Queen membuka pintu kamarnya dan wajahnya sedikit terkejut melihat seorang pria tampan sudah duduk di sofa sedang memejamkan matanya, Queen menghela nafasnya sudah biasa melihat Ala yang sering berada di kamarnya tanpa sepengetahuannya. Queen masuk ke kamar mandi mengabaikan Ala yang sepertinya tertidur pulas mungkin?
Setelah selesai mengganti baju santai Queen keluar kamar mandi dan dirinya terdiam kaku karena pelukan hangat yang Ala berikan untuknya.
"Aku rindu kamu sayang." Ucap Ala lirih.
"Shhhh." Queen meringis karena luka di bahunya tertekan tangan Ala.
"Kamu kenapa?" Tanya Ala khawatir bahkan langsung melepaskan pelukannya.
"Gue gapapa, minggir." Queen tidak ingin memberitahukan Ala tentang lukanya, toh dirinya sudah biasa terluka seperti ini.
"Sayang, Jawab jujur kamu kenapa?" Tanya Ala, wajahnya berubah datar karena Queen tidak terbuka padanya.
"Sudah gue bilang, gue gapapa." Jawab Queen sambil berlalu pergi, tapi tangannya ditarik Ala lalu di dorong ke tembok membuat Queen meringis kembali.
"Ala, Lo...." Ucapan Queen terhenti karena Ala langsung menurunkan baju bagian bahunya kebawah dan terlihatlah luka memar Queen seperti dipukul orang.
"ALA!" Sentak Queen tidak suka, jika seperti ini sama saja dirinya dilecehkan oleh pria di hadapannya.
"Siapa yang melakukannya?" Tanya Ala dengan tatapan gelapnya menatap luka Queen yang memar biru, dapat Queen lihat wajah Ala terlihat marah dengan tatapan tajamnya membuat tubuh Queen lagi-lagi bergetar.
"Lo engga perlu tahu." Sahut Queen sambil memperbaiki bajunya keatas tanpa peduli Ala yg terlihat sangat marah.
Ala yang tahu Queen tidak akan memberitahunya pun menggenggam tangan Queen lalu di dudukan di sofa sedangkan dirinya mengambil kotak p3k dan es batu di bawah tanpa takut Frederick tahu dirinya ada disini. Ala sudah berada di luar kamar, dirinya mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Seseorang.
"Cari tahu Siapa yang melukai gadis saya dan patahkan tangannya." Ucap Ala dingin, siapa yang tidak marah melihat kekasihnya terluka apalagi sampai memar biru tadi.
"Siap master." Ucap seorang pria diseberang sana, setelah itu Ala menutup panggilannya bahkan wajahnya yang tadinya terlihat marah berubah menjadi biasa lagi.
Beberapa menit kemudian Ala kembali dan mulai mengompres luka Queen lalu mengobatinya, hanya ada keheningan diantara keduanya.
"Sayang, aku tahu kehidupan kamu yang dulu memang tidak menyenangkan. Tapi bisakah jika terjadi sesuatu beritahu aku? Kamu sendiri yang menginginkan masuk ke kehidupan aku dan itu berarti kamu juga harus melibatkan aku jika mempunyai masalah. Bisa sayang?" Ala menatap Queen lembut, sedangkan Queen menatap mata Ala yang menatapnya tulus membuat hatinya terenyuh karena baru pertama kali mendengar seseorang mengucapkan itu padanya.
"Gue..."
"Aku tahu kamu belum mempercayai aku, tunggu hari Minggu nanti aku akan menjelaskan semuanya padamu dan semoga setelah kamu mengetahui siapa aku kamu tidak menjauhiku. Meskipun kamu ingin nanti, aku tidak akan melepaskannya karena kamu sudah masuk ke dalam kehidupan aku." Ala mengacak rambut Queen sambil tersenyum manis, Queen hanya terdiam terpaku menatap Ala yang tersenyum padanya entah kenapa sekarang Ala terlihat manis di pandangannya.
"Maaf." Lirih Queen memalingkan wajahnya, Ala gue emang penasaran sama lo bahkan gue rela masuk ke kandang singa hanya untuk mengetahui siapa Lo dan tentang semuanya yang ingin gue tahu. Tapi gue juga engga bodoh untuk tetap disamping Lo disaat gue tahu kalau memang Lo sangat berbahaya, gue akan terima siapapun Lo asalkan Lo bukan anggota mafia karena gue benci mafia dan gue enggak mau berurusan dengan masa lalu gue lagi- pikir Queen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Antagonis
Teen FictionRatu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah tapi orang-orang bilang dirinya antagonis, Ratu harus meninggal karena dirinya menolong seorang ana...