42. Cantik

2 0 0
                                    

Diara duduk di tepi ranjang dengan melihat Adrian yang tengah merapikan barang dan memastikan semua keperluannya tidak ada yang tetinggal.

Mata Diara tampak tak ikhlas melepas suaminya, tapi mau gimana lagi, ia juga tidak ingin menjadi penghambat Adrian yang bekerja juga untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

“udah semuanya mas? nggak ada yang ketinggalan kan?” tanya Diara dengan pelan, ia menyembunyikan ketidak relaannya.

“ada kayaknya Ra” jawab Adrian.

“apa mas? pastiin dulu, nanti mas kerepotan disana” ucap Diara.

Adrian melihat ke arah Diara, ia tersenyum tipis, “hatiku, kamu nggak mau ikut denganku?” ucap Adrian.

“ihh, apaan sih mas” rutu Diara menahan malu dengan wajar memerah.

“Aku serius lo Ra” jawab Adrian.

Diara mendekat dan mencubit perut Adrian karena kesal, Adrian menghindar dengan tertawa tipis. Ia rangkul Diara ke dalam pelukannya.

“jangan ragukan aku lagi ya Ra” gumam Adrian dengan menahan kepala Diara di dadanya.

Diara mengangguk pelan, ia balas pelukan Adrian dengan lebih erat.

“Ara sayang sama mas” gumam Diara dengan pelan.

"mas juga Ra, mas sayang sama Ara" jawab Adrian.

Adrian mengecup ubun-ubun Diara. Ia kemudian segera melepas pelukannya untuk segera turun ke bawah.

Pagi itu Diara melepas kepergian Adrian di depan garasi rumah mereka, bersama bu Aliah yang juga seperti biasa mengucapkan doa sebelum kepergian Adrian jika akan bepergian jauh.

Setelah kepergian Adrian dan Andre, bu Aliah merangkul bahu Diara, ia usap bahu menantunya dengan lembut.

“kenapa Ara nggak mau ikut sama Adrian?” tanya bu Aliah.

Diara melepas nafas kasar, “kalau Ara ikut yang ada nanti Ara cuma ngerepotin mas Adrian bu, lagian mas Adrian kan pergi kerja bu, bukan untuk main-main” jawab Diara.

Bu Aliah tersenyum senang, Diara sangat pengertian dengan kesibukan Adrian, “ya udah, ayo masuk ke dalam” ajak bu Aliah kepada Diara.

Diara segera kembali ke kamarnya, ia mengambil ponselnya dan berdiri di dekat jendela menikmati hembusan angin yang bertiup ringan, memberikan kesejukan bagi dirinya.

Diara ingin melakukan sesuatu, namun ada keraguan di hatinya. Ia lihat kembali nomor Andre yang tadi diberikan laki-laki itu.

‘apa aku terlalu berlebihan ya sama mas Adrian? semalam mas Adrian sudah mengatakan kalau dia sayang sama aku’ batin Diara.

Helaan nafas Diara terdengar darinya, ia menghirup udara segera dengan dalam, dan mengingat kembali perkataan Adrian tadi malam.

“ok, aku percaya sama mas Adrian” gumamnya dengan yakin.

“tapi kalau aku kenal dengan asistennya mas Adrian nggak masalah kan, mas Adrian juga nggak akan marah”

Diara kemudian mengirim pesan chat singkat kepada Andre.

‘Ini Aku Diara, istri mas Adrian, tolong kirimkan aku nomor Rina, asisten mas Adrian yang perempuan’

Andre yang sedang membaca beberapa dokumen untuk pembahasan nanti di Jepang dibuat kaget dengan pesan itu.

ahh, ini bini si bos cari masalah aja’ rutunya.

“bos, hubungan bos sama mbak Diara sedang nggak baik ya?” tanya Andre dengan polos kepada Adrian.

Tiada Hutang Dalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang