Bab 42

1.5K 343 439
                                    

Queen terus menatap kelurga Charleston sampai mereka menaiki panggung, bahkan dirinya mengabaikan pria yang dijodohkan dengan Jaira yang terus mengajaknya ngobrol.

Tatapan Queen bersitatap dengan pria yang sudah beberapa hari ini dirinya rindukan, dapat Queen lihat ada sedikit keterkejutan di wajahnya yang tampan tapi Ala memalingkan wajahnya dengan raut yang tidak suka membuat Queen berwajah datar. Kenapa dirinya seperti di tatap tajam olehnya, apakah hanya perasaannya saja?

"Selamat datang di pesta keluarga Charleston." Seru Ricard dan mendapatkan sorakan oleh mereka, Ricard terus menyampaikan pidatonya sampai berucap ke inti acara ini.

"Saya tahu umur saya sudah sangat tua, seperti yang kalian tahu kelurga Charleston sudah diambil alih oleh cucu tertua saya yang bernama Alaric dan hari ini saya ingin memberitahukan kalau cucu saja jomblo hahaha." Orang-orang tertata dengan candaan Ricard tapi tidak dengan Queen yang menatapnya datar, jadi tua bangka itu yang membuat kekasihnya menderita?

"Baiklah, seperti undangan yang saya berikan jika acara ini saya khususkan untuk acara pertunangan cucu saya yang bernama Alaric Athallaah Charleston bersama dengan Isabella Vernandez anak tertua dari keluarga Vernandez. Nak Isabella, silahkan maju. " Banyak tepuk tangan yang menggema, berbeda dengan Ala yang menatap Queen merasa bersalah sedangkan Queen sudah bersiap menekan tombol yang dirinya pegang.

Flashback Ala.
"Untuk apa Papa datang kesini?" Tanya Ainsley berusaha tenang tapi hatinya merasa cemas, jika Ricard menemui keluarganya bukan pertanda baik melainkan buruk membuat Ainsley tidak bisa tenang.

"Tentu saja mengunjungi putri dan cucu papa." Jawabnya santai.

"Jika baru sekali papa mengatakan itu maka Ainsley akan percaya, tapi sayangnya papa sering mengucapkan itu dan berakhir buruk untuk anak Ainsley." Ucap Ainsley datar, bukannya marah Ricard tertawa terbahak-bahak.

"Kamu memang sangat pintar, princess papa." Ainsley mendengus karena ucapan papanya yang memuakkan.

"Apa yang harus saya lakukan?" Tanya Ala yang sudah jengah dengan tua bangka di depannya yang sayangnya adalah kakeknya sendiri.

"Kamu memang pintar, bertunanganlah dengan putri Vernandez." Ucap Ricard santai berbeda dengan mereka yang terkejut, sedangkan Ala menatap datar Ricard.

"Pa/kakek!" Seru Ainsley dan Atarik tidak percaya.

"Aku enggak Setuju Pa! Ala berhak menentukan pilihannya sendiri, papa tidak bisa memaksa kehidupan Ala!" Seru Ainsley marah, sudah bertahun-tahun dirinya bersabar papanya sendiri menyiksa batin anaknya dan dirinya tidak akan diam lagi karena ini menyangkut masa depan anaknya.

"Papa tidak meminta persetujuanmu." Jawab Ricard dingin.

"Ata juga tidak setuju Kakek! Apa belum puas Kakek membuat Kakak menderita? Jika kakek melakukan itu Ata kecewa." Serunya marah.

"Ata, cucuku sayang. Kakek Melakukan ini juga demi kamu, dia saja bisa memaksa kamu menikahi gadis yang tidak kamu cintai kenapa kakek tidak bisa melakukan kepadanya?" Ucap Ricard lembut, Ata Semaki menatap benci Ricard karena yakin bukan itu tujuannya.

"Saya setuju." Ucap Ala yang sedari tadi terdiam, ucapannya membuat mereka terkejut bahkan mata Ainsley berkaca-kaca begitupun Atarik menatap Kakaknya sendu.

"Ala/kak!" Seru keduanya protes.

"Mom, tidak akan menyetujuinya Ala! Sudah cukup kamu berkorban demi kakek mu sekarang saatnya kamu bahagia." Ucap Ainsley, Air matanya menetes jika mengingat pengorbanan Ala untuk keluarganya. Jika saja dirinya yang bisa bertukar dengan Ala maka akan Ainsley lakukan, begitupun Atarik yang berpikir sama dengan ibunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 13 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Queen Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang