Queen menatap Ala sinis, keduanya berada di jet pribadi milik Ala entah mau kemana Queen tidak tahu.
"Sayang." Panggil Ala tapi Queen sama sekali tidak melihatnya, ia lebih memilih melihat jendela yang memperlihatkan langit yang gelap gulita. Ala kira keduanya sudah baikan jare tadi pelukan, taunya kekasihnya masih merajuk padanya.
"Sayang, aku minta maaf." Ucap Ala lagi dengan suara manja, lagi-lagi dirinya tidak memperdulikannya. Ala yang tahu kekasihnya marah mendekatinya bahkan tangannya menarik-narik baju bagian bawah Queen seperti anak kecil, Queen memejamkan matanya berusaha tidak peduli dengan sifat manja Ala padanya.
"Sayang, aku sungguh minta maaf. Tolong jangan diamkan aku, aku akan jelaskan semuanya sama kamu. Oke?" Ucap Ala, bukannya merespon Queen berdiri menuju kamar. Jet pribadi milik Ala memang sangat lengkap dan juga mewah, Ala yang tahu kekasihnya masih marah mengikuti Queen seperti anak kecil mengikuti ibunya.
"Sayang, jangan diamkan aku. Aku enggak bisa kamu ginian, sayangggggg." Queen masih berjalan tanpa menghiraukan kekasihnya yang terus-menerus mengikutinya, Ala yang tidak sabar mencekal tangan Queen dan menarik ke pelukannya.
Queen yang terkejut menahan tubuhnya agar tidak jatuh dan sekarang tangannya berada di dada bidang Ala, Queen menatap kekasihnya datar.
"Lepasin gue." Ucap Queen memberontak, wajah Ala yang tadinya merajuk berubah datar.
"Aku sayang, no gue." Koreksi Ala, Queen menghela nafasnya berusaha sabar menghadapi Ala yang seperti ini.
"Ya, aku. Lepasin aku sekarang, aku masih marah sama kamu." Ucap Queen cemberut dan Queen yang seperti ini sangat Ala sukai.
"Makanya aku minta maaf sama kamu, sayang. Dimaafin enggak?" Tanya Ala dengan wajah merasa bersalah.
"Setelah kamu buat hati aku sakit, sekarang kamu minta maaf gitu aja. Engga semudah itu Ala, kamu pikir aku akan baik-baik saja setelah kamu mengumumkan kalau kamu akan tunangan?" Ucap Queen marah, jantungnya hampir berhenti berdetak mengetahui kekasihnya akan tunangan.
"Tapi pertunangan itu batal Sayang, Aku bahkan tidak berniat bertunangan dengannya." Jawab Ala membuat Queen mendengus.
"Jika seperti itu, setidaknya kamu kabarin aku dan beritahu aku Ala. Bukan malah menghilang tanpa kabar dan buat aku khawatir, aku pikir kamu kenapa-kenapa. Tapi nyatanya...." Mata Queen berkaca-kaca menatap Ala, dirinya tidak bisa kehilangannya. Ala yang melihat gadisnya akan menangis memeluknya erat, rasa bersalah kembali hadir padanya.
"Maaf sayang, aku sungguh minta maaf. Maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf." Gumam Ala mengecup kening kekasihnya beberapa kali, Queen membalas memeluk Ala tak kalah erat.
"Ala, aku kira hubungan kita akan sampai disini saja bahkan aku pikir kamu akan menerima pertunangan ini. Hati aku sakit mendengar kamu akan bertunangan tanpa memberitahu aku terlebih dahulu, aku enggak sekuat itu untuk melepas orang yang aku cintai kembali, Aku takut kehilanganmu, Ala." Lirih Queen membuat hati Ala menghangat karena gadisnya sudah benar-benar mencintainya.
"Maaf dan Aku janji tidak akan mengulanginya lagi." Ucap Ala berusaha menenangkan gadisnya, Queen yang sudah tenang menatap Ala begitupun Ala yang menatap Queen intens. Keduanya saling tatap dan
Cup
Ala terkejut bahkan tubuhnya terdiam kaku karena gadisnya menciumnya ah lebih tepatnya Melu*mat bibirnya, senyum miring tercetak di bibir Ala lalu membalas lumatan Queen. Beberapa menit kemudian Queen melepaskannya karena kehabisan nafas, tanpa rasa malu Queen menatap Ala tajam.
"Jangan harap kamu bisa lepas dari aku, bahkan aku tidak akan membiarkan gadis manapun menyentuh kamu selain aku." Ucap Queen tajam dengan tangan yang masih mengalung dileher Ala, bukannya marah Ala tersenyum puas karena gadisnya sangat berani mencium dirinya duluan dan lebih bahagia lagi mengetahui kalau gadisnya tidak ingin kehilangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Antagonis
Teen FictionRatu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah tapi orang-orang bilang dirinya antagonis, Ratu harus meninggal karena dirinya menolong seorang ana...