Di tengah keramaian pusat kota yang dipenuhi dengan lampu-lampu gemerlap dan musik jalanan yang mengalun, sebuah festival makanan tahunan sedang berlangsung. Festival ini sudah menjadi tradisi yang selalu dinanti-nantikan oleh warga kota, dan tahun ini pun tidak kalah meriah.
Stand-stand makanan berjajar rapi di sepanjang jalan utama, menawarkan berbagai hidangan dari seluruh penjuru dunia. Dari makanan tradisional lokal hingga masakan internasional yang eksotis, semuanya ada di sini. Dan ternyata bukan hanya festival makanan, tapi di lapangan dekat area fertival pun banyak berjejeran penjual aksesoris aksesoris maupun barang barang lainnya dengan diskon yang lumayan besar.
Ranya melangkah ke area festival bersama teman-temannya, Keegan, Clara, Jevi, Kyle, Jeff, dan Tanra. Wajah-wajah mereka penuh antusiasme, siap untuk menikmati petualangan kuliner yang ada di depan mata.
"Gue ngga sabar nyobain semua makanan," kata Clara sambil melirik ke arah stand yang penuh dengan kue-kue manis.
"Puas-puasin dah tuh, sampe gumoh sekalian," balas Kyle dengan nada menggoda, membuat Clara melotot geli.
Jevi, dengan gaya khasnya, menambahkan, "Gue lebih suka barang-barang unik. Makanan mah kurang demen. Gue lagi diet."
Jeff tak bisa menahan diri untuk menggoda, "Perut udah kaya alas karpet masih ngomong diet? Manusia macam apa lo?"
"Lah, ya terserah gue dong. Gue mau jadi kaya Jisoo Blackpink," balas Jevi sambil mengibaskan rambutnya dengan gaya ala bintang K-Pop.
Mereka mulai menjelajahi festival, disambut oleh berbagai aroma menggoda dari stand makanan yang berderet. Ranya memimpin kelompok itu, matanya tertuju pada berbagai makanan manis yang ditawarkan.
"Cla, liat noh, ada kue manis, mau nyobain nggak?" Ranya menunjuk stand dengan berbagai jenis kue warna-warni.
"Mauu!" jawab Clara dengan semangat, sementara Keegan dan Jeff mengangguk setuju.
Mereka membeli beberapa potong kue dan mulai mencicipinya. Ranya tersenyum puas saat rasa manis dari kue pertama mengisi mulutnya.
"Ini enak banget," katanya, dan yang lain setuju sambil mengunyah.
Mereka melanjutkan langkah, menyusuri deretan stand lainnya yang menawarkan berbagai makanan. Setiap langkah membawa mereka ke aroma baru yang menggoda.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Leonel, dengan ketiga temannya, yang juga tampak menikmati festival.
"Dek! Udah beli apa aja?" tanya Ranya saat melihat Leonel membawa beberapa kantung belanjaan.
Leonel mengangkat kantung belanjaannya dan menjawab, "Steak sama kentang goreng. Kakak mau coba?"
Kyle, yang sedang mencari stand aksesoris, bertanya, "Tau stand aksesoris ngga?"
Leonel menunjuk ke arah deretan stand di bagian belakang, "Kalau itu mah di lapangan sebelah kak, banyak banget barang-barang lucu."
Clara dan Jevi segera tertarik untuk mengecek stand aksesoris. "Liat deh Jev, lucu banget jam tangannya," ujar Clara sambil memegang sebuah jam tangan yang terbuat dari batok kelapa.
"Bagus. Kalau gue sih mau beli kacamata ini, bagus ngga menurut lo?" Jevi mencoba sepasang kacamata hitam.
"Yang itu kurang cocok, coba yang ini," Clara menunjukkan kacamata lain yang menurutnya lebih pas untuk Jevi.
"Bagus, kalau gitu gue beli ini deh," jawab Jevi sambil merogoh dompetnya.
Di stand sebelahnya, Kyle dan Tanra sedang melihat-lihat barang elektronik kecil seperti earphone dan charger.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANYA
Teen FictionRanya Aireena Veenstra adalah seorang gadis blasteran Indonesia-Belanda yang tinggal di Jakarta bersama keluarganya. Ayahnya, Veenstra, memutuskan untuk menetap di Indonesia setelah menikahi Laura, seorang wanita Indonesia. Ranya, anak pertama dari...