Bab 5

12.1K 868 148
                                    

Malam harinya..

Queen dan Frederick sedang makan malam hanya berdua saja karena memang Frederick tidak mempunyai anak lagi selain Queen saja.

"Gimana sekolahnya, princess?" Tanya Frederick, Queen terkejut mendapatkan pertanyaan saat dirinya makan biasanya di dunianya dulu ia tidak dibolehkan berbicara saat makan bahkan jika tidak sengaja berbicara maka akan di hukum cambuk oleh Daddy-nya dulu, Queen menatap Frederick intens.

"Biasa saja." Sahut Queen, dirinya tidak perlu takut lagi di hukum oleh ayahnya karena pria didepannya tidak seperti orang tua kandungnya yang kejam.

"Aih sayang sekali, apakah sekolah disana kamu bahagia?" Tanya Frederick lagi, takut anaknya tidak nyaman dan merasa sedih.

"Biasa saja."

"Atau mau pindah sekolah saja?" Queen menggelengkan kepalanya, dirinya saja belum membalaskan dendam nya kepada Anjani masa harus pindah.

"Tidak perlu, Queen ingin disana."

Frederick menatap anaknya intens, kenapa dengan sikap anaknya yang selalu berubah-ubah?

"Princess."

"Iya." Queen sudah mulai terbiasa dengan panggilan princess padanya.

"Kenapa sedari awal kamu tidak memanggil Daddy kepada Dad, apakah kamu tidak percaya kalau Daddy adalah orang tuamu?"

Queen menghela nafasnya, meskipun dirinya bisa bersandiwara tapi untuk menjadi anak yang berbakti kepada Daddy-nya sangat bertolak belakang dengan dirinya yang dulu tidak pernah merasakan di perhatikan oleh orang tuanya membuat Queen canggung sendiri. Sumpah demi apapun baru pertama kali Queen bersifat linglung seperti ini, biasanya ia tidak pernah goyah.

"Queen percaya Dad, hanya saja belum terbiasa." Dirinya berucap jujur, Frederick yang mengerti tersenyum lembut bahkan berdiri dan memeluk anaknya dengan sayang.

"Daddy mengerti princess, maaf ya nak kalau selama ini Daddy fokus kerja dan melupakan kamu sampai Dad lalai seperti ini. Daddy janji mulai sekarang akan menjaga princess dengan nyawa Daddy sendiri, jangan takut dengan apapun Princess karena Dad akan selalu bersama kamu." Ucap Frederick tulus, Queen mematung entah kenapa hatinya menghangat merasakan pelukan ini. Meskipun dirinya terkenal berdarah dingin tapi dirinya juga seorang gadis yang masih terbilang muda dan membutuhkan kasih sayang seorang ayah yang dulu tidak pernah dirinya rasakan.

Inilah Queen yang asli mudah tersentuh dengan orang-orang yang tulus padanya karena dulu dirinya selalu sendirian makanya ia bisa bersifat dingin untuk menutupi topengnya.

"Ya, Queen percaya Dad. Jangan tinggalkan Queen karena Queen sangat membutuhkan Dad." Lirih Queen, biarkan saja untuk sekarang Queen merasakan perasaan hangat ini lagi meskipun bukan Daddy aslinya.

"Baiklah, waktunya princess istirahat. Ingat! Jangan begadang." Ucap Frederick mensejajarkan wajahnya dengan sang anak.

Queen tersenyum manis sambil menganggukkan kepalanya, mulai sekarang dirinya akan bersikap lembut kepada Frederick karena berkat dia ia bisa merasakan figur ayah padanya dan berkat anaknya ia bisa hidup kembali meskipun jika memilih dirinya lebih baik mati saja.

"Siap, Queen akan menjadi anak penurut." Frederick tertawa melihat anaknya yang berpose hormat padanya, wajah anaknya sangatlah mirip dengan mendiang istrinya membuat Frederick selalu rindu kepada istri tercintanya.

"Bagus-bagus, Kalau kamu butuh apapun atau uang jajan kamu habis segera kasih tahu Dad. Jangan sungkan, Daddy engga mau princess kelaparan karena kehabisan uang." Canda Frederick, lagi-lagi Queen pose hormat.

Transmigrasi Queen Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang