Bab 50

6.7K 659 588
                                    

Satu minggu sudah berlalu, tapi Queen belum kunjung bangun dari komanya. Selama itu juga Ala selalu berada di sampingnya dan menjaga Queen dengan penuh perasaan dan kelembutan, padahal banyak pekerjaan kantor yang harus dirinya urusi tapi Ala tidak memperdulikan itu semua karena prioritas nya saat Ini adalah Queen.

Frederick juga selalu datang setiap hari mengunjungi putrinya dan kadang menyuruh Ala pulang dulu untuk beristirahat tapi Ala menolak karena takut Queen kenapa-napa dan Ala ingin orang yang pertama di lihat Queen saat bangun adalah dirinya.

Seperti sekarang, dengan penuh perhatian Ala mengelap tangan Queen. Ya, setiap hari Ala yang membersihkan tubuh Queen, tapi kalian tenang saja bagian yang tertutup di lakukan oleh pelayan perempuan. Mana berani Ala melakukan itu disaat Frederick mengawasinya, kecuali hanya berdua saja maka Ala bisa mempertimbangkan nya wkwk.

"Sayang, kapan kamu bangun? Aku rindu kamu." Lirih Ala lalu mencium tangan kekasihnya yang sudah satu minggu ini dirinya rindukan, tapi tidak ada jawaban hanya ada angin kosong saja.

"Kamu lagi mimpi indah ya sekarang, makanya tidak ingin bangun. Sayang, aku janji jika kamu bangun maka aku akan memperlihatlah hal indah yang ada di dunia ini kepadamu. Jadi aku mohon bangun sayang, jika kamu seperti bagaimana aku bisa hidup." Ala berucap dengan nada sedih dan juga penyesalan.

"Sayang maaf, padahal aku sudah berjanji akan menjaga kamu semampuku, tapi ternyata aku gagal lagi sayang. Saat kecelakaan itu terjadi, pasti kamu kesakitan ya? Tapi tenang saja, aku sudah melukai diriku untuk menembus kesalahanku. Lihatlah lukanya sayang, tapi aku kesal karena lukannya hanya sedikit." Ala mengerucutkan bibirnya kesal saat teringat dirinya melukai dirinya sendiri.

"Kamu tahu sayang? Saat aku ingin melukai diriku agar lukanya bertambah banyak, tapi calon mertua menggagalkan rencanaku. Padahal aku hanya ingin merasakan rasa sakit yang kamu rasakan juga, ya meskipun aku tahu aku tidak akan merasakan rasa sakit itu. Maaf sayang." Ala terus mengoceh menceritakan tentang semua yang dirinya rasakan dan alami kepada sang kekasih yang seperti putri tidur, sampai Ala tertidur di samping tangan Queen yang berada di kasur miliknya yang berada di rumah sakit dengan posisi duduk.

Frederick yang memang belum pulang mendengar semua curhatan Ala kepada putrinya di depan pintu luar, Frederick menghela nafasnya yang beberapa hari ini melihat ingkah gila Ala demi putrinya padahal dirinya juga tidak tahu seberapa gila dirinya sama seperti yang Ala lakukan.

"Princess, kamu beruntung memiliki pria seperti Ala yang rela memberikan apapun demi kamu, daddy merasa tenang jika suatu saat nanti meninggalkanmu dengan Ala di sisimu." Gumam Frederick lalu tatapannya terlihat kosong mengingat ia saat bersama sang istri mengajak Queen yaang masih berada didalam kandungan istrinya.

"Sayang, Mas sungguh merindukan kamu dan Mas sudah menemukan seseorang yang tepat untuk princess kita seperti yang kamu inginkan. Dia baik, penyayang, pengertian, rela melakukan apapun demi princes, dan yang lebih penting dia sangat mencintai anak kita. Jika kamu masih ada pasti sangat menyukai pria muda itu, Mas sudah tidak sabar berkumpul denganmu lagi sayang." Lirih Frederick kepada istrinya, entah istrinya mendengar ucapannya atau tidak diatas sana tapi Frederick hanya ingin mengutarakan perasaannya saja.

Sedangkan Frederick tidak tahu, kalau selama ini princess yang dia jaga melebihi nyawanya sudah meninggalkannya atau mungkin sudah berkumpul bersama istri tercintanya.

*******
Dibawah alam sadar Queen.

Queen melihat sekitarnya yang berwarna hitam gelap, entah sudah berapa lama dirinya berada di tempat sepi ini, dirinya sudah berusaha mencari jalan keluar kembali ke dunianya tapi tidak menemukan apapun. Yang ada dirinya sendiri di tempat gelap ini, seperti di kehidupannya dulu yang hanya ada kegelapan dan kesepian.

Transmigrasi Queen Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang