Plaaaaak, sebuah tamparan keras melayang dari ibu Adrian. Diara menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang dilakukan ibu Adrian.
Adrian tertunduk, ia berlutut menahan perih di pipinya. “Maaf, Bu, Adrian mengecewakan ibu,” ucap Adrian dengan meneteskan air mata.
“Apa ini yang ibu ajarkan kepadamu? apa ini Adrian?” teriak ibu Adrian penuh emosi, kecewa, sangat kecewa dia kepada putra yang ia banggakan itu.
Diara bersimpuh di lantai, dia yang salah sebenarnya, bukan Adrian. Sampai detik itu ia merasa bahwa dialah yang salah atas kejadian malam itu. Ia yang terbuai dengan uang yang dikatakan Reni untuk operasi ibunya.
“Maaf bu, ini salah Diara, Diara yang tidak bisa menjaga diri Diara,” ucap Diara tertunduk lemah.
“Jadi kamu ini apa? wanita malam? wanita penggoda? ha?” ucap ibu Adrian dengan tajam, “mau saja kamu ditiduri oleh laki-laki, dimana kehormatanmu sebagai perempuan? dimana harga dirimu?” tunjuk ibu Adrian kepada Diara.
“Aku yang salah, Bu, aku yang salah,” ucap Adrian menarik telunjuk ibunya, “malam itu aku yang tidak bisa menahan diri, Diara hanya korban dari kesalahanku, Bu.”
Ibu Adrian menatap tajam Adrian dan Diara secara bergantian. Pilu hatinya melihat Adrian berlutut karena rasa bersalah, tapi jauh lebih pilu lagi saat ia tahu dengan apa yang dilakukan Adrian kepada Diara.
“Adrian yang memanfaatkan kelemahan Diara, Bu, Adrian mengambil kehormatannya, Bu, Adrian yang salah,” bela Adrian kepada Diara di depan ibunya.
“Jelaskan apa yang terjadi Adrian!” perintah ibu Adrian dengan tegas, ia dapat menilai itu semua tidak diinginkan Adrian maupun Diara.
Adrian memejamkan matanya, ia harus menjelaskan semuanya, sementara Diara masih tertunduk malu di depan mertuanya.
“Malam itu Diara dijebak oleh temannya, Bu, Diara diberi obat dan dimasukkan oleh rekan bisnis perusahaan ke kamar Adrian.” Adrian menangis, sakit hatinya saat menyadari bahwa ia telah memberikan kekecewaan besar kepada ibunya itu. “Maaf, Bu, Adrian khilaf, Adrian melakukan itu kepada Diara, Adrian mengambil kehormatan Diara malam itu, Bu.”
Ibu Adrian tertunduk, ia benar-benar merasa gagal mendidik anak satu-satunya itu. Dari dulu hanya Adrian penyemangat hidupnya, dan sekarang Adrian telah memberikan kekecewaan yang amat besar baginya.
Sementara Diara terisak mendengar ucapan Adrian, tangisnya tak bisa ia tahan, hancur hatinya saat mengingat lagi peristiwa malam itu. Kebodohannya yang akhirnya menghancurkan hidupnya dan Adrian.
“Apa itu yang ibu ajarkan Adrian?” teriak ibu Adrian, ia tahu Adrian selalu jujur kepadanya. Saat ia bertanya, maka putranya itu takkan berani berbohong.
“Maaf, Bu,” ucap Adrian dengan gemetar sedih, "jangan salahkan Diara atas kesalahan Adrian, Aku sudah sangat berdosa kepadanya."
Ibu Adrian mengusap pipinya yang basah, Ia menarik Diara untuk berdiri. “Berdiri, Nak, kamu tak pantas seperti ini di depan ibu,” ucapnya dengan menangis di depan Diara. “Anak ibu yang sudah menghancurkan hidupmu.”
Diara tersentak kaget dengan sikap ibu Adrian, "Maaf, Bu, ini salah Diara,” ucap Diara terisak.
“Nggak, Nak, ini bukan salahmu, maafkan anak ibu ya, ibu yang tak bisa mendidiknya dengan baik,” ucap ibu Adrian membersihkan pakaian Diara yang tampak kotor. Ia kemudian memeluk Diara. “Maafkan ibu ya, Nak.”
Tubuh Adrian terasa melemah, tak kuasa mendengar ucapan ibunya. Dia lah yang salah, kenapa harus ibunya yang merasa gagal mendidiknya? Hatinya benar-benar merasa hancur mendengar itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiada Hutang Dalam Cinta
Roman d'amourkali ini cerita drama ya teman-teman, yang suka drama bisa ngumpul, yang nggk suka, bisa diskip kok, Novelme ini pernah terbit di platform lain, sekarang diterbitkan disini, biar tulisan ku bisa di satu tempat aja