Kejujuran

413 32 3
                                    


Pagi harinya Arlian sadarkan diri, ia melihat  sekitarnya ini bukan kamar apartnya dan juga bukan kamar nya dengan Salbila, Arlian baru saja menyadari bahwa ini di rumahnya tetapi di kamar tamu. Arlian beranjak dari kasur, dan ia melihat pada jendela untuk memastikan apakah dirinya benar-benar di rumah?.

"Mobil gue mana?" monolog Arlian.

"Sialan, pasti di pake sama si Rey atau Axel" gerutu Arlian.

Arlian mengeluarkan benda pipihnya dan mencari kontak mereka berdua.

          
  📱Rey...

"Halo bro" sapa Rey.

"Mobil gue dimana?" tanya Arlian.

"Aman, ini sama gue. Nanti gue anterin ke rumah ya."

"Ok, thanks"

"Arr, gimana rasanya bibir mantan?" goda Rey.

"Apaan sih goblok?"

"Sayang, i miss you so much hahaha" goda Rey lagi.

"Hah? Gue kenapa?"

"Lo bahaya juga kalo lagi ngga sadar Arr, bahaya-bahaya."

"Gue ngelakuin hal bodoh?" tanya Arlian.

"Lo cium mantan lo semalam"

Arlian terdiam dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"Yaudah gue mau mandi, mau ke kantor"

"Dih, kabur si buaya" ejek Rey.

Arlian memutuskan panggilan tersebut, dan keluar dari kamar tamu langsung menaiki anak tangga untuk menuju kamar nya dengan Salbila.
Saat Arlian memasuki kamarnya, ada Salbila yang sedang menggendong putri mereka. Saat Arlian berjalan ke arah Salbila..

"Ngga usah deket-deket, mandi dulu sana." larang Salbila yang langsung di ikuti oleh Arlian.

Saat Arlian keluar dari kamar mandinya, Lea sudah kembali tertidur di kasur mereka, Arlian langsung berjalan ke Wardrobe, dan melihat ada istrinya yang sedang mempersiapkan pakaian untuknya. Arlian memeluk Salbila dari belakang, kepalanya ia simpan di pundak Salbila dan mencuri ciuman pagi hari di pipi istrinya.
Cup...

"Maafkan ayah bu" ucap Arlian.

"Lepasin"

"Maafin ayah dulu"

"Maaf untuk?"

"Ayah udah mabuk, dan ayah pergi ke club"

"Hak kamu Arr" dingin Salbila dan beranjak pergi dari wardrobe.

"Sayang" panggil Arlian, Arlian mengekori Salbila saat Salbila ingin membuka pintu kamarnya di tahan oleh Arlian, Arlian kembali memeluk istrinya.

"Maaf sayang maaf" ucap Arlian.

"Aku udah bilang kan? Itu hak kamu. Mau kamu merokok, mabuk, bahkan bermain perempuan sekalipun silahkan, itu kesenangan kamu aku ngga bisa larang." sarkas Salbila.

Arlian terdiam mendengar kalimat terakhir yang istrinya bicarakan, 'bermain perempuan' istrinya seperti memiliki feeling terhadap kelakuan dirinya semalam.

"Bu, aku bingung harus lampiasin sama siapa kemarin" keluh Arlian.

"Aku ngga tau harus lampiasin sama siapa, dan lampiaskan kemana" lanjut Arlian.

"Yaudah udah nemu jawabannya semalam kemana? Pergi ke club kan? Yaudah itu jawabannya."

"Sayang aku tau itu salah, tapi aku cuma lampiaskan aja ngga lebih sayang."

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang