Bab 29

3.4K 414 561
                                    

"Ala, mau sampai kapan lo peluk gue?" Ucap Queen yang sudah jengah membiarkan Ala memeluk dirinya, bahkan keduanya berada di posisi ini sudah hampir sepuluh menit.

"Kalau perlu selamanya aja sayang, aku nyaman pake banget peluk kamu kayak gini." Ucap Ala yang malah mempererat pelukannya.

"Enak di Lo, udah lepasin Ala." Queen yang memang bukan penyabar berusaha melepaskan pelukan Ala di pinggangnya, tapi tetap tidak bisa.

"Sayang, kita belum sampai ke tempat tujuan kita loh." Ala tersadar saat melihat sekelilingnya, kenapa keduanya berada di tempat sepi begini bahkan mata Ala melotot melihat sekelilingnya.

"Salah Lo juga kenapa engga kasih tahu gue mau kemana." Ujar Queen santai.

"Tapi engga harus berhenti di pemakaman umum juga sayang." Ujar Ala tidak habis pikir, bahkan lebih mengeratkan pelukannya.

"Yaudah makanya lepas pelukannya, kalau engga gue turunin Lo disini." Ancam Queen, semoga saja mempan kepada Ala.

"Berani kamu lakuin itu aku perkaos kamu disini, biar setan yang jadi saksi kita." Ancam balik Ala membuat Queen bergidik, seketika Queen menghela nafasnya lelah karena dirinya selalu kalah jika berdebat dengan Ala.

"Yaudah, kita mau kemana?" Tanya Queen malas, senyum manis terukir di bibirnya.

"Pasar malam." Ucap Ala, tanpa berucap apapun Queen kembali Melajukan motornya dengan Ala yang masih memeluk pinggangnya erat.

Dan disinilah keduanya berada, di pasar malam yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.

"Aaaaa senang banget bisa bawa motor lagi." Seru Queen bahagia, diam-diam Ala tersenyum karena melihat gadisnya yang bahagia padahal hanya membawa motor saja.

"Memangnya kamu sering bawa motor?" Tanya Ala memulai pembicaraan.

"Sering banget, bahkan kemana pun gue pergi selalu bawa motor tapi sayang di dunia ini gue engga boleh bawa motor bahkan mobil pun engga boleh." Ucap Queen sedikit sedih karena harus menghilangkan kebiasaan dirinya yang selalu membawa motor.

"Oke, mulai sekarang kalau kamu jalan sama aku kamu yang bawa motor." Ucap Ala santai tanpa melihat Queen yang menatap sinis.

"Ogah, yang ada Lo selalu meluk gue." Jawab Queen membuat Ala terkekeh karena ketahuan rencana modusnya.

"Sama pacar sendiri, emangnya salah?"

"Jelas salahlah, karena Lo bukan pacar gue." Sahut Queen sambil melihat sekelilingnya yang sangat ramai, bahkan banyak orang-orang yang berteriak histeris karena permainan.

"Tapi kamu sudah menerima aku."

"Ya, gue emang udah Nerima tapikan Lo belum nembak gue." Jawab Queen, Ala tersenyum misterius kepada Queen lalu tangannya menggenggam tangan gadisnya membuat Queen yang sedang melihat sekelilingnya menatap tangan keduanya yang saling genggam.

"Kalau begitu ayo kita pacaran, kamu mau kan jadi pacar aku?" Ucap Ala menatap Queen serius, berbeda dengan Queen yang terkejut bukan karena Ala menembaknya tapi terkejut dengan cara Ala menembak dirinya yang tidak ada kata romantis.

"Lo suka kayak gitu ya kalau nembak seorang gadis?" Tanya Queen tidak percaya, Ala yang melihat respon Queen biasa saja terdiam memikirkan sesuatu.

"Seperti yang aku bilang aku tidak pernah menembak seorang gadis, yang aku tembak itu orang-orang yang mencari masalah sama aku." Jawab Ala santai, sekarang gantian Queen yang terdiam karena Ala selalu mengucapkan kata itu dengan sangat santai seperti nyawa manusia tidaklah berarti.

"Lalu bagaimana lo menjalin hubungan dengan seorang gadis?" Tanya Queen lagi yang semakin penasaran tentang sosok Ala yang menurutnya banyak modus, pasti Ala banyak mantannya karena sifatnya seperti itu.

Transmigrasi Queen Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang