Pagi itu, suasana di SMA Wijaya seperti biasanya,tampak ramai dengan murid murid yang berlalu lalang.
Ranya berjalan bersama Kyle, Clara, dan Jevi menuju perpustakaan. Mereka berbincang ringan tentang rencana akhir pekan sambil menikmati udara pagi yang segar. Sesampainya di lorong dekat perpustakaan, Ranya melihat seorang murid baru yang tampak kebingungan. Wajah gadis itu cantik, dengan rambut sebahu yang tergerai rapi, tapi jelas terlihat bahwa dia sedang mencari sesuatu.
Ranya memperhatikan gadis itu sejenak sebelum memutuskan untuk menghampirinya. Dia menepuk bahu Clara dan berbisik, "Kalian duluan aja ya, gue mau kesana bentar"
Clara dan yang lainnya mengangguk, lalu melanjutkan perjalanan mereka, sementara Ranya mendekati gadis tersebut dengan senyuman ramah.
"Haii, murid baru ya?" ujar Ranya dengan ramah.
Gadis itu tersenyum lega ketika melihat Ranya, merasa sedikit lebih tenang karena mendapatkan bantuan.
"Ah iya, gue murid baru disini"
"nyari apa?" tanya Ranya.
"Gue nyari kantor guru, dimana ya?" tanya gadis itu.
Ranya tersenyum lagi, mengangguk sambil menawarkan diri untuk mengantarkan gadis itu ke kantor guru.
"sini gue anter"
Mereka berdua berjalan menuju kantor guru sambil berbincang ringan. Ranya berusaha membuat gadis itu merasa nyaman dengan menanyakan hal-hal sederhana seperti dari mana dia berasal dan bagaimana kesannya terhadap sekolah sejauh ini. Setelah tiba di kantor guru, Ranya mengantar gadis itu masuk dan memastikan semua beres sebelum pamit.
"Kalau ada apa apa, cari gue aja ya, kelas gue disana" Ranya menunjuk kelas di bagian paling pojok.
"Makasih banget, Ra. untung ada lo" ujarnya, gadis itu bernama Shasa.
Ranya hanya tersenyum dan melambaikan tangan sebelum bergegas kembali ke perpustakaan untuk menyusul teman-temannya. Sesampainya di perpustakaan, dia langsung bergabung dengan Kyle, Clara, dan Jevi yang sudah menunggunya.
Ketika jam pertama dimulai, Ranya merasa sedikit terkejut saat melihat murid baru tadi memasuki kelasnya. Ibu Sifa memperkenalkan gadis itu sebagai siswi baru di kelas mereka, dan menyuruhnya untuk mencari tempat duduk yang masih kosong. Gadis itu memilih tempat duduk tepat di belakang Ranya, membuat Ranya sedikit terkejut, tapi dia tetap menyambutnya dengan senyum.
Waktu istirahat tiba, bel berbunyi nyaring, menandakan saatnya untuk makan siang. Ranya, yang merasa sudah cukup mengenal murid baru itu, mengajaknya untuk makan siang bersama.
"Sha, ke kantin bareng yuk" Ranya mengajak Shasa.
Murid baru itu mengangguk setuju, merasa senang karena Ranya begitu ramah. Mereka berdua berjalan menuju kantin, berbincang-bincang tentang pelajaran yang baru saja mereka ikuti dan bagaimana suasana sekolah sejauh ini.
Di kantin, sudah ada Keegan, Jeff, dan Tanra yang duduk di meja biasa mereka. Mereka tampak santai sambil menikmati makanan dan bercanda satu sama lain. Namun, saat Tanra melihat Ranya membawa murid baru itu, ekspresinya langsung berubah. Dia tampak panik, matanya melebar seolah ada sesuatu yang salah.
Tanra cepat-cepat berdiri dan menarik lengan Keegan yang sedang asyik menikmati makanannya. "Gan, temenin gue ke kamar mandi yuk, gue takut sendirian nih" Alibi Tanra.
Keegan terlihat bingung dengan sikap Tanra yang tiba-tiba, namun dia tidak sempat bertanya lebih jauh karena Tanra sudah menariknya keluar dari kantin lewat pintu satunya lagi. Jeff, yang juga bingung, menatap mereka pergi sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Ranya yang baru saja tiba bersama murid baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANYA
Teen FictionRanya Aireena Veenstra adalah seorang gadis blasteran Indonesia-Belanda yang tinggal di Jakarta bersama keluarganya. Ayahnya, Veenstra, memutuskan untuk menetap di Indonesia setelah menikahi Laura, seorang wanita Indonesia. Ranya, anak pertama dari...