TSK-50

47.3K 2.3K 229
                                    

Follow ig @wiwirmdni21
Selamat membaca!

Anak buah Reina lainnya mulai gelisah, tampaknya tidak ingin membuat Liona semakin marah. "Maaf, kita nggak bermaksud kasar... Kita hanya..."

Liona mengangkat tangannya, menghentikan omongan mereka. "Ohya?"

Liona menurunkan tangannya dan mendekati siswa baru yang masih terduduk dengan lemas. Dia menatapnya sebentar, kemudian berjongkok untuk melihat lebih dekat kondisi siswa tersebut. "Kamu baik-baik saja?" tanyanya, suaranya lebih lembut dari sebelumnya.

Siswa itu mengangguk pelan, meskipun jelas bahwa dia masih ketakutan dan kesakitan. "Te-terima kasih...," ucapnya terputus-putus.

Liona mengangguk kecil, lalu berdiri kembali. "Ayo, kita pergi ke ruang kesehatan. Aku akan membantumu," katanya, menawarkan tangannya.

Liona meraih tangan siswa baru itu dan membantunya berdiri. Siswa itu, meski terlihat lemah dan kesakitan, mencoba mengumpulkan keberanian untuk berjalan dengan dukungan dari Liona. Saat mereka berdua mulai beranjak dari tepi kolam, suasana terasa tegang.

Reina dan anak buahnya masih berada di dekat mereka, memandangi Liona dengan ekspresi marah dan terhina.

Reina, yang merasa dipermalukan di depan anak buahnya, tidak bisa menahan amarahnya lebih lama. Dia mengepalkan tangannya erat-erat, rahangnya mengatup dengan keras.

"Berani-beraninya lo." gumam Reina dengan suara rendah namun penuh emosi.

Liona mendengar gumaman itu dan menoleh. Dia menatap Reina dengan pandangan yang tajam, seakan menantang gadis itu untuk melakukan sesuatu. "Gue nggak perlu takut sama kroco kayak lo." jawab Liona datar.

Reina semakin marah dengan tanggapan Liona. Dia merasa harga dirinya diinjak-injak oleh sikap tenang Liona, seolah-olah gadis itu menganggapnya tidak lebih dari seorang anak kecil yang sedang mengamuk. Tanpa pikir panjang, Reina maju mendekati Liona, wajahnya memerah karena marah. "Lo pikir lo siapa, ha? Berani-beraninya lo ikut campur urusan gue!"

Liona tetap tenang, tidak sedikit pun terlihat gentar dengan kemarahan Reina. "Ini bukan urusan lo aja kalau udah libatin kekerasan," balasnya tajam.

Tanpa bisa menahan amarahnya lagi, Reina tiba-tiba menarik rambut Liona dengan kasar, mencoba menyeretnya menjauh dari siswa baru itu. Namun, Liona yang sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini dengan cepat bereaksi. Dia menepis tangan Reina dengan kasar, lalu mendorong gadis itu dengan kuat ke arah kolam.

BYUURRR

Reina tidak sempat bereaksi. Dorongan kuat dari Liona membuatnya terjungkal ke belakang, kehilangan keseimbangan, dan jatuh ke dalam kolam yang penuh dengan air keruh dan bau busuk. Suara cipratan air yang keras memenuhi udara, diikuti oleh teriakan terkejut Reina.

Melihat pemimpin mereka terjatuh, anak buah Reina tidak tinggal diam. Dengan cepat, mereka mengeroyok Liona, mencoba mengerumuninya dari berbagai arah.

Anak buah Reina yang pertama mencoba menyerang dari samping, tetapi Liona dengan cekatan menghindari pukulan itu. Dia memutar tubuhnya dan menghantamkan tinjunya ke wajah anak buah Reina yang pertama, membuatnya terjatuh ke tanah dengan cepat. Anak buah Reina yang kedua dan ketiga maju bersamaan, tetapi Liona menendang mereka satu per satu dengan gerakan cepat dan kuat, membuat mereka terjengkang ke belakang.

Liona tidak memberi mereka waktu untuk pulih. Dia segera menghampiri mereka dan menendang mereka dengan kuat ke dalam kolam, bergabung dengan Reina yang sudah lebih dulu basah kuyup dan mencoba menggapai-gapai pinggiran kolam untuk keluar. Air kolam yang kotor dan berbau busuk bercipratan ke segala arah, membuat suasana semakin kacau.

TRANSMIGRASI SANG KETUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang