Bab 21

7.2K 559 603
                                    

Pagi harinya Queen cemberut karena semalaman orang yang dirinya tunggu tidak datang ke kamarnya, padahal dirinya ingin melihat perjuangan Ala yang meminta maaf padanya bagaimana.

"Dasar cowok brengsek!" Gumam Queen mendengus kesal, sedangkan Frederick yang melihat anaknya melamun seperti itu kadang juga menguap seperti sekarang.

"Hoammm ngantuk banget." Lirih Queen.

"Tidur jam berapa, princess?" Tanya Frederick yang penasaran, Queen melihat Daddy nya yang sedang menyetir.

"Jam 10 Dad." Jawab Queen, bohong dikit engga masalah lah.

"Yakin, tapi kenapa kamu seperti orang yang kurang tidur?" Tanya Frederick lagi.

"Queen juga engga tahu Dad, mungkin nanti juga fresh lagi." Frederick menganggukkan kepalanya mengerti, anaknya tidak mungkin bohong padanya makanya ia mempercayainya.

"Oh ya princess, kapan kamu memperkenalkan pacar baru kamu ke Daddy?" Tanya Frederick tapi matanya menatap jalan didepan.

Dug

Argg

"Kenapa princess? Kamu gapapa?" Tanya Frederick khawatir, Queen menggelengkan kepalanya seperti berucap tidak papa. Tentu saja dirinya terkejut mendengar ucapan Frederick tentang pacarnya apalagi tadi dirinya sedang melamun sambil bersandar, sekarang saja dirinya sedang galau karena Ala tidak menemuinya semalam.

"Pacar Queen lagi sibuk, katanya males bertemu Daddy yang jelek."

"Serius dia bilang begitu? Wah engga kasih lampu hijau sama Daddy tahu rasa dia." Ucap Frederick menggoda anaknya, sebenarnya Frederick penasaran siapa pacar anaknya karena dirinya takut malah Queen yang sangat mencintai pria itu.

"Jangan dong Dad! Nanti juga bertemu." Tapi engga tahu kapan, karena Queen belum punya pacar hehe- pikir Queen sambil tertawa tidak jelas, Frederick yang melihat anaknya seperti itu menggelengkan kepalanya sambil tangannya mengelus rambut anaknya.

"Daddy pasti setuju, asalkan dia bisa bikin kamu bahagia dan menjagamu princess." Ucap Frederick.

"Hmm." Dehem Queen sambil memejamkan matanya menikmati elusan yang Frederick berikan padanya.

Beberapa menit kemudian Queen sudah sampai di sekolah, dirinya sedang berjalan tapi matanya melihat ke sana-kemari mencari seseorang tapi ternyata tidak ada juga yang ada malah sahabatnya yang berdadah kepadanya tak lupa senyum konyol di wajahnya, Queen menghela nafasnya.

"Pagi Queen." Sapa Jenni, Queen hanya berdehem saja.

"Lemes banget kayak orang yang kurang makan." Ucap Jenni lagi heran melihat ekspresi Queen yang biasanya selalu santai.

"Hmmm, soalnya malas ketemu Lo terus."

"Masa? Bilang aja sih Lo engga bisa jauh dari gue." Ucap Jenni sambil mengibaskan rambutnya, Queen memutar matanya malas sumpah demi apapun dirinya sedang tidak ingin di ganggu siapapun.

"Bacot." Setelah mengatakan itu Queen berjalan duluan meninggalkan Jenni yang menggaruk kepalanya bingung.

"Bacot itu apa?" Gumam Jenni heran lalu berlari mengejar Queen yang meninggalkannya, keduanya sudah sampai di kelas tapi yang dirinya heran kenapa ada Zayn dkk di depan pintu kelasnya bahkan murid-murid disini menatapnya tajam seperti dirinya melakukan sebuah kejahatan saja.

"Queen, mereka ngapain disana?" Tanya Jenni bergidik ngeri melihat tatapan mereka yang menurutnya menyeramkan.

"Lo nanya gue, terus gue nanya siapa sedangkan dari tadi gue sama lo." Ucap Queen lalu melanjutkan jalannya, saat Queen ingin melewati Zayn dkk dirinya di dorong oleh Zayn membuat tubuhnya terhuyung ke belakang untung saja dirinya bisa mengimbangi tubuhnya.

Transmigrasi Queen Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang