TSK-12

89.9K 4.8K 49
                                    

VOTE DULU YA:(

Liona berjalan santai ke arah parkiran dimana Arka menunggunya. Sesuai janji Arka akan menemani adiknya itu menjenguk Alden.

Gadis itu melihat kakaknya, cowok itu terlihat termangu di atas motornya dengan pandangan lurus ke depan. Liona mengerutkan keningnya, ada apa dengannya.

"Arka," Liona mengusap bahu Arka lembut. "Ada apa?"

Arka terkejud kemudian tersenyum lebar. "Nggak kok, lagi mikirin sesuatu aja daritadi,"

Liona menyadari kebohongan di netra Arka. Namun gadis itu tak berani bertanya lebih lanjut. Mungkin bagian privasi Arka. "Ayo ke rumah sakit."

"Udah makan?" tanya Arka mengenakan helmnya.

Liona menggeleng. "Belum,"

"Kita mampir beli makanan dulu, ya. Kamu makannya di ruangan abang Alden aja." Liona hanya mengangguk kemudian naik ke motor Arka. "Pegangan," titah Arka.

"Udah."

Motor melaju dengan kecepatan sedang. Siswa yang masih di parkiran menatap mereka bingung. Mereka bertanya-tanya dengan sedikit rasa cemburu. Ada hubungan apa dengan Arka dengan adik kelasnnya itu.

"Kalian tau siapa cewek yang dibonceng Arka?" tanya gadis dengan tangan mengepal. Namanya Arabella.

"Dia kan Liona, anak yang diusir kemarin sama Ayah-nya sendiri."

"Katanya dia saudara tiri Ilona?"

"Iya, katanya sih begitu..."

"Terus ngapain dia berdua doang dengan Arka?" tanya Arabella kembali.

"Pacaran, mungkin? nggak jarang gue liat Arka liatin Liona dari jauh, kayak perhatian gitu." jawab temannya.

"Eh, lo kan dekat sama Arka. Dia nggak ada cerita gitu kalo dia lagi dekat sama adik kelas itu?"

Arabella mendengus. "Gue nggak tau kalo dia deket sama cewek lain selain gue.."

"Nggak ada niat buat peringatin itu cewek? namanya Liona Hazel, katanya dia murid pendiem, dia juga jadi bulan-bulanannya si Reina."

"Panggil Reina buat ketemu sama gue di aula."

"O-okee!"

***

Liona menyadari keterdiaman Arka selama perjalanan. Dia mengenal kakanya itu, Arka bukan tipe pendiam seperti sekarang.

Sampai di warung makanan Arka turun dan menatap Liona. "Mau ikut masuk atau nunggu disini?" tanyanya.

"Gue disini aja." kata Liona.

Arka mengangguk kemudian mengelus kepala Liona kemudian pergi. Namun Liona berani bersumpah bahwa dia mendengar suara geraman dari cowok itu. Perubahan raut wajah Arka setelah berbalik meninggalkannya membuat Liona yakin jika cowok itu tidak sedang baik-baik saja.

Beberapa menit berlalu, Arka kembali dengan beberapa kantong ditangannya. Mereka kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai di rumah sakit di mana Alden dirawat.

"Kayaknya bang Rafan ada di dalam." kata Arka menatap Liona.

"Siapa aja di dalam?" tanya Liona.

"Teman-teman Alden dari kampus, ada Rafan sama istrinya, mau masuk?" tanya Arka.

Liona mengangguk. "Gapapa kok, lagian gue cuma sebentar."

Arka diam kemudian membuka pintu. "Ayo masuk."

Semua yang ada disana sontak menatap kearah suara. Liona masuk dengan wajah datar. Namun gadis itu tersenyum ketika melihat Alden yang merentangkan tangannya ingin dipeluk.

TRANSMIGRASI SANG KETUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang