Bab 46

2.2K 359 99
                                    

Ala terdiam memikirkan sesuatu lalu tatapannya melihat kekasihnya yang juga sedang menatapnya polos, apakah sayangnya aku yang melakukannya? Jika iya maka gadisku sangat menyeramkan- pikir Ala.

"Apa?" Queen yakin Ala sudah tahu siapa yang meledakkan markasnya Ricard. Ya, dirinya yang melakukan itu.

"Tidak perlu memikirkan itu, jika memang Ricard Memiliki musuh itu jauh lebih bagus. Satu hal yang harus kamu lakukan Anne, lindungi orang yang meledakkan bom itu." Jawab Ala dengan tatapan mata mengarah kearah gadisnya membuat Queen memalingkan wajahnya.

Berbeda dengan Anne yang kebingungan. "Master, saya saja tidak tahu siapa orangnya. Bagaimana saya bisa melindunginya?"

"Ck Lo kan kerja sama kakak gue, masa gitu aja engga tahu." Sahut Atarik, Anne menatap suaminya tajam membuat Atarik menelan ludahnya gugup. Baru pertama kali istrinya berani menatap dirinya dengan tatapan seperti itu dan membuat dirinya merasa tidak nyaman dan tidak suka juga.

"Lo juga orang terdekatnya, apa Lo juga tahu Siapa orangnya?" Tanya balik Anne sinis, inilah sifat dirinya yang asli.

Ditanya seperti itu Atarik terdiam dengan perasaan yang semakin tidak nyaman. "Lo, gue?"

Anne berdehem canggung, dirinya lupa disini masih ada mertuanya. Jangan sampai dirinya di cap tidak sopan, Anne mengangkat dagunya acuh.

"Kenapa, kaget lihat sikap aku? Jangan pikir aku mau sama kamu yang enggak punya perasaan sama sekali sama aku. Ingat ya kak Atarik? Aku bukan Anne yang dulu bodoh menginginkan kamu menerima pernikahan ini, dan inilah sikap aku, mau kamu terima ataupun engga aku ga peduli." Jawab Anne, lalu tatapannya melihat ke Ala lagi.

"Master, apa perlu saya mencari tahu siapa orang itu?" Tanya Anne kembali serius bahkan suaranya berubah sedikit lembut, berbeda saat tadi berbicara dengan Atarik.

"Tidak perlu, pergilah." Titah Atarik dengan tatapan mata yang masih berpusat kepada gadisnya bahkan melihat sekilas Anne pun tidak.

"Baik master." Anne berdiri membungkukkan badannya kepada Ala lalu menganggukkan kepalanya kepada Ainsley, sedangkan saat matanya melihat Atarik wajah dirinya berubah datar.

"Cih perasaan tidak nyaman apa ini, enggak bisa dibiarkan! Dia istri gue dan harus patuh sama suami." Gumam Atarik langsung berdiri membuat perhatian mereka teralih kepada Atarik.

"Mau kemana, nak?" Tanya Ainsley bingung melihat wajah anaknya yang masam.

"Mencari udara segar, Mom." Setelah mengatakan itu Atarik pergi meninggalkan mereka bertiga, Ainsley menggelengkan kepalanya melihat anaknya yang dirinya yakini akan mengejar menantunya.

"Bukannya keduanya pasangan suami istri? Tapi kenapa sikap keduanya tidak terlihat seperti pasangan?" Tanya Queen berusaha mengalihkan pembicaraan agar Ala tidak terus-menerus menatapnya dirinya.

"Keduanya menikah karena terpaksa, mungkin Anne sudah lelah dengan sifat Atarik yang tidak pernah menganggapnya ada." Ucap Ainsley sendu, Ainsley mengerti anaknya bersikap seperti itu karena belum menerima pernikahan ini tapi ia tidak bisa berbuat apapun untuk keduanya.

"Mom?" Tanya Ala lembut, Ainsley tersenyum hangat.

"Keduanya memang selalu menunjukkan rumah tangga yang harmonis didepan Mom, tapi mom tahu keduanya belum menerima pernikahan ini apalagi dulu Anne...." Ainsley tidak melanjutkan ucapannya karena melihat ada Queen disini.

"Maafin Ala, mom." Lirih Ala merasa bersalah.

"Bukan salah kamu nak, Mom yakin kamu melakukan ini pasti untuk kebaikan adikmu. Mom ingin ke kamar, kalian lanjutkan saja mengobrol nya." Ucap Ainsley lalu pergi ke kamar meninggalkan sepasang kekasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 21 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Queen Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang