona memutuskan untuk kembali ke dalam rumah sakit. "Gue siap kembali ke dalam, Bang."

Alden tersenyum dan mengangguk. "Oke. Kita hadapi ini sama-sama."

Mereka berdua berjalan kembali ke ruang rawat Alden. Saat mereka masuk, Elina yang sedang berbicara dengan Adera menghentikan pembicaraannya dan menatap Liona sejenak sebelum kembali berbicara.

Liona tidak memperhatikan reaksi dingin ibunya. Ia tahu ini tidak akan mudah, tetapi ia bertekad untuk mencoba. Alden menggenggam tangan Liona sebentar sebagai bentuk dukungan sebelum kembali duduk di tempat tidurnya.

Liona mengambil kursi dan duduk di samping Alden. Ia mencoba tersenyum dan bergabung dalam percakapan ringan dengan teman-teman Alden.

Arion kembali masuk ke ruangan bersama Kevin. Tatapannya langsung tertuju pada Liona. Ia berjalan mendekati tempat tidur Alden dan berdiri di dekatnya.

"Lo baik-baik aja?" tanya Arion dengan suara rendah, cukup untuk didengar Liona saja.

"Nggak baik." Liona terkekeh.

Adera meliriknya tidak suka. Namun wanita dengan wajah sinis itu tak terlalu menunjukkannya.

Liona menyadarinya. Ya, sejak datang, wanita itu memang menujukan pandangan tak sukanya kepada Liona seorang.

"Lo punya masalah apa sama gue?" tanya Liona blak-blakan.

Adera terkejut dengan reaksi itu. "Apaansih!"

TRANSMIGRASI SANG KETUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang