Queen membuka matanya perlahan, hal pertama yang dirinya lihat adalah atap rumah sakit. Dirinya tidak menyangka dengan mimpi yang dirinya alami, semuanya terasa nyata apalagi ingatan pemilik tubuh yang datang padanya dan rasanya sangat menyesakkan.
Ingatan itu sangat menyakitkan untuk pemilik tubuh yang dulunya sangat di manja orang tuanya dan lebih tidak percaya orang yang menyakitinya ternyata pria yang terobsesi pada Queen asli, dirinya tidak tahu harus bersikap apa nanti. Saat Queen ingin duduk tangannya terasa berat, ia melihat dan ternyata ada Ala yang sedang tidur.
Ala yang merasa ada pergerakan terbangun, wajahnya berubah antusias saat melihat sang kekasih yang sudah bangun dari koma nya. Ala ingin memeluknya tapi takut gadisnya kesakitan, akhirnya Ala lebih memilih menatap Queen dengan senyuman lebar.
"Sayang, kamu sudang bangun? apa ada yang sakit? bilang sama aku." Tanya Ala dengan wajah khawatirnya, bukannya menjawab Queen menatap Ala intens dengan tatapan bahagia dan juga kecewa secara bersamaan. Dirinya tidak merasa takut, hanya saja tidak percaya pria di depannya tega melakukan itu.
"Sayang?" Ala semakin khawatir karena gadisnya malah terdiam.
"Aku panggil dokter." Saat Ala akan keluar, tangannya di tahan oleh Queen.
"Ha..haus." Lirih Queen, dengan cepat Ala mengambil air minum untuk sang kekasih. Saat Ala ingin membantu memberikan air minumnya Queen menolaknya dan meminumnya sendiri membuat kening Ala mengerut. Tapi Ala menepis pikiran buruknya karena mengira Queen seperti ini karena bangun dari koma, Ala memencet tombol Nurse Call.
"Sayang, aku merindukan kamu." Ucap Ala lirih, lagi-lagi Queen tidak menjawabnya hanya tersenyum saja.
"Ala, aku ingin bertemu Dad." Ucap Queen, Ala menghela nafasnya dan lagi-lagi ia berpikir Queen baru bangun dan tidak boleh berbicara panjang terlebih dahulu.
"Baik." Disaat Ala menelpon, dokter datang untuk memeriksa keadaan Queen. Butuh waktu beberapa menit dokter memeriksa, setelah selesai dokter dan Ala mengobrol untuk memberitahu keaadan Queen setelahnya pergi meninggalkan sepasang kekasih di ruangan.
Terjadi keheningan diantara keduanya, Ala yang merasa Queen aneh sedangkan Queen masih syok dengan ingatan yang diberikan pemilik tubuh padanya. Sampai Frederick datang dan memeluk anaknya erat dengan tangisan haru, begitupun Queen yang membalas pelukan Daddynya.
"Princess, akhirnya kamu bangun. Dad sungguh mengkhawatirkan kamu, tolong jangan buat Dad jantungan terus-menerus." Ucap Frederick lirih, Queen tersenyum haru karena ternyata dirinya masih di tunggu kehadiranya.
Frederick melepaskan pelukannya takut anaknya merasa sesak. "Princess, apakah ada yang sakit?" Queen menggelengkan kepalanya, Dirinya memang baik-baik saja hanya tubuhnya saja yang terasa sakit, mungkin saja karena kecelakaan itu. Frederick mengusap rambut anaknya dengan sayang.
"Jangan tinggalkan Dad, Daddy tidak sanggup jika kehilangan kamu princess." Queen menganggukan kepalanya dengan mata berkaca-kaca menatap Frederick yang terlihat menyedihkan, padahal yang paling menyedihkan adalah Ala.
Queen meneteskan air matanya lalu kembali memeluk Frederick erat, dirinya tidak bisa membayangkan sesakit apa Frederick jika mengetahui apa yang terjadi pada anaknya. Dad, maaf Queen membohongi dad. sebenernya anak Dad sudah tiada dan sekarang sudah bersama istri Dad- pikir Queen.
"Dad, bagaimana keadaan Anjani?" Tanya Queen cepat setelah melepaskan pelukannya, Queen sadar Ala sedang memperhatikannya dengan wajah sedih tapi dirinya belum bisa berbicara dengannya karena ingatan itu membuat dirinya bingung harus bagaimana.
"Yang terakhir Daddy dengar Anjani sudah melewati masa kritisnya dan sekarang dia sedang koma." Jawab Frederick, Queen menutup mulutnya tidak percaya bahkan dirinya kembali menangis saat mengingat Anjani melindunginya demi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Antagonis
Teen FictionRatu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah tapi orang-orang bilang dirinya antagonis, Ratu harus meninggal karena dirinya menolong seorang ana...