Riyana menjemput Diara di depan rumah, ia tidak masuk ke dalam, hanya menunggu Diara di depan gerbang rumah Adrian. Diara muncul dari pintu rumah dan berjalan cepat menuju mobil Riyana. Ia segera masuk dan Riyana segera melajukan mobilnya.
“kita ke mall mana Na?” tanya Diara sembari membereskan posisi tas yang ia bawa.
“lihat aja nanti Ra, aku mau beli baju baru” jawab Riyana.
Diara melihat penampilan teman barunya itu, dahinya mengernyit, ia selalu melihat orang seperti Riyana selalu memakai pakaian bagus, tapi sangat suka sekali membeli baju baru. Hidup mereka terlalu boros, seharusnya uang itu bisa ditabung, pikir Diara.
“kamu suka ke mall ya Na?” gumam Diara.
“lumayan Ra” jawab Riyana. "ngomong -ngomong kamu udah minum pil kemarin belum?”
Diara tersentak dengan pertanyaan Riyana, bingung harus menjawab apa. Apa dia harus jujur dan cerita tentang masalah yang saat ini tengah ia hadapi? ahh, itu malah jadi celah bagi Riyana nanti untuk menggoda suaminya.
“bukan urusan mu Na, aku mau minum pil itu apa kagak, itu urusan ku” jawab Diara membuang muka dari arah Riyana.
“aku ini mau bantu kamu Ra, kamu malah jawabnya gitu” rutu Riyana.
“kamu dengarin ya Ra, jika nanti kamu hamil dan Adrian menemukan perempuan lain gimana? truss jika nanti Adrian balikan sama Hesty gimana? mereka itu udah saling cinta sejak SMA, udah lama Ra” jelas Riyana.
Diara menggeleng, tak ingin mendengar itu lagi, ia lebih percaya dengan kata-kata Adrian yang telah bekorban banyak hal untuknya.
“kita ini sama-sama perempuan Ra, aku ngerti kamu kayak gimana orangnya, aku hanya nggak ingin kamu hancur nanti akibat kelakuan Adrian” lanjut Riyana.
“udah lah Na, biar aku putuskan masalah keluargaku, kenapa kamu ingin ikut campur ikut sama masalahku dan mas Adrian, aku aja nggak masalah kok” elak Diara.
ahh, sial’ umpat Riyana di hatinya. Diara sangat keras kepala untuk ia peringati, Riyana menambah kecepatan mobilnya menuju mall di selatan ibukota. Mereka melibas jalanan dengan kecepatan sedang, melewati kepadatan jalan yang dipenuhi banyak kendaraan roda 2 dan roda 4.
Tujuan pertama Riyana adalah membeli pakaian, Diara mengekor kemana Riyana pergi. Ia mempelajari tingkah Riyana agar nanti bisa mandiri juga kesana sendiri dan tidak bersikap seperti orang kolot lagi.
“ini bagus deh Ra” ucap Riyana mengusap dress berwarna merah.
“kamu cocok sama ini Na” sahut Diara.
“kamu lebih cocok Ra, kamu bakalan terlihat seksi dan cantik memakai pakaian ini” jawab Riyana.
Riyana mengambil dress itu dan memilih pakaian lainnya. Sementara Diara hanya melihat saja, ia memilih beberapa pakaian yang ia sukai. Baju kaos lengan panjang dan beberapa sweater. Setelahnya mereka langsung ke kasir untuk membayarnya.
“mana kartu debit mu Ra?” tanya Riyana dengan mengulurkan tangannya ke arah Diara.
Diara mengeluarkan dompetnya dan memberikan kartu debitnya sama Riyana. Ia perhatikan apa yang Riyana lakukan, matanya membulat saat Riyana membayar semua belanjaan dengan kartunya itu.
“loh kok semuanya bayar pakai kartu ku Na?” tanya Diara penuh selidik.
“iya Ra, semua ini untukmu, biar nanti kalau ada acara nggak repot-repot lagi” jawab Riyana dengan santai.
“aduh Na, ini boros sekali” gumam Diara.
“udah, nyantai aja, kamu nanti bakalan butuhin ini saat menemani Adrian buat acara kantornya” jawab Riyana tanpa beban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiada Hutang Dalam Cinta
Romancekali ini cerita drama ya teman-teman, yang suka drama bisa ngumpul, yang nggk suka, bisa diskip kok, Novelme ini pernah terbit di platform lain, sekarang diterbitkan disini, biar tulisan ku bisa di satu tempat aja