Leonel sedang duduk di pojok kelas bersama Jaka, Dito, dan Rana, dengan laptop terbuka di depan mereka. Mereka sedang asyik bermain game online bersama-sama. Suasana di kelas yang biasanya serius berubah menjadi lebih santai dengan tawa dan canda mereka.
"Oi, Leonel! Cepet napa ah, kita hampir kalah nih!" seru Jaka dengan nada bercanda sambil menekan tombol-tombol keyboardnya dengan cepat.
"Tenang, Gue udah nyiapin strategi rahasia," balas Leonel sambil tersenyum.
Dito yang duduk di sebelah Leonel ikut tertawa. "Strategi rahasia? Jangan-jangan cuma nunggu kita yang kerja keras doang," goda Dito.
Rana ikut menimpali, "Yaelahh, kalian ini, main game aja ributnya kayak lagi balap karung!"
Setelah beberapa menit bermain, mereka akhirnya berhasil memenangkan permainan tersebut. Mereka bersorak gembira, merayakan kemenangan mereka dengan high-five.
"Tapi ngomong-ngomong," kata Dito sambil mengambil nafas, "gimana kabar Ka Ranya kemarin? sekarang udah sembuh?"
Leonel mengambil snack di depannya, "udah, tapi ya masih merah dikit. Ka Keegan juga selalu dateng ke rumah buat ngobatin kakak, padahal ka Ranya udah bilang kalau dia bisa ngobatin sendiri, kasian kan ka Keegan jauh jauh cuma buat ngolesin salep ke luka kakak gue" ujar Leonel menjelaskan.
"Gila si, ka Ranya cantik banget, pantes aja baru masuk udah banyak yang suka" ujar Jaka.
Leonel tersenyum mendengar kakaknya disebut-sebut. "Adeknya juga ngga kalah populer kan?"
"Dih,lo siapa? ngga di ajak"ujar Jaka.
Jaka yang terkenal receh dan suka melawak, tiba-tiba menyela, "Ka Ranya udah kayak selebriti di sekolah ini anjir. Lo pasti punya akses VIP buat kenalan sama dia, ya nggak Nel?"
Semua tertawa mendengar candaan Jaka. Leonel menggeleng sambil tersenyum, "Yaelah, Kakak gue sendiri, ngapain pake akses VIP segala"
Rana, yang penasaran, bertanya, "Oh iya. Ka Ranya kan makin dekat sama ka Keegan. Mereka pacaran?"
Leonel mengangkat bahu. "Mereka tuh temen, tapi ka Keegan sering bareng ngasih perhatian lebih ke ka Ranya, kayaknya cinta deh"
Jaka dengan wajah serius berpura-pura menjadi detektif, "Hmm... ini misteri besar, guys. Kita harus menginvestigasi ini lebih lanjut! Siapa tahu kita dapat eksklusif berita sekolah!"
Semua tertawa lagi mendengar lelucon Jaka. Dito menambahkan, "Hati-hati, Lo. Nanti dipekerjakan jadi wartawan gosip sekolah!"
Jaka tidak mau kalah, "Gampang, Setiap hari nyuruh Leonel aja buat laporin perkembangan hubungan ka Ranya sama ka Keegan."
Leonel tertawa sambil menggelengkan kepala. "Ngisi soal aja masih nyontek, mending fokus belajar aja dulu daripada sibuk jadi detektif dadakan, selesai belajar langsung ngegame."
Rana tertawa sambil berkata, "Bener tuh, daripada ngurusin gosip, mending kita lanjutin main. Lagian, kita kan butuh hiburan setelah belajar seharian."
Mereka semua setuju dan kembali fokus ke permainan mereka. Suasana menjadi lebih cair dengan tawa dan candaan yang terus mengalir. Leonel merasa beruntung memiliki teman-teman yang selalu bisa menciptakan suasana menyenangkan, bahkan di tengah kesibukan sekolah.
Sambil bermain, Jaka tiba-tiba berseru, "Laptop siapa si anjir, gue rusak nih, lelet amat jaringannya" ujar Jaka sedikit kesal.
"Laptop gue, kenapa lo?" ujar Rana.
"pantesan, ngga cuma orangnya yang eror, ternyata laptopnya juga" ujar Jaka.
Rana mencubit lengan Jaka sangat keras, membuat Jaka menjerit kesakitan, "ngeselin lo ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
RANYA
Teen FictionRanya Aireena Veenstra adalah seorang gadis blasteran Indonesia-Belanda yang tinggal di Jakarta bersama keluarganya. Ayahnya, Veenstra, memutuskan untuk menetap di Indonesia setelah menikahi Laura, seorang wanita Indonesia. Ranya, anak pertama dari...