Bab 2

13.9K 908 134
                                    

Ratu yang sekarang kita panggil Queen sedang menatap dirinya di pantulan cermin dengan pandangan aneh, bagaimana tidak? Wajah pemilik asli memang cantik pake banget hanya saja Queen tidak suka dengan penampilan pemilik asli yang kesannya feminim dan cute banget gitu loh.

Queen menatap pantulan dirinya yang tersenyum canggung, kenapa jika dirinya yang tersenyum terkesan seperti senyum miring? Padahal sudah semalaman dirinya belajar cara tersenyum cantik tanpa di curigai kalau ia bukankah pemilik tubuh ini.

"Sial! Susah sekali meniru gaya pemilik asli." Queen senyum sekali lagi dan hasilnya lumayan lah, dirinya sudah bersiap memakai baju sekolah yang pas body dipadukan bando pink di kepalanya dan tas nya pun berwarna pink. Entah kenapa dirinya menyesal mengucapkan jika ia harus merubah dirinya menjadi seperti pemilik asli.

Oh ya guys maksud ucapan dirinya yang tanpa ekspresi berubah menjadi pemilik asli itu maksudnya merubah penampilan dirinya yang dulu terkesan tomboy tapi sekarang lebih ke feminim dan cute, dirinya ingin melakukan ini agar orang-orang percaya kalau dirinya tetap Queen asli.

Tok tok tok

"Nona muda, sudah waktunya sarapan tuan menunggu nona dibawah." Seru seorang pelayan, Queen menatap cermin dan menyeringai.

"Let's play the game." Setelahnya Queen keluar, dirinya berusaha menunjukkan senyum terbaik kepada pelayan yang mengetuk tadi. Queen tahu Sifat pemilik asli sangat baik kepada orang-orang terdekatnya, tapi Queen akan berubah menjadi antagonis saat ia berusaha merebut protagonis wanita. Itulah sebabnya saat pertama kali dirinya masuk ke mansion Moonstone para pelayan menatap sedih kepadanya karena pemilik asli sangat baik hati dan perhatian kepada mereka.

"Terima kasih Bibi." Jawab Queen lembut, pelayan itu menatap nona nya terharu.

"Nona moda, bibi syok mendengar nona muda Masuk rumah sakit jantung bibi kaya mau copot, tapi sekarang bibi senang banget melihat nona muda baik-baik saja." Mereka sudah tahu jika Queen berniat bunuh diri, tapi mereka tidak berani menyebutnya karena takut Nona nya kembali sedih.

"Tenang aja Bi, mulai sekarang Queen pasti akan baik-baik saja." Keduanya berjalan turun, saat akan menaiki lift pelayan itu menunduk mempersilahkan queen masuk lift. Karena lift itu hanya khusus keluarga Moonstone saja, queen berdadah ria kepada pelayan itu.

Setelah hanya tersisa dirinya didalam lift, ia bernafas lega. "Astaga pegel gue senyum terus, ini baru satu orang bagaimana jika nanti banyak orang yang mau gue temuin. Bisa penyok ni bibir gue."

Queen memegangi bibirnya yang pegal, tanpa sadar dirinya tersenyum cerah dan senyum ini adalah senyum terbaiknya sepanjang masa dirinya hidup dan senyum yang selalu dirinya tunjukkan saat membantu orang-orang secara sembunyi-sembunyi di kehidupannya dulu.

"Kenapa gue enggak kepikiran? Bagus dong gue masuk ke Novel ini, secara gue bisa nunjukin sifat asli gue secara bebas. Tidak perlu ada topeng lagi yang menutupi wajah datar gue dan gue senang karena gue sudah keluar dari mafia tanpa empati itu yang membuat hidup gue berantakan, ya sekarang gue sudah bebas." Karena terlalu senang Queen menunjukkan wajah bahagianya dengan tangan diangkat dan berkata yes, tanpa sadar lift sudah terbuka dan memperlihatkan Frederick yang menatap anaknya tersenyum bahagia.

"Apa yang membuat princess Dad sesenang itu, hmmm?"

Queen mematung dengan tangan masih diatas, ia melihat Frederick dengan wajah memerah malu karena terciduk lebih tepatnya malu karena ada orang lain yang tahu sifat asli dirinya seperti ini. Queen kembali bersikap cool untuk menutupi rasa malunya, sedangkan Frederick tertawa bahagia menatap anaknya yang jika malu sungguh lucu.

"Ehem, Qu-queen mau makan." Queen ingin pergi tapi ditahan Daddy nya, sial! Malu banget sumpah ada yang tahu sifat bobrok gue- pikir Queen.

Frederick mengusap rambut anaknya dengan sayang. "Dad senang kamu bahagia seperti ini lagi, ayo kita sarapan princess."

Transmigrasi Queen Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang