Part 10

85 10 0
                                    

Keegan dan Ranya berjalan bersama menuju kantin. Suasana terasa canggung karena banyak mata yang mengamati mereka, tapi Keegan mencoba untuk tetap tenang. "Mereka liatin kita" ujar Ranya. Bukannya sedikit jaga jarak, Keegan malah sengaja menggandeng tangan Ranya. Ranya tidak biasa menjadi pusat perhatian, gadis itu merasa risih jika banyak yang menatapnya dengan begitu seksama.

"Keegan,ngapain?" Ranya kaget.

"diem" Keegan menahan senyum, pria itu gemas dengan wajah Ranya yang berubah menjadi panik.

"gabung sama mereka ngga papa?"tanya Keegan saat mereka mengambil tempat duduk di sudut yang lebih sepi.

Ranya tersenyum lembut. "Nggak masalah, Keegan." Keegan mengangguk, merasa sedikit lega mendengar jawaban Ranya. Mereka pun mulai mengobrol ringan, mencoba mengabaikan tatapan-tatapan penasaran di sekitar mereka.

"Itu teman-teman lo kan?" tanya Jeef, Jeff melihat Clara, Jevi dan Kyle memasuki kantin.

"Iya, mereka temen gue"

"ajak gabung aja kesini" ujar Tanra.

"ngga papa?" tanya Ranya. Jeff dan Tanra mengangguk.

"Keegan?" Ranya meminta persetujuan kepada Keegan. Keegan hanya mengangguk dengan senyum simpulnya.

"Claraa" Ranya berteriak memanggil Clara san yang lain. Betapa kagetnya ekspresi mereka begitu melihat Ranya duduk di bangku yang sama dengan the cogan yang sangat famous di sekolah ini.

Akhirnya kini mereka duduk bertujuh di meja yang sama, menikmati makanan masing-masing dan sesekali mengobrol ringan.

Namun, ketenangan mereka tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, sekelompok siswa dari kelas lain mendekati mereka. Salah satu dari mereka, ada Amel yang paling terdepan, menatap Ranya dengan wajah tidak suka. "Keegan, katanya cuma temen? kok kaya orang pacaran? Kenapa lo nggak jujur sama gue?" tanyanya dengan nada tajam.

Ranya menghela napas dan mencoba menjelaskan. "Kita memang cuma teman." Tapi Amel tampak tidak puas dengan jawaban itu. "Kalau cuma teman, kenapa kalian belakangan ini jadi deket? bohong kan? lo cuma ngga mau ada yang rusak hubungan lo sama dia, makannya nyembunyiin hubungan dengan kata teman" desaknya.

Keegan yang merasa situasi semakin memanas, memutuskan untuk angkat bicara. "lo butuh penjelasan apa lagi si? gue udah berkali-kali ngomong sama lo kalau kita itu ngga pernah ada hubungan apapun, jadi stop larang larang gue deket sama orang lain"

Amel mengambil teh panas milik Clara. "Teh gue mau lo apain?" tanya Clara dengan nada curiga.

Tanpa menjawab, Amel menyiramkan teh panas itu ke arah Ranya, mengenai bagian tangan kanan dan kakinya. Ranya merintih kesakitan dan langsung menangis. Keegan, Jevi, Clara, Kyle, Jeff, dan Tanra terkejut melihat perlakuan Amel terhadap Ranya.

"GILA ANJING!" Keegan tak segan mendorong kasar tubuh Amel hingga terjatuh. Matanya menyala penuh kemarahan.

Leonel yang tengah mengantri makanan pun menoleh ketika mendengar keributan, dan terkejut melihat kakaknya menangis akibat terkena siraman teh panas. Ia buru-buru menghampiri Ranya. "Kak? Kulit kakak merah!" ujarnya cemas. Leonel melihat tumpahan air teh di lantai. "Bangsat" umpatnya ketiga menyadari luka Ranya diakibatkan dari air ini yang sudah di pastikan sangat panas.

Leonel menatap tajam Amel yang sedang dimaki-maki Keegan. "Maksud lo apa, hah? Jangan gila jadi cewek, anjing!" Leonel tersulut emosi, sama seperti Keegan.

"Leo, bawa Ranya ke UKS, gue mau ngurusin cewek murah ini," ujar Keegan tegas, matanya tidak meninggalkan Amel.

"Keegan, maaf, gue ngga sengaja," ujar Amel dengan mata berkaca-kaca karena takut melihat kemarahan Keegan.

"NGGA SENGAJA LO BILANG? JELAS JELAS LO NGAMBIL TEH GUE DAN NYIRAMIN KE RANYA" Clara membantah pengakuan Amel. es teh Clara baru sampai sebelum Amel sampai ke tempatnya, dan masih terlihat jelas asap yang mengepul dari dalam gelas.

Seisi kantin menonton keributan itu, dan Amel mendapatkan sorakan tidak suka dari mereka. "Pergi lo! Dasar cewek gila!" teriak seorang siswa dari kerumunan.

Leonel segera mengangkat Ranya yang masih menangis kesakitan. Jeff dan Tanra membantu Leonel, membawa Ranya ke UKS secepat mungkin. "Cepat obati lukanya sebelum lebih parah," ujar Jeff dengan nada panik.

Keegan memandang Amel dengan kemarahan yang tak terkendali. "Lo udah keterlaluan, Mel. Kalau lo berani ganggu Ranya lagi, gue sendiri yang bakal pastikan lo dikeluarin dari sekolah ini!" ancam Keegan dengan suara menggelegar.

Amel terdiam, tubuhnya gemetar karena ketakutan. "Keegan, please... gue nggak maksud nyakitin Ranya."

"Diam lo!" teriak Clara sambil maju ke depan. "Lo udah kelewatan, Amel. Kita semua tau lo cemburu, tapi ini udah nggak bisa dimaafin!"

Kyle dan Jevi berdiri di samping Keegan, siap membantunya jika diperlukan. "Kita harus laporin ini ke guru," kata Kyle dengan tegas. "Perilaku kayak gini nggak bisa dibiarkan."

Keegan menatap Amel dengan tatapan dingin yang membuat Amel semakin ketakutan. "Gue ngga peduli apa alasan lo, tapi perbuatan lo udah keterlaluan . Lo bakal dapet balasannya Mel. " katanya sebelum berbalik dan pergi, mengikuti Leonel dan yang lainnya ke UKS untuk memastikan Ranya baik-baik saja.

Di UKS, Ranya merintih kesakitan, sementara petugas UKS mengobati lukanya. Leonel memegang tangan Ranya, mencoba menenangkannya. "Kak, tahan sakitnya ya, biar sakitnya sedikit reda." katanya dengan suara lembut.

Keegan masuk ke UKS, melihat Ranya yang masih kesakitan. "Ranya, maaf" katanya dengan nada penuh penyesalan.

Ranya masih merasakan sakit di tangannya dan bagian paha, tapi merasa sedikit tenang dengan kehadiran teman-temannya yang mendukungnya. Mereka semua tahu, ini bukan akhir dari masalah, tapi mereka siap menghadapi apapun yang akan datang demi melindungi satu sama lain.

Keegan berdiri di dekat Ranya, merasa bersalah karena kejadian itu. "Gue nggak akan biarin Amel ganggu lo lagi," ujarnya dengan suara lembut tapi penuh tekad. Ranya hanya bisa mengangguk.

Sementara itu, di luar UKS, Clara, Jevi, dan Kyle berdiskusi dengan guru yang datang setelah mendengar keributan. "Amel harus dapat hukuman," kata Clara tegas. "Dia udah nyakitin Ranya dengan sengaja."

Guru itu mengangguk, tampak serius. "Kami akan cek CCTV untuk melihat kejadian ini dan memberikan tindakan yang tepat. Terima kasih sudah melaporkan."

Setelah beberapa saat, Ranya merasa sedikit lebih baik. Keegan, yang masih berada di sisinya, mengusap lembut rambutnya. "Kalau masih sakit, gue bisa bawa lo ke dokter," tawarnya.

Ranya menggeleng. "Makasih, tapi ngga usah, Keegan, sebentar lagi juga sembuh"

Tak lama kemudian, Leonel masuk dengan membawa pakaian ganti untuk Ranya. "Kak, ganti baju dulu, seragam kakak basah" ujarnya. Ranya menerima pakaian itu dengan senyum lemah.

Setelah kejadian itu, Keegan lebih waspada untuk melindungi Ranya dari kejahatan Amel, dan kini Amel mendapatkan skorsing selama seminggu atas apa yang dia perbuat kepada Ranya. Amel pun sudah berjanji jika dia tidak akan mengulanginya lagi.

Hubungan mereka menjadi perbincangan hangat di sekolah, tetapi kali ini dengan nada yang lebih positif. Banyak teman-teman mereka yang mendukung dan bahagia melihat keduanya bersama. Mereka yang sebelumnya hanya mengira hubungan mereka adalah gosip belaka, kini menyaksikan sendiri betapa pedulinya Keegan terhadap Ranya. Bahkan Keegan tidak akan pulang sebelum memastikan jika Ranya pulang bersama Leonel dengan aman.

Meskipun demikian, ada juga yang merasa iri dengan posisi Ranya. Namun, Keegan dengan sikap dinginnya selalu mengatakan kepada Ranya jika itu akan baik baik saja.

RANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang