TSK-31

75.6K 4.1K 150
                                    

Up lagi niehhh😁 vote dulu dooong😉

"Sebelumnya, siapa yang memotret semua ini?" tanya Liona tenang. Dia kembali melihat foto-foto yang ber jejeran.

"Tuan Alanrion."

Liona tertegun. Dia kembali menatap orang di depannya. "Sejak kapan?"

"Belum lama ini, nona..."

"Atas dasar apa dia melakukan semua ini? Apa alasannya, dan... kemana dia?" tanya Liona menuntut.

"Untuk alasan pastinya saya tidak tau nona, saya hanya diperintah untuk menyampaikan sesuatu yang memang harus anda tau."

"Kalau begitu katakan semuanya!" kata Liona dengan nada tegas.

"Sebelumnya, perkenalkan saya Leo."

Liona mengangguk. "Lanjutkan."

"Sebelum anda lahir, kakek anda Gibran Frederick yang dimana adalah ayah Elina telah membuat perjanjian dengan kelompok Obsidian Cartel yang dimana isi janjinya itu, 'atas nama Gibran Frederick akan menyerahkan keturunan perempuannya kepada kelompok criminal Obsidian Cartel untuk membalas atas janji mereka.' namun karna Elina adalah anak tunggal dari Gibran Frederick dia memilih anda untuk tujuannya." jelas Leo kemudian memperlihatkan foto dimana kakeknya Gibran berada diruangan gelap bersama seorang pria yang membelakangi kamera.

Liona mendengarkan penjelasan Leo dengan tenang, tetapi ketenangan itu hanya permukaan. Urat di lehernya mulai tampak tegang, tanda dari kemarahan yang mendidih di dalam dirinya. Tangannya mengepal kuat, namun wajahnya tetap datar, menutupi badai emosi yang bergejolak.

"Jadi," kata Liona, suaranya rendah namun tajam, "Semua ini karena perjanjian yang dibuat oleh kakek saya?"

Leo mengangguk, sedikit ragu dengan intensitas di mata Liona. "Betul, nona. Perjanjian ini mengikat dan tidak bisa dibatalkan."

Liona menatap tajam foto yang ditunjukkan Leo. Di dalam gambar itu, bayangan seorang pria misterius berdiri dengan punggung menghadap kamera, sementara kakeknya, Gibran, duduk di hadapannya dengan ekspresi tak terbaca di wajahnya.

"Saya tahu ini sulit diterima," lanjut Leo, mencoba untuk tetap tenang, "Tapi ini adalah kebenaran yang harus Anda ketahui."

"Siapa bilang? Ini justru permainan yang menantang, Leo." Liona menyeringai.

Pria didepan hanya diam. "Namun, anda juga harus berhati-hati dalam hal ini."

Liona meremas poto yang diberikan Leo tadi kemudian meremasnya kuat. Wajahnya datar. "Saya tidak peduli."

"Baik, nona..."

Liona tetap diam, napasnya semakin berat. "Kalau begitu, dimana Alanrion sekarang?" tanyanya dengan suara yang mengandung ancaman terselubung.

Leo menggelengkan kepala pelan. "Saya tidak tahu, nona. Dia menghilang tak lama setelah memberikan perintah terakhir ini."

Liona tidak menjawab, pikirannya sibuk menyusun rencana. Dia tahu sekarang bahwa hidupnya telah dipermainkan oleh orang-orang yang seharusnya melindunginya. Tapi jika orang-orang berpikir dia bisa mengendalikan dirinya dengan permainan ini, maka dia sangat salah.

"Apa nona baik-baik saja?"

Liona meliriknya. "Ya, sangat baik."

"Kalau begitu, apa saya bisa mengatakan sesuatu?"

Setelah Liona mengangguk. Leo pun berbicara. "Sepertinya tuan Arion tidak bertindak sendirian," kata Leo dengan hati-hati. "Dia memiliki peran besar dalam program Alitzir, tapi dia tidak menghianati Anda. Namun, kontribusinya pada program ini sangat signifikan, dan ini menempatkan Anda dalam situasi yang rumit."

TRANSMIGRASI SANG KETUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang