47. Pakaian Seksi

3 0 0
                                    

Pertama kali Rina melihat Diara di ruang tamu tadi, ia sudah merasa Diara tidak sebanding sama sekali dengan Adrian. Cara berpakaian Diara terlihat seperti ibu-ibu tua, seharusnya Diara berpenampilan elegan walaupun hanya di rumah. Namanya juga istri sekretaris perusahaan besar, masa berpenampilan seperti tadi’ pikir Rina.

Untuk Kali ini Rina tidak bisa berbicara jujur tentang pandangannya, bisa habis dia nanti saat Adrian kembali dari Jepang. Jawaban diplomatis menjadi pilihannya.

“pak Adrian pernah menasehati saya bahwa tidak ada yang tak pantas, tapi mau menerima atau tidak mbak, dan pak Adrian sudah menerima mbak sebagai istrinya” jawab Rina.

Huh, kekecewaan Diara rasakan, jawaban Rina sama dengan jawaban Adrian kepadanya. Tapi itu jelaslah antara mereka berdua, bisa saling menerima antara satu dengan yang lain, namun orang lain akan tetap memandang rendah dirinya. Sampai detik itu Diara masih merasa gadis kampung yang berasal dari keluarga miskin.

Benar dia tinggal di ibukota provinsi dulu, tapi ia hanyalah masyarakat pinggiran yang hidup dalam kesusahan, terutama sejak ayahnya meninggal.

Mobil mereka terus melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan. Diara masih menatap jalanan dan gedung-gedung tinggi di sebelah kanan dan kiri jalan. Mencoba mengingat jalan ia lalui, hal yang selalu ia lakukan setiap kali mengunjungi tempat-tempat baru.

“Mbak cantik, pasti pak Adrian sangat menyayangi mbak” gumam Rina karena merasa Diara sangsi akan jawabannya tadi.

Diara hanya tersenyum pias mendengar ucapan Rina. Ia seperti merasakan maksud kalimat asisten suaminya itu.

“kamu udah lama kenal sama mas Adrian Na?” tanya Diara.

“Udah mbak, saya jadi asisten pak Adrian sejak dia kembali kuliah dari luar negeri”

Senyuman Diara mengembang mendengar jawaban Rina, ia lupakan sejenak perasaan piasnya tadi, itu berarti Rina pasti tahu apa kesukaan Adrian selain daging panggang.

“Aku ingin beli sesuatu untuk mas Adrian Na, menurutmu apa yang mungkin disenangi mas Adrian?” tanya Diara.

Pikiran Rina berkeliaran liar memikirkan sosok Adrian, ia teringat lagi bahwa Diara dan Adrian menikah sangat cepat, walaupun mereka baru saling mengenal. Menggambarkan ada cinta pada pandangan pertama antara Diara dan Adrian. Hingga tumbuh keyakinan untuk menikah, Adrian dengan gagah berani melamar Diara dan memutuskan Hesty karena cinta pada pandangan pertama itu. Ahh, Rina terlalu berhalusinasi dengan dugaannya itu.

Karena bu Aliah sudah pasti menyimpan aib anak dan menantunya, sehingga Rina hanya bisa mengkhayalkan apa yang terjadi sebenarnya. Bertanya pada Adrian atau Diara langsung? jangankan jawaban yang ia dapatkan , malahan nanti pekerjannya yang bakalan hilang.

Sejenak mata Rina melirik ke arah Diara yang masih menunggu jawabannya. Jika melihat penampilan Diara, sepertinya berdandan cantik untuk Adrian bisa jadi jawabannya, hadiah yang mungkin akan membuat laki-laki itu senang.

“mbak udah pernah pakai pakaian seksi saat bersama pak Adrian?” tanya Rina dengan nada usil.

“pakaian seksi? aku, aku tidak pernah memakai pakaian seperti itu” ucap Diara bingung dengan maksud Rina.

“hmmm, coba deh mbak, nanti waktu pak Adrian pulang dari Jepang, mbak sambut di kamar pakai pakaian seksi” ide panas itu muncul dalam pikiran Rina.

“uhhh, pasti pak Adrian klepek-klepek sama mbak, laki-laki itu suka lo mbak jika pasangannya sedikit nakal” ujar Rina.

Diara menelan salivanya seketika, mendengar pakaian seksi dan nakal saja dia sudah bergedik ngeri. Apalagi sampai mewujudkan ucapan Rina itu.

“nggak ada ide lain Na? yang lebih baik gitu”

Tiada Hutang Dalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang