Setelah pesta pernikahan yang megah dan penuh kehangatan, Keegan dan Ranya siap memulai babak baru dalam hidup mereka. Keesokan harinya, mereka berangkat menuju Los Angeles untuk menikmati bulan madu yang sudah lama mereka impikan. Dengan senyum yang tak pernah pudar sejak hari pernikahan, keduanya melangkah ke pesawat dengan antusias. Ranya masih tak percaya bahwa sekarang dia sudah resmi menjadi istri Keegan dan mereka akan menghabiskan waktu bersama di kota yang selalu mereka impikan.
Perjalanan panjang di udara terasa cepat berlalu karena keduanya terus bercengkerama, membahas berbagai rencana seru yang akan mereka lakukan di LA. Keegan, dengan sifatnya yang cuek namun penuh perhatian, memastikan bahwa Ranya merasa nyaman selama penerbangan. Mereka berbagi cerita, mengenang momen-momen yang telah mereka lalui bersama, dan sesekali bercanda tentang betapa berbedanya hidup mereka sekarang setelah menikah.
Setibanya di Los Angeles, mereka disambut oleh langit biru dan udara hangat yang menyenangkan. Keegan memesan mobil mewah untuk membawa mereka ke hotel tempat mereka akan menginap. Saat mereka tiba di hotel yang megah dengan pemandangan indah ke arah laut, Ranya tak bisa menahan rasa takjub. "Gila si. hotelnya keren banget! Aku nggak nyangka kita bakal nginap di tempat kayak gini," ucapnya dengan mata berbinar.
Keegan tersenyum puas melihat reaksi Ranya. "Aku pengen kamu ngerasa spesial, Sayang. Kita di sini buat nikmatin waktu bareng-bareng, jadi aku mau kasih yang terbaik buat kamu," jawabnya sambil menggenggam tangan Ranya erat.
Kamar mereka di hotel mewah itu terasa seperti surga kecil. Balkon luas yang menghadap ke Samudra Pasifik memberikan pemandangan yang menakjubkan, terutama saat matahari terbenam. Ranya langsung membuka pintu balkon dan berdiri di sana, menikmati angin laut yang sejuk sambil memejamkan mata, meresapi momen bahagia ini. Keegan berdiri di sampingnya, memeluknya dari belakang, dan keduanya tenggelam dalam keheningan yang manis.
"Ini baru hari pertama, Sayang. Masih banyak yang mau aku tunjukin ke kamu," bisik Keegan lembut di telinga Ranya, membuat hatinya berdebar. Ranya hanya tersenyum dan mengangguk, merasa tak sabar menunggu petualangan mereka berikutnya.
Hari-hari berikutnya di LA diisi dengan berbagai kegiatan seru. Keegan mengajak Ranya menjelajahi kota dengan mengunjungi tempat-tempat ikonik seperti Hollywood Walk of Fame, Griffith Observatory, dan tentu saja, Universal Studios. Ranya yang selalu suka tantangan, sangat menikmati wahana-wahana di taman hiburan tersebut. Mereka berdua berteriak histeris saat menaiki roller coaster dan tertawa terbahak-bahak setelahnya.
Di malam harinya, mereka menikmati makan malam romantis di restoran mewah dengan pemandangan city lights yang memukau. Keegan, yang biasanya tidak terlalu romantis, berusaha menciptakan suasana yang istimewa. "Aku nggak pernah bosen ngeliat kamu senyum kayak gini," katanya sambil menatap Ranya dalam-dalam.
Ranya tersipu dan balas menatap Keegan. "Keegan ih, stop liatin aku. Aku malu," jawabnya dengan tawa kecil. Mereka berbagi momen-momen intim, menghabiskan waktu hanya berdua, tanpa gangguan dari dunia luar.
Selain menikmati kota, mereka juga mengambil waktu untuk bersantai di pantai-pantai yang indah di sekitar LA. Mereka berjalan-jalan di sepanjang Venice Beach, menikmati suasana santai dan matahari yang cerah. Ranya yang senang berjemur, berbaring di pasir dengan nyaman sementara Keegan bermain air di pinggir pantai. Sesekali Keegan mencipratkan air ke arah Ranya, membuatnya tertawa riang.
"Kalo ada surga di bumi, mungkin ini salah satunya," kata Ranya sambil menatap laut yang membentang luas di depan mereka. Keegan setuju dan merangkulnya, merasa tak ingin waktu ini berakhir.
Mereka juga menyempatkan diri untuk menonton konser kecil di salah satu tempat hiburan lokal. Keegan tahu bahwa Ranya sangat menyukai musik, dan dia ingin memberi kejutan dengan mengajak Ranya ke acara tersebut. Ketika mereka tiba, Ranya begitu terkejut dan senang melihat band favoritnya tampil di panggung. Mereka berdansa bersama di tengah keramaian, tertawa, dan menikmati malam yang penuh dengan musik dan kebahagiaan.
Tak hanya bersenang-senang, mereka juga mengambil waktu untuk berbelanja di Rodeo Drive, tempat di mana toko-toko mewah berjejer rapi. Ranya yang suka fashion merasa seperti berada di surga belanja. Keegan dengan sabar menemaninya memilih baju dan aksesori, meski kadang ia menggodanya dengan candaan, "Ran, kamu bakal beli semua yang ada di toko sini?"
Ranya tertawa sambil memegang beberapa tas belanjaan. "Aku nggak bisa nahan godaan, Keegan. Tapi tenang aja, ini semua buat kita kok!" balasnya dengan nada bercanda.
Setelah seharian berkeliling kota, mereka kembali ke hotel dan menikmati waktu santai di kamar mereka. Keegan memesan layanan spa untuk mereka berdua, memberikan kesempatan untuk benar-benar rileks dan memanjakan diri. Sambil menikmati pijatan lembut, Ranya merasa seperti di puncak kebahagiaan. "Rasanya ngga mau pulang deh, nyaman banget" katanya dengan mata terpejam.
Keegan hanya tersenyum dan berkata, "Tenang aja, kita masih beberapa hari lagi disini."
Salah satu momen yang paling berkesan bagi mereka adalah ketika mereka mengunjungi Santa Monica Pier. Dengan pemandangan laut yang indah dan karnaval yang ceria, tempat itu terasa begitu romantis. Keegan dan Ranya menikmati permainan di karnaval, makan es krim, dan naik bianglala bersama. Saat mereka berada di puncak bianglala, Keegan memandang Ranya dan berkata, "Aku masih ngga nyangka sekarang kamu udah jadi istri aku, Ra. Maaf karena dulu aku sering bikin kamu kecewa. Tegur aku kalau aku buat salah sama kamu."
Ranya tersenyum, merasa haru mendengar kata-kata Keegan. "Aku juga. Kita udah melalui banyak hal, dan sekarang kita di sini, menikmati momen ini bareng-bareng."
Hari-hari di LA seakan berlalu begitu cepat. Mereka berdua menikmati setiap momen, mencoba berbagai hal baru, dan saling mengenal lebih dalam. Meski mereka sudah lama bersama, bulan madu ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk lebih memahami satu sama lain, tanpa tekanan atau gangguan dari luar. Mereka saling bercerita, mengungkapkan harapan dan impian mereka untuk masa depan, dan membuat rencana untuk kehidupan baru mereka sebagai suami istri.
Pada malam terakhir mereka di LA, Keegan mengajak Ranya untuk berjalan-jalan di sepanjang pantai saat matahari mulai terbenam. Dengan tangan saling menggenggam, mereka berjalan di tepi air, menikmati ketenangan dan keindahan malam itu. Keegan berhenti sejenak, memandang Ranya dengan penuh cinta, dan berkata, "Aku sayang kamu. Aku ngga mau ninggalin kamu." ujar Keegan.
Ranya terharu mendengar janji Keegan. "Aku percaya sama kamu, Keegan. Dan aku juga janji, aku akan selalu jadi istri yang mendukung kamu, apapun yang terjadi."
Mereka berdua saling berpelukan, merasa bahwa momen ini adalah puncak dari kebahagiaan mereka. Di bawah langit malam yang dipenuhi bintang, mereka tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Dengan segala tantangan dan kebahagiaan yang akan datang, mereka siap untuk menghadapinya bersama-sama, karena mereka tahu bahwa cinta mereka akan selalu menjadi fondasi yang kuat.
Malam itu mereka kembali ke hotel dengan hati yang penuh dengan cinta dan harapan. Ketika mereka berbaring di tempat tidur, Keegan menatap Ranya dan berkata, "mau punya anak berapa?"
Ranya langsung melotot dan melemparkan bantal ke aran Keegan. "Keegan ih. Jangan bahas itu ah. Dasar mesum"
Keegan tertawa keras, "apanya yang mesum? Astaga. Aku nanya bener loh"
"Ngga tau, dua aja cukup deh" ujar Ranya.
"empat" ujar Keegan
Ranya menggeleng "dua"
Keegan cemberut, "tiga deh tiga"
Ranya tampak berfikir"Mmm oke deh. Tiga"
Dengan itu, mereka tertidur dengan senyum di wajah mereka, siap untuk menghadapi hari esok dengan cinta yang semakin kuat. Bulan madu mereka di LA akan selalu menjadi kenangan manis yang akan mereka ingat selamanya, sebagai awal dari perjalanan panjang mereka sebagai pasangan suami istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANYA
Teen FictionRanya Aireena Veenstra adalah seorang gadis blasteran Indonesia-Belanda yang tinggal di Jakarta bersama keluarganya. Ayahnya, Veenstra, memutuskan untuk menetap di Indonesia setelah menikahi Laura, seorang wanita Indonesia. Ranya, anak pertama dari...