TSK-18

95.5K 5.1K 69
                                    

VOTE DULUUU..

Keluarga besar Hendra dan Nina di gemparkan dengan video tidak senonoh Ilona dengan kakaknya Iwan. Video berdurasi 16 detik itu sukses menghancurkan keluarga harmonis mereka.

"BENAR-BENAR SIALAN, JALANG MURAHAN KAMU ILONA!" teriak Hendra menggila.

Ilona menangis tersedu-sedu sambil bersingkuh didepan Hendra. "Ayah maafin Ilonaa..." isak pilu tangisannya diabaikan begitu saja. Tidak ada yang peduli.

"CARI IWAN! AKAN KUBUNUH ANAK ITU!" perintah Hendra kepada anak buahnya.

"Baik tuan!"

"TIDAK! JANGAN BERTINDAK KAMU HENDRA!!" Nina berteriak emosi dengan pisau ditangannya, tampak stress.

"Tidak usah ikut campur kamu!! Pergi!" bentak Hendra.

"Mama tolong..." pilu Ilona menangis memegang tangan Nina. "Itu bukan Ilona, maa.."

Plaakk

"Tutup mulutmu sialan!!" Nina menamparnya.

"Maa?" Ilona menatap nanar Nina dengan tangan dipipinya yang kebas.

"Murahan! Tidak tau malu! Kenapa hah?!" Nina enggan menatap Ilona. "Iwan saudara kamu, dan kalian tega melanggar hukum alam? Tidak berguna!" Nina meninggalkanya.

"MAMA!!" panggil Ilona dengan tangisan luar bisa. Gadis itu merintih merasa sakit di sekujur tubuhnya gara-gara pukulan Hendra.

"DIAM! Kamu dididik untuk berguna Ilona, kenapa sekarang kamu malah seperti pelacur seperti ini?" Henda mengusap wajahnya kasar. "Apa tidak cukup kamu permalukan Ayah di sekolahmu? APA TIDAK CUKUP BAGI KAMU PERMALUKAN KELUARGA INI HAH?!!" bentaknya membuat Ilona bergetar takut.

"Ini pasti gara-gara Liona, Ayah!! Ayo cari dia dan kasi pelajaran yang setimpal!"

Plakk

"Dan kamu menyalahkan Liona? Dimana urat malumu Ilonaa..!! Ayah malu, kenapa kamu tidak sadar-sadar?!" Hendra meraih gelas berisi kopi panas kemudian melemparnya ke sisi Ilona.

Pranggg

"Akhhh, Ayah sakitt..." pilu Ilona merasakan betisnya terkena air panas.

"Setelah ini kamu akan ayah kirim ke asrama! Jangan kembali sebelum umurmu 30 tahun!" kata Hendra enggan menatap Ilona.

Ilona tertegun. "Ayah... kenapa..." tanyanya dengan suara bergetar.

"Tidak ada lagi tempatmu di luar Ilona, kebebasanmu pun sudah hangus gara-gara kelakuanmu sendiri." Henda menatap Ilona tajam. "Sekuat tenaga Ayah membela kamu didepan orang banyak dan ini balasan kamu?"

Ilona bersimpuh kembali dengan suara tangisan yang memilukan. "Ayah maaf, Ilona lakuin apa aja yang penting jangan kirim aku ke asrama... Aku mau sama Ayah, aku nggak mau ke asrama..." mohonnya.

"Kamu tidak akan sanggup menghadapi hukum sosial, Ilona. Jangan membantah dan kembali ke kamarmu, bereskan barang-barangmu. Malam ini Ayah antar." ucapnya tanpa bantahan. Hendra melangkah keluar kemudian menutup pintu dengan kasar.

Ilona duduk dengan kesu. "Gue gak akan tinggal diam, Liona. Tunggu balasannya." dia tersenyum miring dengan tangan menggenggam kuat.

***

Sementara disisi lain, Liona hanya duduk di pembatas trotoar dengan tatapan mata kosong memandang kendaraan yang berlalu lalang.

Kabar tentang Ilona yang akan dikirim ke asrama tidak membuatnya puas. Gadis itu menghela nafas panjang merasa lelah.

Tadi Liona melakukan lari santai dari rusun hendak ke supermarket tapi dia malah berhenti untuk beristirahat sejenak. Rencananya jam 10 malam baru dia pergi ke rumah keluarga Bundanya. Sekarang masih pukul 18.00.

TRANSMIGRASI SANG KETUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang