Queen yang sudah rapi dengan baju sekolahnya turun kebawah untuk sarapan.
"Morning, Dad." Sapa Queen kepada Frederick yang sedang asik membaca koran sambil, mungkin sedang menunggu dirinya.
"Morning too, Princess." Balas Frederick langsung menutup koran nya cepat seakan-akan anaknya tidak diperbolehkan melihatnya, Queen tidak ambil pusing. Keduanya sarapan bersama dengan khidmat diiringi pembicaraan kerinduan, tapi anehnya sikap Frederick berubah. Bukan berubah dingin lebih ke seperti seseorang menyembunyikan sesuatu dan Queen sangat merasakannya, membuat dirinya penasaran.
"Dad, ada apa? Apakah ada masalah?" Tanya Queen, Frederick berusaha tersenyum menenangkan anaknya.
"Tidak ada princess, Dad hanya merindukan kamu saja." Jawabnya, tapi kenapa Frederick menatapnya seperti prihatin dan juga sedih?
"Baiklah, jika Daddy butuh sesuatu beritahu Queen, Queen pasti akan membantu Daddy." Lagi-lagi Frederick hanya tersenyum.
"Princess, bagaimana hubunganmu dengan Ala?" Tanya Frederick.
"Kami baik Dad, bahkan dua hari yang lalu Ala datang kesini." Sahut Queen tersenyum manis, entah kenapa setiap membicarakan Ala hatinya pasti berdegup kencang dan ada rasa bahagia juga.
"Dia tidak macam-macam bukan sama kamu?" Frederick memicingkan matanya curiga, Queen menggelengkan kepalanya.
"Tidak Dad, dia baik sama Queen." Hanya saja dia selalu mencuri ciuman Queen- lanjut Queen didalam hati.
"Sudah seharusnya dia bersikap seperti itu." Jawab Frederick, keduanya melanjutkan makan sampai Queen berdiri ingin berangkat sekolah dan seperti biasa Frederick yang mengantarnya.
"Princess, Daddy ke kamar dulu. Kamu tunggu diluar saja." Setelah mengatakan itu Frederick pergi ke kamar terburu-buru sambil membawa koran itu membuat kening Queen mengerut, ada apa dengan Daddy-nya hari ini? Aneh sekali.
Queen berjalan keluar karena dirinya memutuskan menunggu Frederick diluar saja, Queen melihat sekeliling mansion ini tapi penglihatannya melihat meja mang Asep yang ada kopi dan juga koran. Seketika rasa penasaran Queen semakin memuncak, dirinya ingin mengambil koran itu tapi tiba-tiba ada tangan yang merebut koran nya.
"Maaf mang Asep, Queen hanya ingin melihat koran itu saja." Ucap Queen, takutnya Asep malah salah sangka mengambil barangnya karena memang di meja ada dompet Asep juga.
"Tidak masalah Nona, tapi sepertinya nona tidak bisa melihatnya karena Bapak Frederick sudah menunggu Nona." Jawab Asep, meskipun Queen semakin curiga tapi akhirnya mengangguk saja. Ia pergi menuju Frederick yang katanya sudah menunggu di mobil meninggalkan Asep yang menyeka keringatnya yang bercucuran keluar karena berlari tadi, seandainya Asep terlambat datang dan merebut koran itu pasti nona nya akan melihat isi berita hari ini.
Tadi Frederick memberitahukan kepada pegawainya Agar Queen tidak melihat koran itu, jika Queen melihatnya maka orang yang memberikannya akan dipecat.
Keduanya sudah berada dimobil, bunyi ponsel Queen berbunyi dan ternyata Jenni yang memberi pesan berupa Foto. Entah foto apa itu, Queen tidak peduli bahkan membaca pesannya pun tidak. Saat Queen melihat ke samping wajahnya berubah terkejut, dirinya langsung membuka pesan yang Jenni kirim tangannya mengepal mengetahui beritanya bahkan mobil yang tadinya tenang berubah mencekam dengan aura dingin yang Queen keluarkan.
"Dad, aku akan pergi ke Spanyol." Ucap Queen tiba-tiba membuat Frederick mengerem mendadak, untung saja Queen bisa menyeimbangkan tubuhnya jika tidak dirinya sudah terbentur dasboard mobil.
"Untuk apa kamu kesana?" Tanya Frederick was-was.
"Membatalkan pertunangan kekasihku." Jawab Queen datar, tapi pandangannya berubah kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Antagonis
Teen FictionRatu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah tapi orang-orang bilang dirinya antagonis, Ratu harus meninggal karena dirinya menolong seorang ana...