Kecemasan Arlian

410 24 1
                                    


Salbila yang masih tergulung di bawah selimut, semalam ia melewati malam yang sulit tidur karena keadaan badan yang sangat tidak mendukung rasanya semalam ia ingin menangis. tetapi,tidak ada alasan yang membuat dia menangis hanya rasa cemas, dan takut.

Salbila terbangun oleh suara ketukan pintu kamar nya, tetapi ia tidak pergi dari ranjang nya rasa nya badan nya seperti remuk.

"Sayang" panggil Nia dari luar kamar

"Masuk aja mi, ngga aku kunci kok"

Cklekk..

"Ayo sahur dulu sayang" ajak Nia

"Aku boleh ngga makan disini mi?" mohon Salbila

"Tumben" heran Nia

"Tolong ya mi, aku mau di kamar aja makan nya" bujuk Salbila

"Oke, nanti Alla yang antar makanan nya ya" Mami Nia menyetujui keinginan anaknya, ia paham sekali anaknya pasti kecapean karena kesibukan butik baru nya yang sudah mau launching.

Nia keluar dari kamar Salbila. Salbila menyandarkan badan nya ke headboard kasur nya ia meraih handphone nya, tidak ada notifikasi dari Arlian mungkin dia masih tertidur. Salbila hanya berselancar di sosial media nya, ia melihat referensi baju design untuk brand nya dan saat Salbila sedang serius melihat design-design baju notifikasi telpon menyala dan menampakan nama Arlian, ia mem-vidio call pada Salbila.

"Pagi sayang" Sapa Arlian

"Hai"

"Kok belum turun ke bawah? masih di kamar tuh aku liat-liat" tanya Arlian

"Iya aku masih di kamar sayang"

"Cuci muka dulu sayang"

"Bentar lagi"

"Kenapa sih sayang kaya ngga mood gitu?"

"Ngga kenapa-kenapa Arr"

Saat Salbila dan Arlian vidio call, tiba-tiba pintu kamar terbuka dan Shailla masuk tanpa mengetuk pintu.
Ia membawa sepiring nasi yang berisi sayur, kentang balado, dan sup ayam tidak lupa dengan kerupuk udang kesukaan Salbila.

"Kaka ini makanan nya" teriak Shailla.
Mampus, Salbila tidak ingin Arlian tau jika ia makan di kamar karena akan mengundang kecurigaan. Salbila memberi kode lewat mata nya ia mengedip Shailla, tapi sangat di sayang kan Shailla tidak peka dan terdengar ada suara di handphone kaka nya Shailla tau pasti itu Ka Arlian.

"Sayang" Arlian memanggil Salbila di telpon nya karena melihat Salbila membuang wajah nya di depan kamera.

"Ii-ya Arr" balas Salbila dengan gugup

"Kok diem, siapa yang masuk ke kamar?"

"Duh belum juga apa-apa udah di tanya kan" gerutu Salbila dalam hati.

"Hai, ka Arr" Shailla yang tiba-tiba muncul di layar Handphone sambil membawa piring yang berisi makanan.

"Halo de, bawa apa tuh di tangan" tanya Arlian

"Makan buat ka Sal ka Arr, aku di suruh mami buat antar ke kamar ka Sal katanya dia mau makan di kamar aja" jelas Shailla.

Damn, Salbila kesal dengan adiknya ini kenapa ia bercerita soal ini ia yakin setelah adiknya keluar dari kamar ia akan di wawancara sama Arlian.

"Udah taro aja piring nya di meja" titah Salbila pada Shailla.

"Yaudah bye ya aku keluar mau makan bye, selamat pacaran" goda Shailla.

Shailla keluar dari kamar kaka nya, Salbila sudah melihat wajar Arlian seperti sedang menyelidiki sesuatu.

"Sayang kenapa?" tanya Salbila

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang