TSK-21

84.6K 4.1K 34
                                    

Vote dulu dooooongggg!!!

"Mau ke acara Selina juga?" tanya Arka menghampiri Liona ke kelas adiknya itu.

Liona menganggukkan kepala saja. "Di undang juga ya?"

"Iya dong, kebetulan gue deket sama abangnya."

Liona mengerutkan dahinya. "Selina punya saudara?"

Arka mengangguk. "Iya. Baru pindah seminggu yang lalu ke sini," jelasnya.

"Kok kenal?"

"Satu sekolah pas SMP," Liona mengangguk paham. "Jadi berangkatnya barengan?" lanjutnya.

"Nggak juga gapapa,"

"Nggak bisa, Lo harus sama gue."

"Kok gitu?"

"Kita kesana sama-sama." telak Arka.

Bisik-bisik teman sekelas kembali terdengar membuat Liona berdecak. Manusia disekitarnya memiliki tingkat keinginan tau yang tinggi. Hal itu membuatnya jengah.

Sekarang mereka ingin tau hubungannya dengan Arka. Mereka juga tengah menilainya sebagai gadis sana-sini mau.

"Cih.." Liona tersenyum miring. Dia punya rencana.

Gadis itu merangkul pinggang Arka erat kemudian memasang wajah manis. "Ayo ke kantin!"

Arka jelas kaget, namun dia tertawa. "Kok tiba-tiba?"

"Nggak mau nih?" tanya Liona dengan wajah cemberut. Dia melirik teman sekelasnya yang terperangah melihat kedekatan yang dia ciptakan dengan Arka.

"Mau dong!" Arka mengusap kepala adiknya. "Ayo, gue traktir deh!"

"Oke!" 

Keduanya berlalu keluar saling merangkul. Liona tertawa. Silahkan kembali bergosip ria.

"Eh kalian liat gak?"

"Liat lah anjir! Orang jelas gitu..."

"Potek hatiku..."

"Kalian sadar nggak sih si cupu itu makin berani? Dulu nggak gitu kan? Kayak makin diluar nalar aja sikapnya!"

"Nah! Gue bilang juga apa! Si cupu itu memang semakin berani sekarang!"

"Jadi cewek murahan dia!"

"Betul! Kemarin gue liat dia bareng Marvin tau nggak? Dia tiba-tiba dekat banyak cowok?"

"Dan sekarang dia bareng Arka! Ihh gue gak setuju!"

"Jual diri kali ya? Dia kan di usir tuh dari Keluarganya. Duit dari mana kan ya kecuali dia memang jual diri."

"Saudaraan sama Ilona, jiwa-jiwa l*nte emang udah melekat sama mereka!"

***

Pulang sekolah Liona berencana akan pulang bersama Arka. Namun tepat di gerbang sekolah Hendra menghadangnya. Gadis itu memasang wajah dingin saat menatap Ayahnya itu.

"Liona," panggilnya kemudian mendekat.

Liona mengangkat aslinya bertanya. "Kenapa?"

"Ikut Ayah dulu."

"Nggak." jawabnya santai. "Ada apa?"

Henda menatapnya tajam. "Setelah Ayah bertahun-tahun menampungmu di rumah, ini bayaran yang saya terima?"

Liona mengerutkan dahinya kemudian tersenyum miring. "Saya di tampung, bukan sewa. Bayaran apa yang harus saya bayar?" tanyanya.

"Tidak tau diri."

TRANSMIGRASI SANG KETUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang