Bab 9

10.9K 814 160
                                    

"Ala?" Panggil Queen lirih.

"Yes, princess." Jawab Ala santai, keduanya saling tatap dengan Queen yang mencari sesuatu di mata pria di hadapannya tapi dirinya tidak menemukan apapun.

"Lo sekolah disini?" Tanya Queen menatap seragam yang sama dengannya, biasanya dirinya malas menanyakan sesuatu kepada orang-orang, tapi karena Ala selalu ada di sampingnya tanpa dirinya suruh membuat pertanyaan di benak Queen. Dirinya dulu seorang mafia dan gerak-gerik Ala sangat mencurigakan menurut Queen, apalagi pergerakan Ala yang tidak terbaca olehnya membuat dirinya cemas.

"Bagaimana menurutmu, Princess. Ah maksudku sayang?" Ucap Ala dengan mata menggoda menatap Queen yang terdiam membisu.

"Lo bukan Atarik." Sahut Queen setelah lama berdiam, Ala hanya tersenyum saja.

"Sepertinya dua hari tidak bertemu, kamu merindukan aku Sayang?"

"Cih, engga Sudi gue rindu sama lo." Posisi keduanya masih sama dengan Ala yang mengurung Queen.

"Massa? Terus siapa yang berteriak manggil nama aku di kelas tadi, hemm?" Queen yang merasa pun memalingkan wajahnya, Ala menggigit bibirnya gemas dan Ala memegang dagu Queen dengan jarinya untuk menghadap ke arahnya. Tapi Queen menyentak tangan Ala dan menatapnya tajam, bukannya takut Ala malah menatap Queen memuja.

"Aku rindu kamu, sayang." Lirih Ala.

"Berhenti panggil gue sayang, ingat kita engga ada hubungan apapun bahkan kenal juga engga." Ucap Queen tajam.

"Kata siapa? Kamu memang melupakan aku tapi aku tidak pernah melupakan kamu." Queen menatap mata Ala mencari kebohongan tapi tatapan itu menunjukkan keseriusan, bagaimana mungkin pemilik tubuh ini tidak memberikan ingatan semua tentangnya?

"Orang-orang terdekat gue bilang, gue hanya mengejar Kak Zayn... Cup." Ucapan Queen terhenti karena lagi-lagi Ala mengecup bibirnya.

"Aku enggak suka kamu menyebut nama pria lain terutama pria itu." Ucap Ala dengan wajahnya yang kesal.

Plak

Queen menampar pipi Ala kuat, dirinya tidak suka di sentuh orang tanpa persetujuannya. "Jangan.pernah.sentuh.gue."

Ala terkekeh menyeramkan. "Aku suka keberanian kamu sayang, jadi makin cinta sama kamu."

"Gila!" Cibir Queen memberontak bahkan tak segan-segan memukul bahu Ala dan akhirnya dirinya berhasil terlepas dari kurungan Ala.

Kring kring kring

Queen memperhatikan Ala yg mengerutkan keningnya sepertinya sedang menahan amarah, entah siapa yang menelpon tapi dari wajahnya Queen tahu kalau Ala tidak menyukainya.

"Aku pergi dulu, jangan rindu sama aku sayang." Setelah mengatakan itu Ala pergi tanpa melakukan hal seperti biasanya yang mencium kening Queen.

"Cih, tidak akan." Cibir Queen, saat Queen ingin merapihkan rambutnya dirinya tidak sengaja melihat darah di tangannya.

"Darah siapa ini?" Gumam Queen, dirinya ingat tadi ia memukul bahu Ala. Apa mungkin?

Prok prok prok

Queen tidak berbalik melihat orang itu, dirinya sedang memikirkan kenapa semenjak ia datang ke dunia novel ini dirinya menjadi kurang waspada.

"Keren." Ucap orang itu, barulah Queen melihatnya dan ternyata Atarik yang sedang berbaring di ranjang UKS dengan wajahnya bonyok seperti yang Jenni ucapkan.

"Lo tahu, Lo orang pertama yang memukul pria itu dan dia tidak marah." Ucap Atarik santai, Queen hanya terdiam menatap Atarik.

"Kenapa, masih bingung siapa gue?" Tanya Atarik karena melihat keterdiaman Queen.

Transmigrasi Queen Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang