Bab 48

7.4K 672 652
                                    

Queen tersenyum menatap ponselnya, dirinya tidak menyangka bisa merasakan di cintai oleh seorang pria. Dulu dirinya pikir ia akan selalu kesepian makanya mati ataupun hidup sama saja karena dirinya tidak akan pernah merasakan kebahagian.

"Sayang? hmm tidak buruk juga." Ucap Queen saat panggilan telpon dari kekasihnya sudah berakhir, Queen kembali ke kelas karena hari ini ujian sudah di mulai.

KBM kembali berlanjut, dengan santai Queen mengerjakan soal-soal ujian dengan mudah karena di kehidupan pertamanya dirinya sudah lulus berbeda dengan murid-murid lainnya yang terlihat kesusahan.

Satu jam berlalu sudah ada yang mengumpulkan kertas ulangan, Queen memberikan kertas ulangan dirinya. sebenarnya dirinya sudah selesai sedari tadi hanya saja dirinya tidak ingin menjadi pusat perhatian di kelasnya.

Queen berjalan di parkiran seorang diri, saat dirinya akan menaiki mobil ada tangan yang menghentikan dirinya masuk. dirinya melihat siapa yang berani menghentikannya dan ternyata Anjani.

"Tunggu Queen, aku mau bicara sesuatu sama kamu." Anjani menatap Queen memohon membuat dirinya menghela nafasnya.

"Masuk." Titahnya lalu masuk mobil, tadinya Frederick tidak mengizinkan nya membawa mobil hanya saja dengan seribu alasan yang dirinya punya akhirnya di izinkan.

Dengan senyum lebarnya Anjani masuk ke mobil, ini adalah kesempatan dia untuk meluruskan masalahnya dengan sang adik.

"Mau sampai kapan lo diem?" Tanya Queen dingin, Anjani sedari tadi memang menatap Queen membuat dirinya sedikit tidak nyaman.

"Ah maaf, aku hanya senang bisa duduk berdua dengan kamu lagi." ucap Anjani antusias.

"Cih kaku." Gumam Queen tapi masih terdengar oleh Anjani, bukannya marah Anjani malah tersenyum memaklumi karena di kehidupannya dulu dirinya berbicara pakai lo gue.

"Aku sudah terbiasa berbicara kaku di dunia ini, Queen. kamu tahu? aku bahagia bisa masuk ke dunia ini dan bertemu dengan kamu lagi, bahkan aku rindu duduk bersampingan dan bercanda tawa meskipun palsu." Ucap Anjani dengan pandangan kosong ke depan mengingat perbuatannya kepada sang adik dulu, jika boleh jujur dirinya juga sedikit rindu dengan suasana seperti ini.

"To the point." Sahut Queen mengalihkan pembicaraan sambil menyetir mobilnya, Anjani yang melihat sikap dingin Queen memaklumi karena ulah ia sendiri.

"Aku mau minta maaf sama kamu, Queen." Ucap Anjani tegas, terjadi keheningan didalam mobil membuat Anjani menundukkan kepalanya karena berpikir Queen tidak akan memaafkan dirinya.

"Setelah lo membuat gue seperti ini? lo kakak yang buruk." Jawab Queen tenang, tidak ada emosi marah sedikitpun karena dirinya sudah terbiasa.

Anjani menatap adiknya sedih yang tidak memiliki emosi apapun, Queen menjadi gadis dingin pasti ulahnya juga apalagi ia melihat tangan Queen yang sedang menyetir mencengkram setirnya erat.

"Pasti sedih banget ya jadi kamu? Queen maaf, aku tahu kejadian dulu semuanya adalah salahku." Queen semakin fokus melihat ke depan tanpa tahu ada mobil yang sedang melaju dari depan.

"QUEEN AWAS!! ADA MOBIL."

"QUEEN KITA BISA MATI LAGI."

"QUEEN, AKU MOHON HENTIKAN MOBILYA! aku takut." Bukanya takut Queen malah semakin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membuat Anjani memejamkan matanya takut bahkan memegang seatbelt erat-erat.

"Buka mata lo dan lihat baik-baik kalau kita akan mati lagi." Ucap Queen dingin, Anjani menggelengkan kepalanya tidak mau tapi ia sedikit mengintip membuatnya terkejut dan membelalak matanya.

"QUEENNNNNN"

saat mobil keduanya akan bertabrakan, Queen mengarahkan setirnya ke samping setelahnya memutarkan mobilnya agar berenti tidak menabrak apapun yang membahayakan keduanya dan akhirnya mobil berhenti.

Transmigrasi Queen Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang