Pov Ala.
Seperti yang kekasihnya bilang kalau dirinya kembali ke Spanyol untuk menyelesaikan permasalahan yang dirinya alami, dirinya akan membuat perhitungan kepada Ricard yang saat ini masih berbaring dirumah sakit ulah dirinya.
Dirinya bukan mencari untung dari kakeknya yang sakit, hanya saja ini rencananya dari dulu sebelum Ricard sakit karena racun yang ia berikan.
"Kak, apa semuanya sudah sesuai rencana kita?" Tanya Atarik serius, di sampingnya sudah ada Anne yang sedang memegang pistol.
"Ya, kita tidak boleh menunda waktu lagi. Ata, saya tugaskan kamu untuk menghancurkan semua markas Ricard, jika perlu ledakan semuanya." Titah Ala serius tapi dengan wajah tenangnya.
''Siap kak, saya akan melakukannya." keduanya akan serius jika menyangkut hal yang selama ini keduanya tunggu-tunggu,
"Bagaimana dengan saya, apa yang harus saya lakukan master?" tanya Anne yang sedang membidik pistol ke segala arah.
"Hancurkan semua bisnis Ricard."
"Siap master." ucap Anne tegas.
"Tapi ingat! Jangan melukai orang-orang yang tidak bersalah." Ucap Ala lagi membuat suami istri itu kebingungan karena biasanya Ala tidak memperdulikan orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan dia.
"Baik kak/master." ucap keduanya serempak, meskipun bingung keduanya akan melakukan apapun yang masternya ucapkan.
Ala tersenyum-senyum sendirian membuat pasutri itu kembali bingung dengan tingkah Ala yang aneh.
"Lihatlah, ada apa dengan tingkah kakak lo yang seperti orang gila." Bisik Anne bergidik ngeri, bukanya menjawab Atarik malah menatap istrinya datar.
"Jaga tingkah kamu juga, aku suami kamu." Ucap Atarik dingin setelah itu pergi keluar dengan wajah kesal, Anne melongo melihat Atarik yang berbeda dengan biasanya.
"Aku kamu? benar-benar aneh tingkah adik kakak ini." Gumam Anne bingung, dirinya melihat masternya yang ternyata sedang melihatnya juga dengan tatapan dingin.
"Kenapa masih disini, sana keluar." Titah Ala yang kembali berwajah datar, dirinya tidak sadar kalau keduanya masih berada disini betapa malunya Ala yang menunjukan wajah konyolnya tadi.
"Saya keluar master." Anne keluar sambil cengengesan, saat sampai pintu Anne berbalik menatap Ala lagi.
"Lo ganteng Ala kalau lagi senyum." Ucapnya setelah itu berlari keluar takut Ala ngamuk, dari sekian banyak orang yang bekerja dengannya hanya Anne yang berani memanggil namanya langsung.
"Cih kegantengan saya hanya untuk Queen seorang." Ala berdecih tidak rela karena ketampanan nya dilihat orang lain, Ala mengeluarkan ponselnya ingin menelepon seseorang yang dirinya rindukan padahal baru dua hari dirinya berpisah.
"Halo sayang." Sapa Ala antusias berbeda dengan tadi yang wajahnya datar.
"Iya Ala, ada apa?"
"Kok engga panggil aku sayang?" tanya Ala dengan nada merajuk.
"Ala, ada apa? bentar lagi aku masuk kelas loh."
"Tck aku rindu kamu." tidak ada jawaban dari seberang telpon membuat Ala bingung.
"Sayang?"
"Sayang, kok kamu engga jawab. lagi ngapain?"
"Sayang?" tanya Ala lagi bingung sekaligus khawatir takut gadisnya terluka.
"Maaf Al tadi ada guru, jadi aku keluar sebentar biar bisa ngobrol sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Antagonis
Teen FictionRatu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah tapi orang-orang bilang dirinya antagonis, Ratu harus meninggal karena dirinya menolong seorang ana...