Part 46

39 2 0
                                    

Ranya dan Keegan sedang dalam proses mempersiapkan pernikahan mereka yang sudah semakin dekat. Keduanya sibuk dengan berbagai persiapan, dari memilih gaun pengantin hingga mengatur dekorasi, dan mereka merasa sangat bersemangat menyambut hari besar mereka. Dalam suasana penuh kesibukan tersebut, mereka memutuskan untuk bertemu dengan teman-teman dekat mereka untuk merayakan beberapa bulan menjelang pernikahan dan berbagi kabar baik.

Malam itu, mereka berkumpul di restoran favorit mereka, tempat di mana banyak kenangan indah telah tercipta. Ranya tiba lebih awal bersama Keegan, yang membawa beberapa kotak untuk mereka berikan kepada teman temannya. Mereka saling berpelukan dan menikmati momen singkat sebelum teman-teman mereka tiba.

Satu per satu, teman-teman mereka mulai datang. Clara tiba terlebih dahulu, diikuti oleh Jevi dan Jeff. Jevi dan Jeff tampak sangat bahagia bersama, dan mereka tidak bisa menyembunyikan senyum lebar di wajah mereka. Tanra dan Kyle datang bersama, dan mereka juga tampak sangat serasi. Clara, sementara itu, masih datang sendirian, meski terlihat sangat ceria.

Setelah semua berkumpul, suasana menjadi hangat dan penuh tawa. Mereka semua berbagi cerita, tertawa, dan menikmati hidangan yang lezat. Keegan memulai percakapan dengan penuh semangat,

"Kita mau ngomong sesuatu" ujar Keegan. Semuanya terdiam dengan menahan senyum.

"Jangan bilang lo berdua mau nikah" ujar Tanra menebak. Keegan dan Ranya saling pandang dengan senyum isyarat, kemudian mereka mengangguk bersama.

"Hah anjay, Astagaa. Gue masih jomblo lo udah mau nikah? sumpah ya. Help, cariin gue cowok" ujar Clara sangat heboh. Bukan hanya Clara. Teman teman yang lainpun kaget mendengarnya.

"Gimana lo mau punya cowok, selera lo aja oppa oppa korea" ujar Tanra.

"Kapan acaranya?" tanya Kyle.

"Bulan depan. Do'ain ya" ujar Ranya.

"Astaga, demi apa si. Sumpah gue kaget, Anjay sekali wanita sukses dan bapak CEO ini. Diem diem langsung pasti." ujar Jeff.

"Semoga acara kalian sukses ya. Kita pasti dateng kok" ujar Tanra.

Ranya tersenyum lebar. “Terima kasih, Tanra. Kita masih banyak yang harus di persiapkan lah ya. Tapi buat kalian mah ngga pernah ketinggalan" ujar Ranya. Ranya meminta keegan untuk memberikan kotak transparan berisi baju, alas kaki, tas untuk perempuan dan perlengkapan bridesmaid dan groomsmen lainnya.

"Ini buat kalian pakai nanti di acara kita yaa. Harus dateng semua" ujar Keegan.

"Pasti lahhh" ujar Jeff dan di setujui yang lainnya.

Keegan menambahkan, "Makasi buat kalian udah selalu bantuin, dari masa masa SMA sampe sekarang selalu ada." ujar Keegan.

Ketika pembicaraan mengalir ke topik lain, Jevi dan Jeff saling berpegangan tangan dengan mesra. Jeff tiba-tiba berkata,
"Gue udah pacaran sama Jevi, Tanra udah sama Kyle... Kiw, Clara. Lo sama siapa?" ledek Jeff.

Suasana di meja langsung riuh dengan tawa mereka. Clara, yang masih single, merasa iri dengan teman temannya. "Cariin dong, gue juga mau punya pacar" ujar Clara.

Kyle, yang duduk di samping Tanra, merangkulnya sambil berkata, "Kita sih kapan nikahnya?"

"Jangan buru buru, gue belum sesukses mereka. Harus ngumpulin dulu lah" ujar Tanra.

"Yah, kayaknya nanti kita duluan deh yang nyusul Keegan sama Ranya" timpal Jeff.

"Ya ngga masalah, yang penting lo ngundang gue. Awas aja kalau sampe nggak! Gue bakar dekorasi pernikahan lo" ujar Tanra.

"Wah, bahaya ini mah. Tenang aja, gue undang kalian semua" ujar Jeff.

Mereka semua setuju, dan malam itu berlanjut dengan banyak tawa, cerita, dan rencana-rencana untuk masa depan. Ranya dan Keegan merasa beruntung memiliki teman-teman yang begitu mendukung dan penuh cinta. Mereka merayakan persahabatan dan hubungan mereka dengan penuh kegembiraan, menyadari bahwa meski kehidupan mereka sedang berubah, dukungan dari teman-teman tetap menjadi hal yang sangat berharga.

Dengan suasana penuh kebahagiaan dan rasa syukur, mereka menyelesaikan malam itu dengan harapan dan antusiasme untuk masa depan, baik untuk Ranya dan Keegan yang akan segera menikah, maupun untuk teman-teman mereka yang menjalani kisah cinta mereka masing-masing.

Setelah berbincang panjang, suasana semakin ceria dan penuh tawa. Jeff, yang tampak semakin bersemangat, mengusulkan ide baru untuk malam itu.

“Oke, karena kita udah berbagi kabar baik dan karena baru ketemu lagi setelah sekian lama. Sekarang, gimana kalau kita main game yang seru?” kata Jeff dengan senyum lebar.

"Boleh, mau main apaan?" tanya Clara.

"petak umpet" ujar Jeff yang langsung mendapatkan pukulan kecil dari Tanra.

"Yang bener aja, di cafe gini main petak umpet. Malu lah di liatin, nanti ada yang ngomong 'udah tua tapi kaya anak kecil' wah, gua sih ngga mau." ujar Tanra menolak usulan Jeff.

"Yah, terus apa dong?" tanya Jeff.

"Truth or Dare aja gimana?"

“Wah, Truth or Dare! Seru tuh!” seru Clara, matanya berbinar.

Jevi dan Jeff langsung tertawa, sementara Tanra dan Kyle saling berpandang dengan antusiasme. Ranya, yang awalnya agak ragu, akhirnya ikut tersenyum.

“tapi ada satu aturan,” kata Ranya.

“Kalau ada yang nggak mau, harus ada opsi lain, ya?”

“Deal!” kata Tanra, sambil menyusun beberapa cangkir di meja.

Semua orang duduk melingkar, dan Keegan memulai permainan dengan memutar botol di tengah meja. Botol berhenti di arah Clara.

“Clara, kamu mulai dulu. Truth or Dare?” tanya Keegan dengan nada penuh semangat.

Dare!” jawab Clara tanpa ragu.

“Berani nggak lo nyanyi di panggung cafe?” tanya Jeff dengan nada menggoda.

Clara memutar bola matanya, tapi akhirnya berdiri menghampiri panggung tersebut dan mulai menyanyi dengan penuh semangat. Suara Clara yang ceria membuat semua orang tertawa dan bergabung menari bersama.

Giliran berikutnya adalah Tanra. Botol berhenti di arah Tanra, dan dia memutuskan untuk memilih Truth.

“Oke, Tanra, sebutkan satu hal yang lo suka dari Kyle!” tanya Jevi, tersenyum lebar.

Tanra berpikir sejenak, lalu menjawab dengan penuh kasih sayang, “Aku suka semuanya, tapi karena harus nyebut satu hal, jadi akan aku pilih hati dia yang baik banget.”

“Wah, boong kan lo” kata Kyle.

"Eh, sumpah Ky,"

“Sekarang giliran gue,” kata Tanra, mengambil botol.

Botol berhenti di arah Jeff. Jeff memilih Dare.

“udah lama ngga liat Jeff joget. Joget dong jeff,” kata Keegan sambil tertawa.

Jeff mengangkat alisnya, lalu berdiri dan mulai menari dengan gaya yang sangat konyol, membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.

“Ada-ada aja sih!” kata Clara sambil tertawa.

Akhirnya, giliran Keegan. Botol berhenti di arah Ranya. Ranya memutuskan untuk memilih Truth.

“Oke, Ranya, sebutkan satu hal yang paling bikin kamu kesel sama aku" tanya Keegan, menatap Ranya dengan penuh perhatian.

Ranya berpikir sejenak, lalu menjawab, "Ah banyak, salah satunya pas SMA kamu deket sama Shasa. Gedek banget sumpah" ujar Ranya membuat semuanya tertawa

Malam itu diakhiri dengan tawa dan cerita yang membuat semuanya merasa lebih dekat. Permainan Truth or Dare menjadi momen yang menyenangkan dan mempererat persahabatan mereka. Ranya dan Keegan merasa sangat beruntung memiliki teman-teman yang mendukung dan penuh cinta. Mereka menyadari bahwa dukungan dari teman-teman sangat berharga dalam perjalanan mereka menuju hari besar.

RANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang