Vote dulu yaa!!
Liona merasa hawa dingin menjalari punggungnya saat Arion menatapnya. Walau rasa penasaran menggelitik, dia tahu harus berhati-hati dengan cowok di depannya ini. Tatapan mata Arion yang tajam membuatnya sadar bahwa dia bukanlah orang biasa.
Arka tampak menerima sebuah panggilan di ponselnya. Ekspresi wajahnya berubah serius seketika.
"Lio, gue mau ke kamar dulu, ada yang kelupaan. Arion, tunggu di sini aja dulu ya, gue panggil Alden dulu." kata Arka sebelum bergegas meninggalkan mereka berdua.
Liona duduk di sofa dekat Arion, mengamati cowok itu dengan tatapan serius. Arion membalas tatapannya dengan dingin, matanya tajam seperti elang, menilai setiap gerakan Liona.
"Gue nggak nyangka kita ketemu secepat ini," kata Arion dengan suara datar.
Liona tersenyum tipis. "Dunia memang kecil, ya?"
Arion tidak menjawab, hanya menatap Liona dengan intensitas yang membuat jantungnya berdebar. Tapi, bukannya mundur, Liona justru mendekat, menyadari bahwa ada sesuatu yang menarik dari sosok di depannya.
"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi di gedung tadi malam?" tanya Liona, nadanya penasaran.
Arion mengangkat satu alis. "Luar biasa, Liona. Nggak semua orang bisa bertahan setelah melihat apa yang lo lihat tadi malam."
Liona mengangkat bahu, senyumnya tetap terpasang. "Kayaknya gue bukan orang biasa. Gue penasaran, kira-kira apa yang dia perbuat sehingga lo kasar semalam."
Arion menyandarkan punggungnya ke sofa, matanya masih menatap tajam. "Ada banyak hal yang harus dipahami. Dunia ini penuh dengan kegelapan yang tidak akan pernah bisa dibayangkan."
Ya, itu benar Arion. Liona mendekat lebih dekat lagi, hingga jarak mereka hanya beberapa inci. "Kasih tau gue. Buat gue ngerti."
Arion menatap Liona, seolah menilai apakah gadis di depannya ini benar-benar serius. "Mengerti? Lo mau tahu apa yang memotivasi seseorang kayak gue?"
Liona mengangguk. "Ya, maybe.."
Arion menghela nafas. "Oke. Tapi ingat, setiap jawaban memiliki konsekuensinya sendiri."
Liona tidak mundur, dia malah semakin mendekat, matanya tidak pernah lepas dari Arion. "Ya, gue tau."
Arion terdiam sejenak, sebelum akhirnya berbicara dengan suara yang lebih rendah. "Dunia ini adalah tempat yang keras, Liona. Ada banyak hal yang orang tidak tahu, atau tidak mau tahu. Dan kadang, untuk bertahan, kita harus melakukan hal-hal yang tidak terbayangkan."
Liona mengangguk, merasa ada sesuatu yang besar di balik kata-kata Arion. "Seperti apa?"
Arion tertawa kecil, suara tawanya terdengar menakutkan namun juga memikat. "Seperti apa yang lo lihat semalam. Dan banyak lagi."
Liona merasakan jantungnya berdebar lebih kencang, namun bukan karena takut. "Gue mau tau lebih banyak."
Arion menatapnya dalam-dalam, sebelum akhirnya mengangguk. "Oke. Tapi lo harus siap."
Liona tersenyum. "Gue selalu siap."
Arion membalas senyumannya dengan tatapan yang tidak kalah intens. "Bagus. Karena ini baru permulaan, Hazel."
"Nggak juga." jawab Liona.
"Hm, sikap lo juga udah kayak biasa." balas Arion.
Arion bangkit dari duduknya, matanya masih terkunci pada Liona. "Ingat baik-baik perkataan gue, Liona. Jangan terlalu dekat sama api kalau lo nggak mau terbakar."
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI SANG KETUA
Fantasy❝Diam menjadi misterius, bergerak menjadi serius.❞ -Liona Hazel Elnara Peringkat Mengesankan: #1 in mafia [18 Agustus 2024] #1 in fantasi [21 Agustus 2024] #1 in misteri [27 Agustus 2024] #1 in thriller [27 Agustus 2024] #1 in teka-teki [28 Agustus...