Pagi harinya Queen sudah pulang di antar sang kekasih, ia tidak menyangka kemarin kekasihnya berucap seperti itu padahal dirinya sudah bilang kalau ia masih sekolah.
"Sayang, boleh tinggalkan kami berdua." Ucap Ala lembut, Queen menatap kekasihnya dan Daddy-nya secara bergantian.
"Mau ngapain?" Tanya Queeen memicingkan matanya.
"Ada urusan bisnis."
"Dad bohong, kalau tentang bisnis kenapa Queen engga boleh tau?" Tanya Queen semakin curiga, Ala yang gemas mencubit kedua pipi kekasihnya.
"Nurut apa kata Daddy sama calon suami, sayang." Ucap Ala lembut, Queen yang mendengar itu wajahnya memerah. Hey bisa-bisanya dirinya malu mendengar ucapan Ala yang lebih muda darinya, dirinya menyentak tangan Ala dan menatapnya dengan wajah memerah malu.
"Dasar engga tau tempat." Setelah mengatakan itu Queen berlari masuk ke kamarnya karena malu.
Frederick menggelengkan kepalanya melihat kebucinan keduanya, tapi hatinya merasa tenang melihat anaknya bahagia kembali tidak seperti dulu yang wajahnya suram karena Zayn.
"Gemas banget, jadi pengen gigit." Ujar Ala menatap punggung kekasihnya yang perlahan menghilang.
"Jangan dulu, sebelum kamu nikahin anak saya." Ucap Frederick sambil menyeruput kopinya.
"Itu alasan saya datang kesini, Om." Ala berucap dengan wajah serius.
"Maksud kamu?"
"Saya ingin menikahi anak, Om."
Uhuk uhuk
"Kamu serius?" Tanya Frederick syok bahkan sampai tersedak kopinya mendengar ucapan Ala yang menurutnya aneh tapi gentelman.
"Sebanyak rius juga boleh, Om." Ucap Ala.
Frederick menatap wajah Ala yang serius dengan intens, Frederick tahu Ala mempunya segalanya dan ia juga tidak mempunyai alasan untuk menolaknya karena jika di pikir lagi Ala adalah kandidat tercocok menjadi calon mantu.
"Apa alasan kamu menikahi anak saya, apalagi Princess masih sekolah?" Tanya Frederick dengan wajah serius juga.
"Karena saya mencintainya, Om tenang saja saya tidak akan menyakiti Queen, itu janji saya."
"Apakah Princess sudah menerima kamu?" Ditanya seperti itu Ala berdehem canggung, ia jadi teringat ucapannya yang mengajak Queen menikah dengannya dan kalian tahu apa respon kekasihnya? Queen malah menabok dirinya dan pergi dari kamarnya begitu saja tanpa menjawab ajakannya.
"Haiss itu dia masalahnya Om, saya kemarin mengajaknya menikah tapi dia malah pergi tanpa menjawab pertanyaan saya dulu." Ujar Ala seperti anak kecil yang mengadu kepada ayahnya karena tidak di berikan permen.
"Jika begitu berarti anak saya menolak kamu." Rasanya Frederick ingin tertawa terbahak-bahak melihat wajah frustasi calon mantunya.
"Engga gitu juga Om, pokoknya saya mau menikah sama Queen titik." Kekekh Ala mulai melawan.
"Kenapa jadi kamu yang memaksa."
"Gapapa Om, yang penting saya menikah dengan anak Om." Ujar Ala tetap pada pendirianya, Frederick menghela nafasnya berusaha sabar.
"Kamu ini, anak saya masih sekolah dan butuh satu tahun lagi buat lulus. Memangnya kamu mau menunggu anak saya?" Tanya Frederick.
"Terlalu lama Om, kenapa engga nikah saat Queen masih sekolah aja kayak di novel-novel gitu." Ujar Ala.
"Kamu pikir ini dunia novel, pokoknya saya akan mengizinkan kamu menikahi anak saya saat Princess sudah lulus sekolah, titik." Ala menghela nafasnya pasrah, memang ya berbicara dengan tokoh novel memang menyebalkan beda dengan kekasihnya yang sangan Ala sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Antagonis
Teen FictionRatu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah tapi orang-orang bilang dirinya antagonis, Ratu harus meninggal karena dirinya menolong seorang ana...