Jam tiga pagi Queen sudah berada di spanyol dan dirinya menginap di hotel, ia sedang menatap lautan melalui jendela kamarnya.
"Air saja yang terlihat tenang bisa mengguncang dunia jika manusia berulah, sama seperti gue yang terlihat tidak peduli tapi jika ada yang berani menganggu maka gue enggak akan diam saja." Gumam Queen, dirinya menatap ponselnya yang memang tiga hari ini tidak ada kabar apapun dari Ala bahkan nomornya pun tidak aktif.
"Ala, gue percaya sama lo dan gue harap Lo menjaga kepercayaan gue. Jika tidak, lebih baik Lo mati." Ucap Queen menatap lautan tajam, jika boleh jujur Queen sebenarnya takut. Takut jika Ala menerima pertunangan itu dan mengkhianati kepercayaannya, jika iya maka Queen tidak tahu harus bagaimana karena setiap orang yang dekat dengannya pasti selalu mengkhianatinya itulah mengapa Queen tidak ingin ada orang di dekatnya.
"Anjani, gue pun berharap bukan Lo yang menjadi tunangan Ala karena jika iya. Maka gue pun enggak akan melepaskan Lo dan tidak akan memaafkan perbuatan Lo kepada gue, biarkan Lo menyesal sampai penyesalan merenggut nyawa Lo." Queen duduk menghadap laptop dan mulai mencari tahu tentang tempat pertunangan itu akan di adakan, apakah dirinya akan membatalkannya? Queen tidak tahu, tergantung Ala yang memutuskan. Jika dia menolak maka Queen tidak akan melakukan apapun, tapi jika dia menerima pertunangan itu maka Queen akan menjadikan mereka musuhnya tidak peduli sekuat apapun mereka karena mereka hanyalah tokoh fiksi buatan Daisy sedangkan dirinya adalah tokoh nyata dan tokoh utama novel ini.
Seharian Queen berada hotel berusaha menyusun rencana seandainya dirinya membuat kegaduhan di acara itu, dirinya tidak peduli mereka menargetkan nya tapi dirinya tidak ingin melukai orang yang paling dirinya Sayangi yaitu Frederick.
Sampai matahari berubah malam lagi Queen masih berada di posisi yang sama yaitu melihat laptopnya, lebih tepatnya menyaksikan pertunangan itu diadakan melalui Cctv yang sudah dirinya retas. Saat melihat para tamu berdatangan Queen mengerutkan keningnya karena acara itu diharuskan memakai topeng, senyum menyeringai muncul diwajah cantik seorang Queen.
Queen menutup laptopnya dan keluar memakai baju serba hitam, karena dirinya tidak mempunyai undangan itu maka ia akan menyusup saja. Tapi jalannya terhenti saat melihat seorang perempuan menangis, dirasa bukan urusan dirinya ia ingin melanjutkan jalannya tapi gumaman gadis itu menghentikan Queen.
"Aku tidak ingin datang ke pesta itu hiks." Gumam gadis itu sambil menatap undangan ditangannya (anggap saja berbicara bahasa spanyol yaa) Queen tersenyum miring karena dirinya mempunyai rencana yang lebih memudahkan dirinya, ia menghampiri gadis itu dan memberikannya sapu tangan.
"Menangislah, manusia juga butuh mengeluarkan air mata sialan itu dan setelah selesai berjanjilah untuk berhenti menangis." Ucap Queen berusaha sksd, setelah mengatakan itu dan sapu tangannya diambil Queen berbalik ingin pergi.
Satu
Dua
Tig...
"Siapa kamu?" Tanya Gadis itu, lagi-lagi Queen tersenyum miring karena tepat sasaran gadis itu memanggil dirinya. Queen berbalik melihat gadis itu tanpa menunjukkan wajahnya karena memakai topi.
"Nama gue Ratu, berhentilah menangis." Ucap Queen sengaja menggunakan nama aslinya, kening gadis itu mengerut merasa curiga tapi insting gadis itu mengatakan Queen gadis baik.
"Aku Jaira Zaneta, maaf jika tangisanku membuat kamu tidak nyaman." Ucapnya merasa tidak enak, Queen menatap gadis didepannya heran. Kenapa gampang percaya sama orang baru? Sangat aneh.
"Tidak, Kalau begitu gue permisi."
"Tunggu!" Serunya Jaira, tangannya saling berkait karena merasa gugup. "Boleh aku cerita sama kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Antagonis
Novela JuvenilRatu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah tapi orang-orang bilang dirinya antagonis, Ratu harus meninggal karena dirinya menolong seorang ana...