41. Belum Disentuh

3 0 0
                                    

Diara bangun lebih dulu pagi itu dari Adrian, Adrian yang selalu rutin bangun pagi karena bekerja membuat Diara sekarang ikut terbiasa bangun sepagi itu. Diara melepas pelukan Adrian di tubuhnya, ia tersenyum, sungguh bahagia hatinya sejak ungkapan sayang Adrian semalam. Mimpi itu terasa telah menjadi nyata sekarang.

Mata Diara melirik ke arah jam digital di nakas, masih setengah lima, penerbangan Adrian pagi itu jam 10. Suaminya masih bisa istirahat sebelum bersiap-siap, selama ini suaminya itu bekerja seperti robot, membuatnya khawatir dengan kesehatan Adrian.

Diara bangkit, ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sejenak.

Seterusnya ia turun ke bawah untuk mengambilkan segelas air putih untuk Adrian. Diara kembali ke kamar dan menaruh air putih itu di nakas serta satu buah pil vitamin yang rutin ia berikan agar Adrian tetap fit di tengah kesibukannya.

“mas, jika kamu tulus menyayangiku, aku akan hadapi semua orang yang ingin memisahkan kita mas” gumam Diara, ia naik ke ranjang untuk mendekat pada Adrian dan kemudian mengecup kening Adrian.

Kecupan pertama Diara setelah pengakuan perasaan mereka kemarin. Hati Diara berdesir hebat, sebuah ketakutan melanda hatinya. Adrian masih belum juga menyentuhnya, padahal pernikahan mereka sudah mau 3 bulan.

“apa kamu masih meragukan ku mas? aku sudah siap untuk ini semua, aku akan menjadi istri terbaik untukmu” gumam Diara lagi.

"atau benar kalau kamu," Diara menghentikan kalimatnya, ia tidak ingin lagi menduga-duga tanpa bukti. Apalagi Adrian dan Bu Aliah mengatakan di depannya kalau mereka tak percaya dengan Riyana dan Kamil.

Diara menarik nafas dalam, ia kemudian melepaskannya dengan perlahan dan kemudian kembali keluar untuk menyiapkan sarapan.

Adrian baru terbangun pukul setengah tujuh. Saat ia membuka mata, Diara tidak ada lagi disisinya, membuatnya sedikit tak nyaman karena tidak melihat lagi istrinya itu di dalam pelukannya saat bangun tidur.

Tangan Adrian menjangkau air putih yang disiapkan Diara, istrinya itu melayaninya dengan baik, membuatnya merasa nyaman dengan segala perlakuan Diara selama ini. Setelah meneguk air, Adrian segera memakan pil vitamin.

“bagaimana mungkin aku tidak menyayangimu Ra, kamu benar-benar istri yang baik” gumam Adrian.

Adrian kemudian bangkit untuk segera mandi dan bersiap-siap. Setelah selesai membersihkan diri sembari merenungi apa yang telah ia lalui selama ini, Adrian keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk putihnya.

Diara yang duduk di tepi ranjang melihat tubuh suaminya itu dengan mata membulat kaget, dadanya berdetak cepat, berdesir melihat pemandangan yang tak ia duga.

“aduhh mas, kenapa cuma pakai handuk” gumam Diara dengan menutup matanya dari arah Adrian.

“ya elah Ra, aku mana tahu kamu di sini, tadi kamu nggak ada” jawab Adrian dengan ketus.

Adrian mendekat ke arah Diara yang masih menutup matanya. Merasakan Adrian yang mendekat, jantung Diara semakin berdegup kencang tak beraturan.

“mas mau ngapain?” tanya Diara dengan spontan.

Adrian melepas nafas kasar, lebih baik dia menunda dulu hasratnya itu. Melakukannya sekarang nanti malah memberikan kesan negatif bagi Diara.

Masa setelah menyentuh Diara, ia langsung pergi jauh, itu akan menjadi kesan jelek di pengalaman pertama mereka sebagai suami istri.

Adrian kemudian memeluk Diara dengan hangat, “aku akan merindukanmu selama pergi Ra” gumam Adrian.

Jantung Diara semakin tidak beraturan merasakan kulit dada Adrian di wajahnya. Kulit yang dulu ia rasakan saat malam buruk itu terjadi. Tapi sekarang ia harus bisa membuka lembaran baru, sudah terlalu lama dia tidak melakukan kewajibannya sebagai seorang istri bagi Adrian.

Tiada Hutang Dalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang