Awal Dari Luka

364 29 7
                                    


Selama Arlian di kantor, Salbila lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar dengan Lea. Setelah kejadian tadi pagi membuat ia semakin cemas dengan keadaan rumahnya, mau tidak mau Salbila mengunci seluruh akses untuk masuk ke rumah mereka.

Salbila sedang mengajak anaknya berbicara dan tertawa, disaat Salbila berusaha membuat anaknya tidak menangis, Lea selalu melihat ke samping tempat dimana letak tidur Arlian.

"Lea" panggil Salbila.

"Sayang ibu disini hey" Salbila yang tadinya merebahkan dirinya di samping anaknya, ia bangun dan membawa Lea ke pangkuannya.

"Cantik, kamu kangen ayah?"

Lea hanya tersenyum tipis.

"Kita vidio call ayah Arr nya ya, sebentar ibu cari handphone ibu dimana ya" monolog Salbila.

     📱Salbila calling...

Arlian langsung tersambung dengan vidio call dari istrinya, disebrang sana sudah ada Lea dan Salbila.

"Halo, cantik-cantiknya ayah"

Saat mendengar suara tersebut Lea langsung mencari sumber suara itu, Salbila langsung mengarahkan ponselnya di depan anaknya yang sudah ada Arlian di layar.

"Lagi apa anak ayah?"

"Lagi kangen ayah" jawab Salbila menirukan suara anak kecil.

"Mana yang kangen ayah? yang kecil atau yang besar?"

"Yang kecil lah" jawab Salbila.

"Ah yang bener, orang ibunya yang vidio call." iseng Arlian.

"Ya masa anak bayi main hp, aneh."

"Hahaha, buu."

"Apa?"

"Aku nanti kalo istirahat mau makan masakan kamu ya"

"Mau aku kirim ke kantor?"

"Ngga usah, aku pulang aja."

"Jauh ya pak jarak kantor ke rumah"

"Sayang, aku khawatir sama kalian di rumah."

"Aku, mama, sama Lea aman kok."

"Ngga, ayah mau pulang. Gpp cuma makan siang aja, aku mau memastikan perempuan-perempuan aku di rumah aman"

"Hm, yaudah iya. Mau makan sama apa? Biar aku masakin"

"Apa aja deh, masakan ibu pasti ayah makan."

"Lea, bentar lagi ayah pulang ya sayang tunggu ayah di rumah."

"Iya ayah" Salbila meniru suara anak kecil.

"Hati-hati di jalannya waktu nanti pulang ya" peringat Salbila.

"Iya sayangku, cintaku, cantikku ibu."

"Mulai"

"Hahaha, Yaudah aku lanjut kerja lagi ya bu"

"Iya, semangat ayah"

"Terimakasih sayang bye ayah tutup dulu".

Saat Arlian memutuskan panggilannya, ia kembali menatap layar laptop dan berkas - berkas yang ada di mejanya.

Tok... Tok...Tok..

"Masuk" instruksi Arlian.

Arlian hanya menatap Edward, ia malas melihat papahnya yang dari pagi sudah memancing emosinya.

"Lian"

"Mau apa papah ke ruangan Lian?"

"Papah mau bicara sama kamu"

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang