Kamil tersenyum melihat wajah Diara yang memias, gadis itu jelas mencemaskan sesuatu yang sudah di duga oleh Kamil.
“kan aku sudah bilang sama kamu, jangan mudah percaya sama laki-laki” ucap Riyana yang semakin membuat Diara tak nyaman duduk disana.
“coba deh kamu tanya sama Adrian baik-baik, setahu ku dia kerjanya juga nyantai setiap hari” timpal Samuel.
Diara kembali menelan salivanya, dadanya terasa sesak, tak ingin percaya dengan ucapan orang-orang yang kali ini ada di depannya. Namun dibandingkan Riyana dan Kamil, jelas mereka lebih tahu seperti apa Adrian sebenarnya daripada dirinya.
Kamil melihat sejenak jam di tangannya, “aku nggak mau makan disini Na, kita pindah ke tempat lain yuk, sekalian nanti aku mau ke kantor ayahmu” ucap Kamil yang kemudian berdiri.
Diara seketika melihat ke arah Riyana yang tengah membereskan tasnya. Jantung Diara berdetak cepat, dadanya semakin sesak dan sekarang Riyana malah mau meninggalkannya disana.
“kamu pulangnya diantar Samuel aja ya Ra, aku ada perlu sama Kamil” gumam Riyana.
“jangan Na, kamu antar aku pulang dulu ya” ucap Diara menahan tangan Riyana.
Riyana tersenyum kepada Diara, “itu makananmu belum habis, kamu disini aja dulu habisin makanan kamu, Samuel juga mau makan disini, nanti kalian bisa pulang bareng” jawab Riyana.
“tapi Na, aku”
“udah, nggak apa-apa Ra, kamu ngomongnya kayak nganggap Samuel bukan orang baik aja” ucap Riyana melepas tangan Diara.
Diara tak bisa lagi menolak, ia tidak ingin membuat Samuel tersinggung karena sikapnya. Riyana dan Kamil kemudian pamit pergi, meninggalkan Diara yang terdiam membisu dan kaku menghadapi Samuel yang baru dikenalnya.
“Santai aja Ra, jangan gugup gitu, aku juga temannya Adrian kok,” ucap Samuel dengan santai.
Ia kemudian memanggil seorang pelayan dan memesan pasta untuknya, “kamu mau nambah lagi Ra?” tanya Samuel sebelum pelayan pergi dari meja mereka.
“nggak mas, aku sudah kenyang” elak Diara.
“ya udah mas, pasta sama jus jeruk aja buat saya” ucap Samuel.
Samuel kembali melirik Diara yang masih tampak gugup, ia tersenyum sinis, perempuan seperti itu hanya perlu sedikit pendekatan untuk ditaklukannya.
“gimana Adrian selama kalian menikah? aku harap dia nggak main-main sama kamu” ucap Samuel dengan santai.
Diara menggaruk lehernya yang tak gatal, bingung, kenapa semua orang yang dekat dengan suaminya malah menjelek-jelekan suaminya di depannya. Apa benar Adrian seburuk itu selama ini?
“mas Adrian baik orangnya mas, perhatian juga” gumam Diara.
Makanan di piringnya tak lagi disentuh, hambar terasa, padahal tadi begitu lezat rasanya. Sekarang pikirannya malah memikirkan Adrian, apa benar suaminya itu membohonginya soal kesibukan di kantor?
“kalau perhatian, dia nggak akan bohongi kamu soal pekerjaannya Ra” jawab Samuel.
“mas Adrian nggak bohong kok mas” bela Diara, ia tidak suka ada orang lain yang menjelek-jelekan suaminya. “Dia memang sibuk di kantor”
“sibuk di kantor atau sibuk di rumah sakit? pacarnya lagi di rumah sakit sekarang” sambar Samuel dengan cepat.
Deg, jantung Diara dibuat berdetak tak terkendali, sesuatu terasa menyesak di dadanya. Ia mengeluarkan ponselnya, ingin segera menghubungi Adrian. Tak rela jika Adrian mengkhianatinya dan mengingkari janji yang telah diucapkan Adrian kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiada Hutang Dalam Cinta
Romancekali ini cerita drama ya teman-teman, yang suka drama bisa ngumpul, yang nggk suka, bisa diskip kok, Novelme ini pernah terbit di platform lain, sekarang diterbitkan disini, biar tulisan ku bisa di satu tempat aja