TSK-41

59.3K 3K 88
                                    

Bagian-41: Surat dari Elina

Halo putri kesayangan bunda,

Ini Elina-bundamu yang tidak becus. Tidak apa-apa kamu memanggil bunda seperti itu, tapi satu hal yang perlu kamu tahu. Bunda sangat sayang kamu, lebih dari yang bisa kamu bayangkan. Bunda tahu selama ini bunda bukanlah sosok yang kamu harapkan, dan bunda mengerti kalau kamu merasa dikhianati dan ditinggalkan. Bunda ingin kamu tahu, ada banyak hal yang kamu belum mengerti, dan inilah saatnya bunda menceritakan semuanya.

Sejak kamu belum lahir, bunda sudah tahu tentang rencana kakekmu, Gibran. Dia ingin menyerahkan anak perempuan dari keluarga kita ke Obsidian Cartel, dan itu berarti kamu, Liona. Bunda tahu betapa berbahayanya organisasi itu, dan bunda tidak bisa membiarkan anak bunda diserahkan begitu saja. Ketika bunda tahu bahwa bunda sedang mengandung bayi perempuan, bunda merasa ketakutan yang luar biasa.

Bunda sempat berpikir untuk menggugurkanmu, sayang. Bunda tahu ini terdengar mengerikan, tapi pada saat itu, bunda merasa tidak punya pilihan lain. Bunda hanya ingin melindungi kamu dari nasib yang mengerikan, dari tangan kakekmu yang dingin dan tanpa belas kasihan. Tapi, Gibran tahu tentang niat bunda. Dia menghalangi bunda, mengancam dan menakut-nakuti bunda dengan segala macam cara.

Setelah itu, bunda merasa sangat putus asa, namun bunda tidak menyerah. Bunda tahu bunda harus menemukan cara lain untuk menjauhkan kamu dari Gibran. Itulah kenapa bunda memutuskan untuk membuat ayahmu, Hendra, menjauh dari keluarga ini. Bunda menjebaknya dengan Nina, sekretaris ayahmu, untuk membuat mereka tidur bersama. Bunda tahu jika hal ini terjadi, pernikahan bunda dengan ayahmu akan hancur, dan bunda bisa membuat alasan untuk menjauh darimu agar kamu bisa tinggal bersama ayahmu, jauh dari jangkauan Gibran.

Bunda tahu ini bukanlah rencana yang sempurna, dan bunda tahu bunda telah membuat banyak kesalahan. Tapi bunda melakukan semuanya demi melindungi kamu, Liona. Bunda pikir dengan kamu tinggal bersama ayahmu, kamu akan aman dan tidak akan terlibat dalam semua kekacauan ini. Sayangnya, Gibran tidak pernah melepaskan kamu, meskipun bunda sudah berusaha sekuat tenaga untuk menjauhkanmu darinya.

Bunda menyesal, sangat menyesal, sayang. Mungkin kamu tidak akan pernah bisa memaafkan bunda, dan bunda tidak akan menyalahkanmu untuk itu. Tapi satu hal yang harus kamu tahu: bunda selalu mencintaimu, Liona. Bunda akan melakukan apa pun untuk memastikan kamu aman, bahkan jika itu berarti bunda harus mengorbankan semuanya.

Bunda harap kamu bisa mengerti dan, suatu hari nanti, memaafkan bunda.

Selalu menyayangimu,
Elina.

***

Liona duduk membatu di dalam mobil, matanya terpaku pada kertas. Pesan dari ibunya, Elina, terasa begitu berat, menghantam jiwanya seperti ombak yang menghempaskan pasir pantai. Kata-kata dalam pesan itu berputar-putar di kepalanya, membuat pikirannya kosong dan tubuhnya terasa ringan, seperti melayang di antara kenyataan dan mimpi buruk.

"Halo putri kesayangan bunda... Ibu sangat sayang kamu... Ibu hanya ingin melindungi kamu..." Kata-kata itu terus terngiang, menggema dalam kesunyian yang tiba-tiba terasa mencekik.

Dia merasa kosong. Seolah-olah dunia di sekelilingnya tiba-tiba menghilang, menyisakan hanya dirinya dan kata-kata dari pesan itu. Semua yang ia yakini tentang ibunya, tentang keluarganya, perlahan-lahan runtuh seperti bangunan yang dihantam gempa. Hatinya yang sudah tergores dengan banyak luka, kini seolah kehilangan arah untuk merasakan apa pun. Tak ada amarah, tak ada kebingungan, hanya kekosongan yang mendalam.

Air mata yang sedari tadi tertahan akhirnya jatuh perlahan, mengalir tanpa suara di pipinya yang dingin. Liona tidak bergerak. Tubuhnya terasa mati rasa, bahkan tangannya yang memegang kertas pun hampir tidak bisa ia rasakan.

TRANSMIGRASI SANG KETUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang