Sorry ya kemaren nggak sempat up:)
Vote dulu baru bacaa;)Didalam sebuah rumah yang berada di dekat sungai. Ilona dengan beberapa teman-teman Gama sedang memainkan sebuah permainan. Suara tawa mereka memenuhi ruangan.
"Guys, kalau Ilona kalah kita apain dia?"
Ilona tertawa remeh. "Nggak mungkin, mending lo pikirin kapan lo menang."
"Lo rendahin gue mulu.."
"Ya pada dasarnya lo kan enggak bisa main ni game!"
"Ya-ya, terserah elah!"
Ilona mengambil ancang-ancang untuk giliran berikutnya, matanya fokus pada permainan di depannya. Teman-temannya terus tertawa dan saling mengejek, menambah semarak suasana.
Setelah beberapa putaran, Ilona merasakan sesak di dadanya. "Gue mau ambil udara segar dulu, ya," katanya sambil bangkit dari kursinya. Teman-temannya mengangguk dan melanjutkan permainan tanpa keberatan.
Ilona keluar dari rumah dan menghirup udara malam yang sejuk. Ia melangkah ke halaman samping, berniat untuk menenangkan pikiran sejenak sebelum kembali ke dalam. Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat sosok di bawah pohon besar yang berada di dekat sungai.
Deg
Di atas sebuah batu besar, seorang perempuan duduk dengan tenang, rambutnya tergerai tertiup angin malam. Mata Ilona membesar saat mengenali siapa perempuan itu. "Liona..." gumamnya, napasnya tercekat.
Liona menatap Ilona dengan sorot mata yang datar, seolah tidak ada emosi yang terpantul dari wajahnya. Ia duduk dengan santai, kakinya disilangkan, dan tangannya bersandar di lutut.
"Udah puas?" Liona bertanya dengan nada suara dingin, matanya tetap tak bergerak dari Ilona.
Ilona merasa tubuhnya bergetar. Ia tahu bahwa Liona adalah seseorang yang tidak bisa dianggap enteng, dan kehadirannya di sini, malam ini, tidak membawa pertanda baik. "Apa maksud lo, sialan?" tanya Ilona dengan suara pelan, mencoba menenangkan dirinya sendiri meskipun hatinya berdebar kencang.
Liona mengangkat bahu sedikit, senyum tipis namun tajam menghiasi bibirnya. "Lo tahu apa maksud gue, Ilona."
Ilona terdiam, keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya. Ia menatap Liona, berusaha mencari celah untuk menjawab, namun tidak menemukan kata-kata yang tepat.
Liona berdiri dari tempat duduknya, melangkah mendekati Ilona dengan tenang. "Mati perlahan atau, hidup rasa mati?" tanyanya dengan nada dingin.
Ilona hanya bisa menelan ludah, merasa terpojok oleh kehadiran Liona yang begitu kuat. "Maksud lo apa," jawabnya akhirnya, suaranya nyaris berbisik.
Liona mengangguk singkat, lalu tanpa aba-aba menghantam wajah Ilona dengan kuat.
Ilona tersentak ke belakang ketika pukulan Liona mendarat di wajahnya, rasa sakitnya menyebar seperti api di pipinya. Sebelum ia bisa bereaksi lebih jauh, Liona sudah menarik rambutnya dengan kuat, membuatnya meringis kesakitan.
"Diam." Suara Liona terdengar serak namun penuh ancaman. Tangannya yang bebas bergerak cepat menutupi mulut Ilona, membungkam teriakannya yang hampir keluar. Ilona mencoba meronta, tetapi cengkeraman Liona begitu kuat, seperti baja yang menahan gerakannya.
Ilona berusaha melawan, kakinya menendang dan tangannya berusaha meraih Liona, tetapi tidak ada satu gerakan pun yang cukup untuk melepaskannya dari pegangan Liona. "Lo pikir lo bisa kabur dari gue?" bisik Liona di telinga Ilona, suaranya rendah dan penuh dengan amarah yang terkendali.
Dengan tenaga yang luar biasa, Liona mendorong Ilona ke tanah, wajah Ilona menghantam rumput basah. Liona menekan tubuhnya dengan lutut, membuat Ilona tidak bisa bergerak.. Tangannya masih erat di rambut Ilona, menariknya dengan keras hingga kepala Ilona terangkat, memaksa matanya untuk menatap langsung ke sungai yang gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI SANG KETUA
Fantasy❝Diam menjadi misterius, bergerak menjadi serius.❞ -Liona Hazel Elnara Peringkat Mengesankan: #1 in mafia [18 Agustus 2024] #1 in fantasi [21 Agustus 2024] #1 in misteri [27 Agustus 2024] #1 in thriller [27 Agustus 2024] #1 in teka-teki [28 Agustus...