Bab 18

7K 518 655
                                    

Queen menatap Ala terus-menerus, sedangkan orang yang di tatap sedang menyetir mobil. Setelah kejadian di kafe yang membuat dirinya bingung, Ala mengajaknya pulang diantar pria itu.

"Ala."

"Apa sayang?"

"Kenapa lo bisa ada di sana?" Tanya Queen heran, sekaligus merasa curiga.

"Kebetulan, mungkin?" Queen tidak bertanya lagi tapi pikirannya merasa tidak masuk akal, saat dirinya menatap jalan ia tersadar ada yang tidak beres.

"Ala, siapa mereka?" Tanya Queen, bagaimana tidak ada seorang pengendara motor yang berada di samping mobilnya sambil menyuruhnya turun bahkan membawa senjata tajam.

"Sayang, tatap aku." Queen menurut dirinya menatap Ala yang menatapnya lembut seperti mengkhawatirkan nya mungkin?

"Sekarang kamu duduk di depan aku." Titah Ala tanpa bantahan, mata Queen melotot.

"Engga mau! Lo pasti mau modus."

"Aku serius sayang, janji engga akan melakukan apa-apa." Queen menatap ke samping setelahnya ingin menatap ke Belakang tapi dagunya di tahan oleh tangan Ala lalu mengecup bibir Queen membuatnya terdiam mematung, kesempatan itu Ala gunakan untuk mengangkat Queen dengan tangan satunya ke depan dirinya.

"Jangan melihat ke belakang jika kamu tidak ingin menyesal, sekarang pejamkan matamu sayang." Bisik Ala di telinga Queen, sedangkan Queen yang masih mencerna semuanya memejamkan matanya menuruti ucapan Ala.

Oke, gue akan turutin permintaan Lo Ala, anggap saja sedang mencari informasi lo- pikir Queen, melihat gadisnya yang penurut Ala tersenyum tipis lalu tatapannya berubah tajam mendengar bunyi tembakan. Posisi Keduanya Ala yang menyetir dan tangan kirinya yang memeluk pinggang gadisnya dengan Queen yang duduk di depannya sambil memejamkan matanya, ngertikan guys gimana posisinya?

Ala Melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, dirinya berusaha menghindar dari kejaran orang-orang yang mengejarnya. Bunyi tembakan terdengar tapi lagi-lagi Ala berhasil menghindar, Ala menelpon seseorang lewat earphone miliknya.

"5 menit datang ke jalan merindukan dan bereskan semuanya, jika berhasil saya kasih mobil saya yang kamu inginkan." Setelah mengatakan itu Ala mematikannya panggilannya, diam-diam Queen mendengarkan.

Jika bodyguard yang Ala suruh tidak mungkin Ala memberikan mobilnya, gue yakin orang itu pasti orang terdekat Ala- pikir Queen, ia sedikit-sedikit melihat jalan tapi suara serak seseorang membuatnya terdiam kaku.

"Jika kamu mengintip, aku kasih hukuman enak buat kamu sayang." Bisik Ala, seketika ingatan Queen mengingat tanda merah yang Ala tinggalkan untuknya ia mendengus kesal karena selalu tidak berkutik dihadapan pria di belakangnya. Di kehidupannya dulu tidak ada yang membuat dirinya terdiam, meskipun orang tuanya sedikitpun dan lebih kesal nya lagi dirinya belum memberikan pelajaran kepada Ala.

"Ogah, gue yang rugi dan gue pastikan gue juga akan hukum Lo." Jawab Queen kesal, bukannya takut Ala malah terkekeh.

"Oke, aku tunggu hukuman mu sayang." Queen tidak habis pikir, kenapa Ala bisa setenang ini sedangkan ia yakin banyak yang mengejarnya sekarang.

Ah gue lupa pasti dia sudah biasa, kak Atarik aja bilang maut pasti mengejar Ala- pikir Queen.

Sudah beberapa jam kemudian Queen merasa mobilnya sudah tidak bergerak lagi, tapi kenapa tidak ada suara apapun.

"Masih betah di pangkuanku, sayang?" Bisik Ala, perlahan Queen membuka matanya dan benar saja dirinya sudah sampai di rumahnya.

"Sekarang jam berapa?" Tanya Queen linglung.

Transmigrasi Queen Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang