Diara melankah pelan menuju lantai 2 dengan langkah gemetar. Keringatnya mengucur mulai dari dahi, leher hingga membasahi tubuhnya. Selain karena panasnya cuaca, juga karena rasa takut dan gugup yang menyelimuti hatinya. Jika pertemuan Adrian dan Hesty bisa ia ketahui melalui Riyana, apa itu berarti pertemuannya dengan Samuel tadi juga diketahui oleh Adrian?
Lutut Diara terasa gemetar, tangannya terasa kaku untuk menarik ganggang pintu kamarnya. Perlahan pintu kamarnya ia buka, tidak ada Adrian disana, membuat dada Diara terasa bergemuruh dengan jantung berdegup kencang. Diara menaruh tasnya di ranjang dan segera berjalan menuju ruangan kerja Adrian. Disana ia melihat suaminya tengah duduk di sofa sembari memegang dahi dengan mata terpejam.
Diara berjalan cepat dengan mata berkaca-kaca, ia berlutut di depan Adrian dan memeluk suaminya itu dengan erat. “mas” Diara bergumam.
“Kamu dari mana Ra?” tanya Adrian dengan dingin.
Diara terdiam, ia pandangi wajah Adrian yang menguratkan rasa marah laki-laki itu, Ia kemudian menunduk dan mengeratkan pelukannya.
“mas udah tahu kan Ara bertemu dengan siapa?” Diara balik bertanya, “jangan marah sama Ara, mas. Ara tahu kalau Ara salah tidak minta izin dulu sama mas sebelum pergi"
Adrian mendorong tubuh Diara hingga pelukan Diara terlepas, tangannya memegang erat kedua lengan Diara. Ia pandangi wajah Diara dengan geram. Gadis itu masih menunduk hingga anak rambutnya menutupi mata Diara dari pandangan Adrian.
“kamu menemui laki-laki lain tanpa sepengetahuan ku Ra, ada apa kamu dengan dia? apa yang kamu sembunyikan dariku?” tanya Adrian dengan tajam, dadanya terasa bergemuruh menahan rasa kecewa.
Suasana mereka terasa tegang, Adrian terlihat berusaha menahan amarahnya, bayang-bayang pengkhianatan Hesty terbayang kembali saat ia melihat foto Diara tengah bersama Samuel. Membuat pikirannya terasa mati dan hatinya memburu rasa cemburu. Bahkan dokumen yang ia pegang saat melihat foto itu tidak bisa lagi ia cerna isinya.
“Ara nggak tahu kenapa mas Samuel bisa ada disana mas” aku Diara dengan jujur.
“kamu bilang sama ibu kamu mau bertemu sama temanmu, siapa temanmu itu? Samuel kan?” tuduh Adrian.
Tangannya masih memegang lengan Diara yang mungil dengan erat. Membuat gadis itu meringis menahan sakit akibat genggaman Adrian.
“bukan mas” jawab Diara dengan pelan, “mas, sakiittt” gumam Diara.
Adrian tersadar dengan kelakuannya, ia segera melonggarkan pegangannya di lengan Diara. “maaf Ra” ucap Adrian. Tangan kirinya menyibak anak rambut Diara, terlihat mata gadis itu berkaca-kaca.
“Ara Cuma mau nemui Hesty mas, Ara nggak tahu kenapa mas Samuel ada disana” ucap Diara dengan pelan.
Adrian menarik tengkuk Diara dan mengecup bibir istrinya. Kecupan yang panjang dan memaksa. Membuat Diara mengalah dan membuka mulutnya, membiarkan Adrian memainkan lidah di dalam mulutnya. Perlahan air mata Diara menetes, teringat lagi malam yang menyakitkan itu. Saat Adrian memaksa dirinya untuk hal yang tidak ia inginkan.
Adrian menghentikan permainannya saat nafasnya akan habis, membuat mereka berdua terengah-engah mencari oksigen sebanyak mungkin. “kamu milikku Ra, hanya milikku”ucap Adrian dengan menangkup kedua pipi Diara yang sekarang duduk di pahanya.
“iya mas, Ara Cuma milik mas, dan mas Cuma milik Ara” jawab Diara. Ia menghempaskan kepalanya di dada Adrian yang selalu memberinya kenyamanan.
"Ara sayang sama mas, jangan tuduh Ara macam-macam mas, percaya sama Ara" pinta Diara dengan sendu.
Adrian melingkarkan tangannya dipunggung Diara dan mendekap erat istrinya. Adrian menarik nafas dalam, mencoba mengendalikan dirinya yang terbakar rasa cemburu karena takut jika Diara berkhianat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiada Hutang Dalam Cinta
Romancekali ini cerita drama ya teman-teman, yang suka drama bisa ngumpul, yang nggk suka, bisa diskip kok, Novelme ini pernah terbit di platform lain, sekarang diterbitkan disini, biar tulisan ku bisa di satu tempat aja