Bab 13

9K 664 143
                                    

Queen membuka matanya yang terasa berat, ia melihat sekelilingnya yang terasa asing di matanya. Queen berdiri takutnya dirinya diculik saat tidak sadarkan diri, saat dirinya akan membuka pintu untuk keluar pintu sudah terbuka oleh seseorang. Keduanya saling tatap dengan Queen yang terkejut, itu berarti penglihatan dirinya tentang Ala ya menatapnya khawatir bukan ingatan tapi kenyataan.

"A-ala." Lirih Queen, tapi keningnya mengerut menatap Ala yang terlihat beda seperti biasanya. Wajahnya yang biasanya selalu lembut menatapnya sekarang wajah Ala terlihat songong dan seperti membencinya, itu berarti dia Atarik. Entah kenapa Queen merasa kecewa karena bukan Ala yang menyelamatkannya, tapi dirinya menepis perasaan itu.

"Berharap banget dia yang nolong lo." Ucap Atarik berjalan masuk dan duduk di kasur yang tadi Queen tiduri.

"Terima kasih sudah bantu gue." Ucap Queen dengan suara lemahnya sambil menggaruk tangannya yang terasa gatal, untuk sekarang dirinya tidak ingin berdebat dengan Atarik karena bagaimanapun Atarik sudah membantunya.

"Tentu saja tidak gratis." Sahut Atarik menatap Queen tersenyum miring.

"Sudah gue duga, jadi.... Apa yang Lo mau kak?" Tanya Queen, Atarik mendekati Queen yang mundur ke belakang.

"Bagaimana jika tidur bersama?" Tanya Atarik di dekat wajah Queen yang terkejut, spontan Queen ingin memukul Atarik tapi kalah cepat karena Atarik berhasil menangkap tangannya dan mengusapnya lembut. Andai Queen tidak sedang terluka sudah pasti dirinya akan memberikan pelajaran kepada Atarik yang semena-mena padanya.

"Jadi seperti ini cara Lo balas budi? Ck tidak tahu terima kasih, jika gue engga nolong lo mungkin sekarang Lo udah mati." Ujar Atarik datar, Queen menyentak tangannya dan menatap tajam Atarik.

"Lebih baik gue mati daripada harus menjadi pemuas nafsu Lo." Ujar Queen dingin, Atarik yang mendengarnya tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa lo ketawa kak?" Tanya Queen heran, Atarik menunjuk otak Queen dengan telunjuknya.

"Karena Lo bodoh! Maksud tidur itu bukan mengarah kesana tapi hanya tidur saja, tidak lebih atau.... Lo mau yang lebih? Gue oke." Ucap Atarik datar, Queen heran jadinya kenapa Atarik bisa berubah berekpresi dalam hitungan detik yang tadinya tertawa menjadi dingin kembali.

"Salah Lo juga yang ambigu, terima kasih buat bantuannya gue hutang Budi sama lo dan sepertinya gue harus pulang sekarang." Saat Queen berbalik ingin pergi, tengkuknya terasa tertusuk sesuatu Queen melihat Atarik yang menyuntikan sesuai kepadanya.

"LO!" Pandangan Queen buram hanya suara Atarik saja yang terdengar, rasanya dirinya ingin memukul Atarik sekarang juga.

"Suatu saat nanti gue tagih hutang budinya dan ada seseorang yang mau bertemu sama lo." Setelah mendengar itu Queen tidak sadarkan diri lagi dan Atarik merebahkan Queen ke kasur milik seseorang.

Atarik melihat sekeliling kamar yang sekarang berwarna biru terang biasanya hanya hitam saja dan mungkin baru saja di cat.

"Ck cinta membuat siapa saja buta." Gumam Atarik lalu matanya melihat Queen lagi yang tidak sadarkan diri.

"Andai lo bukan orang penting di hidup orang itu, gue akan habisin lo seperti sebelumnya karena gara-gara lo hidup gue jadi engga bebas lagi." Atarik mengucapkan itu dengan penuh kebencian, tidak peduli ada seseorang yang mendengarkannya karena dirinya yakin dirinya tidak akan di bunuh. Setelah mengucapkan itu Atarik pergi meninggalkan Queen yang tidak sadar.

*******
Malam harinya pukul sebelas malam Queen membuka matanya yang terasa sangat berat, dirinya melihat atap kamar dengan linglung. Saat tersadar Queen duduk dan melihat bajunya yang masih utuh, dirinya bernafas lega itu berarti Atarik tidak melakukan sesuatu padanya. Queen sangat kesal sekarang, dirinya terlalu lemah di dunia novel ini.

Transmigrasi Queen Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang