Bab 28

17.4K 968 513
                                    

Malam harinya, Queen menatap kedua pria berbeda umur dengan pandangan bingung. Posisi dirinya berada di tengah sedang duduk, sedangkan kedua pria tampan berbeda umur berada disampingnya dengan tatapan tajamnya.

"Kalian kenapa sih?" Tanya Queen jengah dengan aksi tatap tatapan Ala dan Frederick, setelah tadi siang Ala ke rumahnya tanpa diketahui siapapun sekarang Ala datang lagi bedanya datang melalui jalan depan tidak lewat jendela lagi.

"Hey! Queen lagi bertanya, Astaga nanti kalian bisa saling jatuh cinta jika terus bertatapan seperti itu." Ujar Queen lagi, barulah kedua pria itu memalingkan wajahnya ke arahnya sambil memasang wajah jijik. Mungkin?

"Sayang, engga mungkinlah aku suka sama pria tua itu aku cintanya cuman sama kamu aja." Protes Ala dengan nada merajuk mungkin? Queen melongo melihat keberanian Ala kepada Daddy-nya yang sekarang sedang melotot seperti akan keluar bola matanya.

"Kamu pikir saya juga mau sama kamu? Saya lebih baik tidak nikah lagi daripada cinta sama kamu yang tidak tahu diri." Sahut Frederick kesal padahal dirinya tidak setua itu, meskipun Frederick sedikit takut kepada Ala karena keluarganya tapi karena sekarang dirinya Daddy dari Queen maka Frederick harus menghilangkan rasa takut itu.

"Udah cukup! Lagian engga mungkin juga kok kalian jatuh cinta, kalian kan pria dasar aneh." Cibir Queen heran, bukannya Ingin kegeeran tapi Queen yakin keduanya seperti ini karena posesif padanya.

"Ngapain kamu datang kesini? Malam-malam bukannya tidur malah mengganggu anak gadis saya." Gerutu Frederick.

"Mau ngajak jalan anak Om, saya lagi bosen di mansion terus makanya mau ajak Queen jalan. Boleh kan, Om?" Tanya Ala dengan wajahnya yang santai, Frederick yang mendengar itu yakin kalau Ala bukan meminta izin lebih tepatnya memberitahukannya kalau Ala ingin jalan bersama anaknya. Jika seperti ini, Frederick harus bagaimana?

"Saya tidak mengizinkan, sekarang sudah malam waktunya Queen istirahat." Jawab Frederick tanpa keraguan sedikitpun, dirinya takut anaknya di apa-apain oleh Ala karena dirinya tahu bagaimana dulu berita keluarga Charleston yang membantai keluarganya sendiri.

Ala melihat jam tangan mewah ditangannya yang masih menunjukkan pukul delapan malam. "Queen biasa tidur jam sepuluh malam, masih ada waktu dua jam buat dia main bersama Saya. Jadi, bolehkan Om?"

"Bagaimana kamu tahu tidur anak saya, jangan bilang kamu menyusup datang ke kamarnya?" Tuduh Frederick menatap tajam Ala, dirinya berucap seperti itu karena terlihat dari wajah Ala bukan anak baik-baik maksudnya dengan rencana dan kekuasaan yang dia miliki pasti bisa melakukan apapun kepada anaknya yang polos.

Dengan Santai Ala menggenggam tangan Queen lalu mengecupnya lembut membuat Queen terdiam mematung dengan perlakuan Ala yang akhir-akhir ini membuat hatinya goyah.

"Om, saya dan Queen sudah lama saling kenal bahkan menjalin hubungan makanya saya tahu kebiasaan Queen seperti apa. Tidak mungkin saya menyusup ke kamarnya sedangkan Om tahu sendiri anak Om kayak gimana, dia galak Om." Ucap Ala tanpa merasa bersalah sedikitpun, biasanya orang-orang akan jaim jika berhadapan dengan Daddy atau calon mertua, tapi berbeda dengan pasangan Ala dan Queen yang malah terang-terangan menunjukkan keromantisan nya kepada Frederick seperti sekarang ini.

"Aws, sakit sayang." Ringis Ala yang rambutnya Queen Jambak, dengan wajah kesalnya Queen semakin menjambak rambut Ala. Hey! Ala bilang tidak pernah menyusup ke kamarnya? Lalu tadi siang apa hah! Bahkan bukan hanya menyusup tapi berani mencuri ciumannya! Rasanya Queen ingin berteriak seperti itu tapi tidak mungkin Queen melakukannya karena ada Frederick disini, akhirnya Queen menjambak rambut Ala, jika perlu membuat Ala botak saja, bukannya akan terlihat lucu jika rambut Ala yang botak seketika Queen tertawa dengan pemikirannya sendiri yang aneh.

Transmigrasi Queen Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang