Keegan bangun pagi. Hari ini adalah hari yang telah ia tunggu-tunggu. Pertandingan basket sore ini akan menjadi salah satu momen penting dalam karir basketnya di sekolah. Ia tahu bahwa ini adalah kesempatan besar untuk membuktikan kemampuannya di depan teman-teman dan keluarganya, terutama di depan Ranya.
Setelah sarapan bersama keluarga, Keegan memutuskan untuk menghubungi Ranya. Ia menagih janji gadis itu untuk menonton pertandingannya. Telepon berdering beberapa kali sebelum Ranya akhirnya mengangkatnya.
"Ranya. Kamu ngga lupa sama janji kamu kan?"
"Iya, Keegan. Aku ingat kok. Pasti aku datang. Semangat ya!"
"mau berangkat jam berapa?"
"pulang sekolah mau ke rumah Ilham dulu, nanti habis itu ke sekolah lagi buat liat pertandingan kamu" ujar Ranya.
"ngapain ke rumah ilham? sama siapa? ada tugas apa gimana?"
"Ihh, nanya satu satu bisa nggak?"
"nggak bisa, cepet jawab" ujar Keegan.
"Mau ngambil jacket aku, kemarin ketinggalan di kelas dan di temuin sama dia. makannya dia bawa pulang, dan hari ini dia ngga masuk karena sakit, jadi aku mau ngambil ke rumahnya" ujar Ranya.
"Aku temenin" ujar Keegan.
"ngga usah,hari ini aku bawa mobil sendiri" ujar Ranya.
"ngga sama Leonal?"
"nggak, dia udah duluan pake motor" ujar Ranya.
"ok, nanti aku temenin"
"Ngga usah, keegan. Cuma ngambil jacket doang kok"
"nggak, tetep aku temenin"
"kamu kan mau tanding"
"izin sebentar doang, mulainya juga jam 4 sore"
"ah ok lah, Keegan yang ngga suka di tolak"
"tuh tau"
terdengar suara tawa Ranya, "yaudah ya, aku mau berangkat sekolah"
Keegan tersenyum mendengar jawaban Ranya. Ia merasa lega dan lebih bersemangat lagi untuk pertandingan nanti. Hubungannya dengan Ranya sudah kembali seperti biasa setelah kejadian beberapa waktu lalu. Ranya bahkan sudah berani bersikap manja terhadapnya, dan hal itu membuat Keegan semakin bahagia.
Hari itu, Keegan menghabiskan waktu di sekolah dengan pikiran yang selalu tertuju pada pertandingan sore nanti. Ia berlatih dengan tekun, mendengarkan instruksi pelatih, dan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Waktu berjalan dengan cepat. Keegan bertemu Ranya di dekat kantin sekolah, gadis itu mencepol rambutnya yang terlihat lepek, "habis ngapain? capek banget keliatannya" ujar Keegan.
"di hukum"
"kok bisa?"
"minuman aku tumpah, ngga sengaja kena baju pak jono" ujar Ranya.
"Astaga, bisa bisanya. Tapi sekarang udah selesai kan?" Ranya mengangguk.
"jadi mau ngambil jacket kamu?"
"ngga deh, aku capek"
"yaudah, nanti pulangnya aja ya, biar nanti aku yang anter" ujar Keegan.
"Iya"
Jam sudah menunjukkan pukul 15:43, Ketika Keegan masuk ke lapangan, ia melihat banyak teman-temannya sudah duduk di tribun, siap mendukung timnya. Ia mencari-cari sosok Ranya di antara kerumunan, dan akhirnya menemukan gadis itu duduk bersama Jevi, Clara, dan Kyle. Melihat Ranya ada di sana, senyum Keegan semakin lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANYA
Teen FictionRanya Aireena Veenstra adalah seorang gadis blasteran Indonesia-Belanda yang tinggal di Jakarta bersama keluarganya. Ayahnya, Veenstra, memutuskan untuk menetap di Indonesia setelah menikahi Laura, seorang wanita Indonesia. Ranya, anak pertama dari...