Part 2

91 11 1
                                    

"Di balik mata yang cerah, ada cerita yang tidak pernah diceritakan, dan di balik tawa yang riang, ada luka yang tidak pernah sembuh."

❄❄❄

"Itu siapa? Kok sampai pada teriak gitu lihat mereka?"

"Dia Keegan, cowok populer di sini. Sekolah ini milik keluarganya. Dia orang yang kaya raya, Ra. Keluarganya nggak ada yang gagal," ujar Clara dengan sangat antusias menceritakan Keegan kepada Ranya.

"Iya sih, ganteng. Tapi kayak sombong gitu," ujar Ranya.

"Ranya, dia bukan sombong. Dia tuh cuek, apalagi sama cewek yang gatel sama dia," ujar Kyle. Ranya hanya mengangguk.

"Selamat pagi, Kak. Ini coklat buat Kakak, dimakan ya," ujar gadis berkacamata sambil memberikan coklat panjang kepada Keegan. Keegan menerimanya, lalu membuang coklat tersebut sembarangan. Gadis itu menangis di balik kaca matanya, menunduk sedih untuk mengambil coklatnya lagi.

"Hahaha sok-sokan sih."

"Berani banget dia ngasih coklat gitu, hahah. Ditolak kan?"

"Hayoloh, mampus kau, jangan ya dek ya."

"Dih, songong tuh anak." Ranya langsung berlari menghampiri Keegan dan dua temannya. Keegan hanya memasang wajah datar, sedangkan kedua temannya tertawa terbahak-bahak melihat kejadian itu.

"Hargain, jangan dibuang seenaknya kayak gitu," ujar Ranya berdiri di belakang Keegan. Pria itu langsung membalikkan badan untuk melihat siapa yang datang.

Keegan dengan wajah tanpa ekspresi, "Mau ngapain?"

"Ambil nggak coklatnya!. Lo nggak tau gimana usaha dia buat beli coklat. Lihat, dia sampai nangis loh," ujar Ranya.

Keegan semakin mendekat ke arah Ranya, pria itu berkata, "Anak baru," sambil melihat lengan kemeja putih Ranya yang belum terpasang badge nama sekolahnya.

"Kenapa?" ujar Ranya berdecih.

Keegan tidak menjawab. Pria itu tersenyum kecil menatap wajah Ranya yang sangat cantik.

"Sini coklatnya, biar gue yang ngasih ke dia secara paksa" Ranya mengambil coklat itu dari gadis berkacamata, dan menyuruhnya segera pergi.

"Te-terimakasih, Kak," ujarnya.

Ranya memberikan coklat itu kepada Keegan dengan paksa, "Jangan ulangin hal kayak gitu lagi. Nggak sopan. Jangan sombong jadi orang," ujar Ranya.

Keegan menatap kepergian Ranya dengan senyuman simpul.

❄❄❄

"Ranya, lo nggak apa-apa kan?" tanya Clara. Clara memutar-mutar tubuh Ranya untuk memastikan tidak ada luka sedikitpun.

"Apa? Gue nggak apa-apa, Cla. Emang ada apa sih?" ujar Ranya kebingungan.

"Jantung lo aman nggak?" ujar Kyle.

"Hah? Apanya?"

"Ranya, lo tau? Semua murid di sini pengen disenyumin Keegan, dan tadi lo satu-satunya cewek yang disenyumin dia loh," ujar Clara dengan sangat heboh.

"Apaan sih, biasa aja ah, nggak ada yang spesial."

"Nggak normal," ujar Clara menggelengkan kepalanya.

❄❄❄

"Dia yang tadi disenyumin Kak Keegan kan?"

"Kakak bule itu beruntung banget."

"Siapa namanya?"

"Kalau nggak salah Ranya deh"

"cantik kaya gitu, ya jelas ka Keegan mau sama dia"

RANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang