"Ala, bukannya aku sudah bilang kalau aku masih sekolah." Ujar Queen kikuk, bigutupun Ala yang cengengesan.
"Hehe typo sayang, ini buat kamu." Ujar Ala menyengir sambil menyerahkan bunga dan boneka, apalagi saat tatapan matanya menatap calon mertuanya yang menatapnya datar dan tajam membuat Ala salah tingkah.
Ala mendekati Queen yang memegang bunga dan boneka dan menatapnya memuja, Queen pun membalas menatap Ala dengan mata berbinar karena memang dari dulu Queen memimpikan adegan romantis seperti ini.
"Sayang, sebelumnya terima kasih sudah menerima aku menjadi bagian hidup kamu. Aku senang banget mengenal kamu karena denganmu aku bisa merasakan kebahagiaan yang selama ini aku inginkan bahkan kamu yang menjadi penenang hidup aku. Entah bagaimana jika aku tidak bertemu kamu, mungkin saja aku akan menyerah." Ujar Ala tulus dari dalam lubuk hati yang terdalam, Queen menganggukkan kepalanya menatap sang kekasih terharu karena dirinya pun sama seperti Ala.
"Harusnya aku yang makasih buat kamu, karena kamu aku merasakan hal yang salama ini aku inginkan." Ujar Queen dengan senyuman penuh arti, Ala juga tersenyum karena mengerti maksud kekasihnya.
"Yaudah intinya kita sama-sama menginginkan hal yang seperti ini." Ujar Ala terkekeh begitupun Queen, apalagi mereka yang menonton sangat gemas dengan pasangan ini.
Keduanya saling tatap dengan perasaan yang menggebu-gebu, setelah itu Ala berjongkok di hadapan Queen dan mengeluarkan kotak kecil dari sakunya dan di sodorkan kearah sang kekasih membuatnya lagi-lagi terkejut.
"Kamu ngapain? bangun Ala."
"Sayang, tadinya aku menginginkan pernikahan kita dipercepat tapi tidak boleh sama calon mertua. Jadi...." Ujar Ala cemberut, dirinya menunggu kelanjutan ucapan kekasihnya.
"Jadi... Will you be my fiance?" Ucap Ala dengan wajah serius, hatinya meleleh melihat semuanya begitupun mereka yang bersorak kata terima, Queen menatap Frederick seperti meminta persetujuan dan frederick menganggukan kepalanya mengijinkan.
Queen terharu bahkan dirinya menahan tangisnya, rasanya dirinya ingin berteriak sekencang-kencangnya karena dirinya merasa bahagia. "Aku mau sayang." Seru Queen cepat membuat mereka bersorak, ada juga yang menertawakannya karena gemas.
Ala memasangkan cincinya dengan semangat, setelah selesai Ala berdiri dan ingin memeluk kekasihnya tapi dengan cepat Frederick menghalanginya dan menatap tajam Ala.
"Kalian belum halal, jadi jangan peluk-peluk." Tegur Frederick membuat Ala menatapnya sinis.
"Pelit banget, Om. padahal udah saya grepe-grepe." Ujar Ala diakhiri gumaman tapi sayangnya Frederick mendengarnya membuatnya melotot marah.
"Bilang apa kamu! Saya pecat jadi calon mantu tau rasa kamu." Ancam Frederick, bukannya merasa takut Ala malah meledeknya.
"Yaudah pecat aja Om, toh anaknya juga mau sama saya. Kalau Om engga memberikan restu, saya mau kawin lari aja sama Queen." Jawab Ala santai berbeda dengan Frederick yang rasanya sangan ingin membuat Ala menjadi ayam geprek.
"Jangan macam-macam kamu!" Seru Frederick.
"Kalau saya mau..."
"Udah Al ngalah sama orang tua, ngejawab terus ya kamu." Ujar Queen gemas, Ala cengengesan saja menatap kekasihnya dengan wajah polosnya.
"Cih giliran pawangnya yang berucap, langsung kicep kamu." Sindir Frederick, saat Ala ingin menjawab tapi mulutnya mengatup kembali karena melihat tatapan datar kekasihnya.
"Maaf boleh saya tahu siapa kamu? wajah kamu sangat mirip dengan murid saya." Ujar salah satu guru mendekati mereka, wajah Ala berubah datar kembali.
"Malam nanti anda akan mengetahui siapa saya, Atarik kita pulang." Ujar Ala dingin lalu memnggil adiknya, tanpa menjawab Ata dan Anne berjalan mendekati Ala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Antagonis
Teen FictionRatu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah tapi orang-orang bilang dirinya antagonis, Ratu harus meninggal karena dirinya menolong seorang ana...