Sudah Habis ?

328 24 1
                                    

Sarapan pagi kali ini hanya berisi dentuman sendok dan piring, Anggelina heran melihat anak dan menantunya tidak seperti biasanya mereka saling mendiamkan.

"Lian" panggil Anggelina.

"Ya ma?"

"Kamu pulang kantor jam berapa?"

"Biasanya aku jam 4"

"Mama mau pulang ke rumah ya" pernyataan Anggelina.

"Ma serius mau pulang ke rumah?" tanya Salbila.

"Iya sayang nanti supir jemput mama kok"

"Ma apa sebaiknya disini dulu?" tanya Salbila.

"Ngga sayang, mama juga masih punya tanggung jawab sebagai istri, semarah dan sekecewa apapun mama sama papah, mama tetap harus jalanin kewajiban mama sebagai istri." jelas Anggelina.

Salbila terdiam mendengar itu, ini bukan sindiran tetapi ini adalah sebuah wejangan dari mertuanya.

"Ma, kalo mama di rumah sana kabarin Lian terus ya."

"Iya anakku, kamu juga harus jaga keluarga kecil kamu juga ya. Sekarang tanggung jawab kamu udah semakin besar, udah ada Lea."

"Iya ma."

Saat Arlian sudah menyelsaikan sarapannya terlebih dahulu, ia beranjak dari meja makan tersebut, ia akan langsung pergi ke kantor.
Arlian mendekatkan diri nya pada Salbila yang masih terduduk, dan mengecup kening istrinya tidak lupa mengelus kepala Salbila.

"Aku pergi kerja dulu ya, kamu baik-baik di rumah."
Pamit Arlian

Salbila meraih tangan suaminya, lalu mencium punggung tangan Arlian, dan tersenyum tipis.
Salbila dan Arlian tidak ingin terlihat seperti orang yang sedang berkelahi di depan Anggelina, karena mereka mempunyai prinsip jika urusan rumah tangga mereka cukup Arlian dan Salbila saja yang menangani, tidak ada campur tangan dari orang lain.

"Ma, aku pergi ke kantor ya. Mama kalo pulang, kabarin aku kalo udah sampai rumah" pamit Arlian yang tidak lupa mencium punggung tangan mamanya dan mencium kening Anggelina.

"Hati -hati" ucap Anggelina dan Salbila bersamaan.

Saat Arlian sudah meninggalkan rumah, yang tersisa di meja makan hanya Salbila dan Anggelina.

"Romantis ya kalian" goda Anggelina.

"Biasa aja itu ma"

"Oh biasa aja, jadi ada yang lebih romantis dong"

"Bukan itu maksud aku ma, maksudnya hal itu tuh hal yang harus di lakukan bukan sama suami istri kalo pamitan?"

"Iya sayang betul, itu tandanya kalian saling menghormati. Mama selalu berharap, rumah tangga kalian harus jauh lebih baik dari keluarga kita, tidak ada kebohongan, tidak ada perselingkuhan, dan pastinya selalu saling menjaga komitmen pernikahan kalian." harap Anggelina.

"Amiin ma, semoga ya."

Saat selesai kegiatan sarapan, ternyata supir pribadi keluarga Arlian sudah ada di depan rumah Salbila dan Arlian, Anggelina langsung berpamitan pada Salbila.

"Mama pulang ya sayang, hati-hati ya kamu di rumah"

"Iya ma, mama juga hati -hati di jalan"

Saat mertuanya sudah pergi meninggalkan rumah tersebut, Salbila kembali ke kamar dan ia melihat Lea yang masih tertidur di atas kasur kamar ibu dan ayahnya, Salbila mencium seluruh wajah anaknya, memperhatikan setiap inci wajah Lea benar-benar 100% fotocopy Arlian.

"Sayang, makasih ya udah hadir di tengah-tengah ibu sama ayah, ibu ngga berjanji untuk selalu sama ayah kamu tapi ibu berjanji akan selalu ada buat Lea." Salbila terisak.

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang